Jumat, 27 Juni 2014

K2 Kemenag Diumumkan

Honorer K-2 Kementerian Agama Sudah Diumumkan

Cetak
20140627 agama
JAKARTA – Setelah dilakukan verifikasi ulang oleh Kementerian Agama mengenai data tenaga honorer kategori 2 (K-2), akhirnya Kamis petang (26/06) Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS mengumumkan tenaga honorer kategori 2 Kementerian Agama, yang dinyatakan lulus seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2013.
Pengumuman kelulusan yang ditunggu-tunggu puluhan ribu peserta tes CPNS dari tenaga honorer K-2 yang kebanyakan guru-guru Madrasah, ini merupakan yang terakhir dari daftar urutan pengumuman kelulusan K-2.

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Publik (PANRB) Herman Suryatman mengungkapkan, seperti pengumuman kelulusan sebelumnya, informasi lebih lanjut dapat dilihat di website resmi Kementerian PANRB dan BKN. “Pengumuman juga dapat dilihat di media partner, yakni JPNN dan Liputan6,” ujarnya Jumat, (27/06).
 
Herman mengimbau, tenaga honorer yang dinyatakan lulus supaya segera melengkapi berkas-berkas yang diperlukan untuk kepentingan pemberkasan. Namun diingatkan bahwa dalam proses pengadaan CPNS, termasuk tenaga hoorer K-2 ini tidak dipungut biaya sepeserpun.
 
Kalau merasa ada yang dimintai uang oleh oknum-oknum atau pihak-pihak yang mengaku berjasa dalam kelulusan seleksi CPNS ini, pihak yang dirugikan dapat melaporkan ke situs resmi pengaduan CPNS yang diampu oleh BPKP. (bby/HUMAS MENPANRB)
 
copas: Kemenpan Reformasi dan Birokrasi 

Rabu, 25 Juni 2014

Antologi PuJa XXIX ---KAMIL DAYASAWA---



Dilahirkan di Sumenep, Madura, 5 Juni 1991. Puisi-puisinya dipublikasikan di Horison, Radar Madura, Majalah Qalam dan Minggu Pagi. Buku antologi bersamanya: Akar jejak (2010), Estafet (2010) dan Memburu Matahari (2011). Saat ini tinggal di Jogjakarta.
                                                                                    Jawa Pos, 2 September 2012

Bayangan
Dalam doa kau lantunkan kasidah duka yang abadi.

Bila malam turun, bulan mengajakmu tamasya
mengelilingi kota-kota sibuk penuh suara

memasuki gang-gang gelap dan tenda-tenda remang
yang menyeruak aroma parfum campur air selokan

Angin menarik-narik rambutnya yang tergerai
seraya menghentikan langkah malam

Terurai wajah-wajah dalam bingkai foto
seorang lelaki tua dan bocah-bocah tak berdosa

Tapi kau harus terus berjalan mengikuti derap bulan
demi hari esok, demi harapan-harapan

Kau membiarkan kenangan-kenangan tanggal
bersama hentakan waktu

Pepatah dan wasiat-wasiat suci
kau biarkan mengambang di kepalamu

Karena zikir munajat di jalan takdir
maka semua jalan akan berakhir di ambang yang sama

“Aku berjalan bersama bulan
kau berjalan beriring matahari” katamu.

Kau tak pernah menangisi tubuhmu yang mati
Karena cintamu lahir dari kepedihan api

Karena kau lahir dari bayangan
Maka jalanmu ramai tikungan-tikungan
                        (Kota Gede, 2012)

Lebaran
1/
Kampung halaman adalah
telaga kenangan yang menenggelamkan rindu dendam
kuburan waktu yang mesti terus diziarahi bersamaan,
tanah basah dengan sederet pohon-pohon harapan
akan hari esok, yang mataharinya setia turun ke bumi
mengecupnya berkali-kali, menimangnya lewat air kali.

2/
Ramadhan selalu mengajakku pulang sebelum lebaran
sebelum gema takbir dialunkan lewat mikrofon-mikrofon
yang duduk di bubungan masjid mati yang tiba-tiba
hidup kembali

Aku bergegas tanpa bertanya kenapa matahari satu syawal
harus dirayakan dengan perkumpulan bersama sanak-teman
yang hidup di masa silam. Tumbuh di jejak-jejak tertinggal
pada ladang-ladang kering tak berpengharapan.

Kulepaskan segala yang berbau tanah rantau
karena di ramadhan, aku mesti terbangun dari pulau
yang menidurkanku dan memabukkanku dengan ciuman.


3/
Kampung halaman adalah tempat kembali segala luka peluru,
ibu yang setia mencatat ragam ceritaku

tanpa mengeluh kapan segera berlalu

4/
Aku merindukan kampung halaman
tanah kelahiran tak berpengharapan
Aku pulang menjelang tellasan*
demi malam cahaya, upacara-upacara takbir
sampai malam berakhir dan matahari lahir
sebagai hari baru, kemerdekaan yang biru.

5/
Aku mengerti, cinta seperti air
Kemana mengalir, muara tempat mereka berakhir.
                                    (Kota Gede, 2012)
                                    Lebaran (Bahasa Madura)

Pacinan
“Berangkatlah ke Legung atau Bintaro!
Berlayarlah dengan perahu, sampailah di lubuk yang biru.”

Kau mengutukku menjadi perantau.
Tak ada jalan pulang sebelum kemarau
sebelum bibit-bibit tambakau ditanam dan layang-layang
diterbangkan
anak-anak petani yang hanya mengerti cara berlari

Di negeri jauh, antara kepul asap kemenyan dan dupa
aku menjelma nisan yang teronggok di atas ladang mati
tanpa peziarah!

Kucari suratmu di tumpukan sampah, secarik pesan yang mungkin
adalah alamat orang-orang dari keheningan.
Pembawa petromak malam di antara kerlip kekunang terbang
menghablur pada ranting-ranting mawar tertidur.

“Berangkatlah ke Legung atau Bintaro!
Berlayarlah dengan perahu, sampailah di lubuk paling biru.”

Sederet kisah tanah kering kerontang mengutukku
menjadi pemburu tanpa peluru
menjadi kompas di rahang waktu

Hujan mengguyur seperti barisan malaikat
turun mengecup keningku, hingga aku dilahirkan kembali
dengan wajah baru yang murung seribu kenangan.

Hanya demi matahari terbit dan cahaya apinya
kau memberangkatkanku lalu diam menunggu.
                                    (Kota Gede, 2012)

Kasidah Pelaut
Kepada ikan-ikan di laut kami ceritakan
hikayat cinta kami di kasur pasir
yang selalu melahirkan purnama

Isyarat hujan turun yang kami amini
adalah air mata langit menetes
lantaran ketabahan kami berjalan
di atas peta nasib seperti karang
dihantam lecut ombak

kami setia mencatat nama-nama musim
meskipun ia adalah badai
Merenggut landai sara kami di tepi pantai
Menghadang langkah kami ke perahu
Yang menampung seribu tetes air mata kami

Kami hanya punya satu cerita abadi
Berangkat di malam sepi
Dan kembali ketika pintu jumantra terbuka bagi matahari.
                                    (Batang-batang, 2012)

Minggu, 08 Juni 2014

Honorer K2 Kemenag Invalid, Pengumuman kelulusan Ditunda

JAKARTA - Masih banyaknya data honorer kategori dua (K2) hasil verifikasi dan validasi (verval) Kementerian Agama (Kemenag) yang invalid membuat panitia seleksi nasional (Panselnas) CPNS menunda pengumuman. Panselnas bahkan mengembalikan data hasil verval ke Kemenag.

Kepala Biro Hukum, Komunikasi Informasi Publik (KIP) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Herman Suryatman kepada JPNN di Jakarta, Sabtu mengatakan, data itu dikembalikan lagi ke Kemenag untuk ditelaah ulang. “Kemenag memang sudah memasukkan laporan verval-nya. Tapi setelah ditelaah Panselnas, sebagian data ada yang invalid, makanya diserahkan lagi untuk ditelaah," ungkapnya.

Herman menjelaskan, honorer K2 Kemenag yang mencapai 50 ribuan dan tersebar di 34 provinsi membutuhkan waktu verval yang cukup lama. Dari 50 ribuan honorer itu, lanjutnya, sebagian besar adalah guru madrasah.

Karenanya Panselnas meminta Kemenag memeriksa ulang data honoror K2 sebelum diumumkan. Herman menegaskan, perlu kehati-hatian dalam pengumuman itu.

"Data Kemenag paling banyak dibanding instansi lain. Panselnas harus hati-hati, karena khawatirnya akan ada sisipan honorer bodong lagi," ujarnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan di Sumedang itu menambahkan, Panselnas hanya berharap kerjasama dari Kemenag. Semakin cepat data verval diserahkan, maka lebih cepat pula pengumumannya. "Kita targetkan bulan ini sudah diumumkan. Masyarakat sabar saja," tandas Herman. (esy/jpnn)

copas: JPNN.com

Jumat, 06 Juni 2014

Honorer K2 KemenPU Sudah, Kemenag Kapan?

JAKARTA--Pengumuman kelulusan honorer kategori dua (K2) kembali dilakukan Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS.

Kamis (5/6), kelulusan K2 dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) diumumkan lewat website Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan media partner salah satunya JPNN.

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) KemenPAN-RB Herman Suryatman mengungkapkan, 1.959 orang dari pendidikan SD sampai sarjana S1 dinyatakan lulus tes kemampuan dasar (TKD). Dengan demikian tinggal honorer K2 Kementerian Agama yang belum diumumkan.

"Semua sudah tuntas, tinggal Kemenag saja yang masih menunggu hasil verifikasi dan validasi. Kita harapkan secepatnya, kelulusan K2 Kemenag bisa dilakukan," ujar Herman di kantornya, Kamis (5/6).

Dia menambahkan, KemenPAN-RB membuka pelayanan bagi masyarakat yang menemukan adanya kejanggalan atas proses seleksi CPNS. Informasi tersebut dapat disampaikan kepada Panselnas melalui situs www.bpkpgo.id/pengaduancpns.bpkp.  (esy/jpnn)

 copas: JPNN.com

Minggu, 01 Juni 2014

Antologi PuJa XXVIII --- AHMAD MUCHLISH AMRIN ---



Lahir di Sumenep, 24 Agustus 1984. Pernah diundang untuk membacakan karyanya di Festival International Ubud Writers & Readers 2009. Kini mengelola komunitas Tang Lebun di 06 Rw 06 Singosaren Banguntapan Bantul Jogjakarta.
                                                                                                   Jawa Pos, 26 Agustus 2012
 
Halalbihalal di Miji
-kepada Bapak Abdul Yaid Qahar

Di manakah senyum Mbah Abdul Manan di antara padi-padi yang belum menguning?
Burung-burung terbang dari sawah satu ke sawah yang lain,
kudengar kicaunya serupa puisi
serupa cinta yang enggan pergi.

Di manakah kata-kata hujan Mbah Muzamma?
Dinginnya mengalir di urat nadi
dan air mata basah di pipi sepi.
Mendung yang kini pergi berganti matahari.
Kita yang belia sibuk mengejar bayang-bayang sendiri,
padahal bayang-bayang adalah mimpi pagi.
Bila sore nanti, bayang-bayang terentang di belakang
dan hasrat kita menjadi malam.

Di manakah kalimat-kalimat cinta Mbah Abdul Qahar
yang disaungkan di leher bulan?
Bila malam menuruti lelap dan jiwa menuruti gelap,
kita tengkurap dan ngorok bagai lenguh sapi.
“Mari kita susun lagi kata-kata
yang akan hidup jutaan tahun lagi.”
Tanpa sangsi dan ragu, kita sebut nama-nama cahaya
dengan asap kemenyan dan dupa
yang melindap di angkasa.

Di Miji, kita sampai
Di Miji, kita urai
Di Miji, kita temukan matahari dan bulan baru
Di Miji, bintang-bintang berkedip dalam diri.
Mojokerto, Agustus 2012

Akhirnya Aku Kembali Padamu
Akhirnya aku kembali padamu:
Alamat-alamat kenangan
Yang berdenyut di nadi senja.

Jam 14.30, bis Eka perlahan
meninggalkan Terminal Giwangan.
Bis itu mengangkut dua puluh alamat
dengan dua puluh penumpang.
Dan di bagasi ada dua puluh
travel bag kerinduan dan dua puluh
kardus kisah rantau untuk disajikan
di kampung halaman: sebagian debar
sebagian debur kesakitan.

Sang kondektur pelan-pelan mendatangi
penumpang-penumpang. Ia mencatat
nama-nama kota tujuan. Dan setiap kota-kota
yang disebutkan bagai memunculkan
mimpi, matahari, bulan, dan darahnya sendiri
dalam ingatan.

Bila kulihat ke samping,
pohon-pohon bagai berlarian
dan matahari menyembunyikan diri
di tangkai awan dan akarnya
kuning keemasan.
Sementara puisiku terus melaju
lebih kencang.

Aku benar-benar kembali padamu:
denyut kelahiran
sekaligus kematian.
Candi, Agustus 2012

 Tettelek 
Meski kau datang membawa kado ketenangan kepadaku.
Tapi jangan lupa tendangkan kakimu pada bara api di depan undakan itu. Api yang dinyalakan dari doa yang melata, dalam kendi kecil yang berisi kembang-kembang, ikatan-ikatan suwet, dan kelapa gading yang dibelah.
Agar jin jahat yang membuntutimu tak menggangguku dan ia segera kembali pada muasalnya.
Maka dengarlah tangisku. Indah, bukan? Tangisan itu bukan menyesali kutukan kelahiran dan dosa asal. Tapi aku sangat bahagia melihat dunia ini. Dengarlah tangisku sekali lagi dan kecuplah keningku, aku pasti termangu.
Memang dulu dalam perut Ibu, aku pernah gelisah melihat orang-orang di sekitarku yang saling gosip dan saling tipu. Namun, Ayah dan Ibu segera memohon ampun kepada Tuhanku.

Setelah aku lahir, Ayah memotong tali pusar yang melilit tubuhku dengan gigitan, agar aku kebal dari penderitaan.
Pada ari-ari yang dipendam di bilik rumah, Ibu menyertakan selembar kertas bertulis: a na ca ra ka da ta sa wa la, a b c d e f g, dan alif ba ta tsa. Agar aku bisa membaca huruf-huruf yang berjiwa: jiwa api, udara, tanah, dan puisi. Terima kasih kau telah datang padaku dengan hati yang jernih.
Candi Dungkek, 2012

Catatan:
Membesuk bayi yang baru lahir (Madura)

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...