Rabu, 28 November 2012

Tafsiran Lagu Anak


Lagu “Matahari Terbenam”


Matahari terbenam
Hari mulai malam
Terdengar burung hantu
Suaranya merdu
Uhu uhu uhu uhu uhu…
dst.
Terdengar lirih bungsuku berdendang sewaktu belajar. Lagu yang memang akrab di telinga semenjak aku masih kecil. Lagu tersebut juga aku ajarkan kepada ketiga buah hatiku. Lagu yang singkat, sederhana, dan mudah dihafalkan.
Setelah kupikir-pikir, ternyata lagu tersebut sudah tidak cocok lagi untuk kehidupan sekarang. Matahari terbenam. Jika diperhatikan, masih menunjukkan waktu senja menjelang maghrib, bukan malam. Karena begitu matahari terbenam, muncullah mega-mega kemerahan sebagai petunjuk  waktu umat Islam untuk melakukan sholat Maghrib.
Demikian juga keberadaan burung hantu semakin langka, di desa-desa jarang sekali mendengar suara burung hantu. Apalagi hidup di perkotaan, tentu tidak akan pernah mendengar suara burung hantu yang sebenarnya. Alam yang tergeser oleh pemukiman penduduk yang kian merajalela. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan penduduk dan industri  memang wajib menggeser tempat tinggal satwa dan lingkungkungannya yang hijau.
Apalagi suara burung hantu yang terkesan mengerikan. Namanya saja burung “hantu”. Entah dari mana (belum mempelajari) etimologi burung hantu tersebut. Sehingga mendengar namanya saja sudah terkesan angker atau menyeramkan. Meskipun terkesan menyeramkan, pembuat lagu mengemasnya dengan memberikan suara yang merdu. Lucu juga kalau dipikir-pikir.
Nah, menurutku lagu yang tepat khususnya untuk anak-anak muslim dan muslimah adalah …
Matahari terbenam
Hari menjelang maghrib
Terdengar suara adzan
Mari kerjakan sholat
Ayo… ayo… ayo… ayo… ayo…
Ini hanya sekelumit opini atau ungkapan kata hati saja. Bukan berarti menolak atau mengacaukan lagu yang sudah populer tersebut. Sekelebat pemikiran untuk anak-anak yang memerlukan pembimbingan dalam menafsirkan sebuah lagu. 
                                                                                                28 November 2012

Selasa, 27 November 2012

Senja Menjemput


        Siang Terenggut

Usai sudah berjalan dalam siang
Meskipun tertatih terseok
Larut dalam pencarian hidup dan penghidupan
Demi kejar mimpi indah
Saat senja kian menjemput
Ku tak lagi cepat berlari
Ku tak gemulai menari
Ku tak lagi lantang berkata
Ingin berbalik ke siang
Yang terik dengan tatapan surya
Alirkan cucuran peluh
Tanda ku masih masih perkasa
                                    27 November 2012

Kamis, 22 November 2012

Bunga


                Alamanda
kemarau yang masih ragu-ragu
tinggalkan  peraduannya
sementara…
rinai hujan juga masih malu-malu
tuk songsong giliran
          namun kutak galau
          alamandaku kian semarak
          pamerkan pesonanya
          di setiap sulur dan julurnya
kuning … ungu… satu lagi
pink yang belum subur tumbuhnya
tak lupa sakura pun temani mereka
tak kalah cantiknya
          penuhilah pagarku dengan keelokanmu
          di samping adenium dan euphorbia
yang tak bosan-bosannya hibur aku
          s’mentara si anggrek masih diam membisu
                                                        23 November 2012

Sabtu, 17 November 2012

Sampah


Sampah jadi Masalah

Sedih rasanya tiap kali aku masuk ke kelas VIII C. Melihat tumpukan sampah sampai meluber ke pintu belakang madrasah. Memang kelas VIII C di madrasahku ini masih baru. Merupakan realisasi dana pemerintah yang harus diwujudkan untuk pembangunan gedung baru.
Gedungnya terletak di sebelah lapangan basket, parkir sepeda, dan tempat sampah. Karena itu lingkungan ini terasa panas. Walaupun kelas telah difasilitasi dengan dua kipas angin.
Yang selalu kuusulkan adalah penanganan sampah. Sampai kapan pun sampah akan menjadi masalah. Tiap hari kian menumpuk, mulai dari sampah jajan anak-anak: Play Group,  Madrasah Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Sedangkan lingkungan TK dan SMK sudah punya penampungan sampah sendiri.
Aku ingin tempat pembakaran sampah seperti halnya yang ada di rumahku. Tempat pembakaran sampah yang bisa disaring abunya. Jika sampah terbakar, abunya bisa jatuh dan bisa dikeruk. Sedangkan sampah bagian atas semakin turun dan bisa langsung diisi dengan sampah-sampah lagi. Demikian seterusnya sampai sampah habis dalam jangka waktu tidak terlalu lama.
Sekarang sedikit lega, usulkan ini mulai dapat tanggapan. Hampir terealisasi karena bagian Sarana dan Prasarana telah berbelanja untuk keperluan membuat tempat pembakaran sampah. Semoga lingkungan madrasahku nanti terbebas dari masalah sampah. Apalagi musim hujan, biasanya sampah-sampah makin menggunung karena sulit dibakar.
                                                                                                            17 November 2012

Rabu, 14 November 2012

Opiniku


Tahun Baru 1434 Hijriyah
Tak ada keriuhan dalam menyambut tahun baru umat Islam ini. Tak ada terompet, tak ada barong sai, tak ada suara raungan knalpot motor anak-anak muda yang menjadi raja jalanan. Bahkan banyak yang tidak tahu tentang pergantian tahun baru Hijriyah ini.
Yang ada justru gema dzikir dan sholawat di setiap masjid. Para orang tua mengajak yang muda untuk mengingat kepada Allah. Memperbaiki kekurangan yang telah diperbuat selama setahun ke belakang. Mengintrospeksi diri tentang amal perbuatan yang telah dilakukan. Baik hablumminallah maupun hablum minannas. Jika memang merasa banyak kekurangan, masih punya harapan untuk berbuat yang lebih baik di tahun 1434 Hijriyah ini.
Namun masih ada saja yang salah dalam menilai bulan Muharam yang suci ini. Bulan Muharam dianggap sebagai bulan yang keramat dan menjadikan sial. Di antaranya misalnya, masyarakat tidak mau mengadakan acara –acara tertentu dalam bulan ini. Karena mereka mengambil bulan Jawa, yakni bulan Suro. Tidak ada hajatan, karena dianggap membawa malapetaka di kemudian hari.
Justru jika mempunyai sugesti yang demikian, maka kejadian yang tak diharapkan pun muncul juga. Bisa juga ini akibat begitu kuatnya sugesti yang telah meresap dalam kehidupan umat Islam itu sendiri. Umat Islam masih perlu banyak belajar tentang sejarah Islam. Bukan dikait-kaitkan dengan tradisi Jawa yang masih banyak terpengaruh budaya Hindu saat pertama kali Islam menyesuaikan diri di Indonesia.
Karena itu perlu sekali, umat Islam untuk membenahi amal-amal yang rusak tersebut dan meningkatkan pendekatan diri kepada Allah swt. Setahun berlalu berarti usia juga berkurang satu tahun. Semakin mendekati kematian. Amal apa sajakah yang telah umat perbuat? Yang bisa menjawab hanya diri masing-masing. Semoga Allah meridlai umat Islam untuk berbuat lebih baik. Mengajak istri, suami, anak-anak, maupun orang-orang terdekat dalam keluarga, serta lingkungan masyarakat menjadi makhluk-makhluk yang senantiasa bertaqwa.
                                                                                                Akhir Dzulhijah 1433 H.

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...