Selasa, 18 April 2017

DRAMA GUNUNG KELUD



Babak III

(Di tempat yang lapang masyarakat berkumpul hendak menyaksikan sayembara yang diadakan oleh raja Brawijaya. Demikian juga para pangeran yang diundang sudah mulai berkumpul untuk mengikuti sayembara. Sayembara itu adalah merentangkan busur sakti Kyai Garudayeksa dan mengangkat gong sakti Kyai Sekardelima. Waktu keluarga istana tiba di tempat, masyarakat bertepuk tangan menyambutnya. Hingga penasihat membuat pengumuman.)

Penasihat         : Woro.. woro! Sayembara akan dimulai. Penonton harap tenang! Kita mulai dari pangeran Kusuma.

(Pangeran Kusuma maju untuk mencoba mengangkat busur sakti. Namun baru mencoba merentangkan busur tersebut, pangeran tidak kuat. Dia merasakan kesakitan pada tangannya.
Maka majulah peserta ke dua, yaitu pangeran Tirta.
Pangeran Tirta berhasil merentangkan busur sakti. Namun saat mengangkat gong sakti, pangeran terjatuh. Demikian juga pangeran-pangeran yang lain. Tidak ada yang mampu mengikuti sayembara tersebut. Para pengeran banyak yang cedera tulangnya karena menghadapi benda-benda pusaka yang sakti.)

Putri                : Bagaimana ayahanda? Tidak ada yang mampu kan? Karena memang aku belum ingin menikah.
Raja                 : Sabar, putriku... mungkin kali ini memang belum ada yang cocok untukmu.

(Tiba-tiba datang seorang pemuda berbadan besar berkepala sapi. Dia menerobos penonton dan menghadap raja dengan sopan. Dia bernama Lembu Sura.)

Raja                 : Siapa kamu? Tidak termasuk peserta kok masuk dalam arena.
Lembu             : Nama saya Lembu Sura, Baginda. Kedatangan saya adalah untuk mengikuti sayembara.
Putri                  : Hih... pemuda jelek kok ikut sayembara! Memangnya kamu mampu apa? (ketus)
Raja/Permaisuri: Putri... biarkan dia berbicara.
Lembu               : Saya hanya pemuda biasa. Saya mendengar ada sayembara ini dan ingin mencoba.
Raja                   : Bukankah kamu sudah melihat sendiri. Berapa banyak pangeran yang cedera karena sayembara ini.
Lembu               : Akan saya coba, Baginda.
Raja                   : Baik, silakan...  (Raja memberi komando kepada penasihat)
Penasihat           : Woro-woro! Masih tersisa satu peserta. Yaitu Lembu Sura. Mari kita saksikan.

(Lembu Sura mengangkat busur sakti Kyai Garudayeksa dan merentangkan dengan mudah. Tepuk tangan penonton meramaikan kembali arena sayembara. Raja terkejut, Putri merangkul ibunya dengan melirik Lembu sura.)

Penasihat           : Berikut kita saksikan Lembu Sura mengangkat gong sakti Kyai Sekardelima.

(Semua tegang melihat Lembu Sura. Ternyata Lembu Sura pun mampu mengangkat gong sakti tersebut. Raja terduduk. Tidak percaya dengan apa yang dilihat. Permaisuri memeluk putrinya yang menangis karena kejadian ini. Keluarga istana berembug.)

Putri                  : Ibunda, aku tidak mau menikah dengan Lembu. Dia jelek.
Permaisuri         : Sabarlah, Putri... kita cari cara lain untuk membatalkan ini.
Raja                   : Kita tidak mungkin mencabut perkataan sendiri. Siapapun pemenangnya akan menjadi suamimu.
Putri                  : Tegakah ayahanda bermenantukan pemuda seperti itu? Pokoknya aku tidak mau.
Raja                   : Ini sudah resiko, Putri. Atau mungkin kamu punya permintaan?
Putri                  : Begini saja. Aku akan minta yang tidak mungkin dia bisa melakukannya. Aku akan mengatakannya sendiri pada Lembu.

(Keluarga istana kembali ke arena. Di mana Lembu Sura masih menanti di situ. Putri maju berhadapan dengan Lembu Sura.)

Putri                  : Hai, Lembu! Jika kamu memang menghendaki aku sebagai istrimu, kamu harus menuruti permintaanku.
Lembu               : Baik. Katakanlah, Putri..
Putri                  : Aku ingin dibuatkan sumur yang dalamnya sampai puluhan meter di puncak Gunung Kelud. Di situlah nanti kita akan mengambil air buat mandi setelah menikah.
Lembu Sura       : Baiklah, apa yang Putri minta pasti akan saya laksanakan.
Putri                  : Belum selesai, Lembu. Kau harus menyelesaikannya dalam waktu semalam saja.
Lembu               : Akan saya coba, Putri. Baginda, saya mohon diri.
Raja                   : Pergilah ke sana. Nanti kami akan menyusul di senja hari.

(BERSAMBUNG)
                                                                                                                    LNR, 19 APRIL 2017

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...