Rabu, 06 Maret 2013

Kunci ke Enam



            Try out… try out… dan try out. Siswa yang menduduki di bangku kelas akhir sekolah disibukkan dengan belajar. Yakni jenjang SD, SLTP, dan SLTA. Apapun dan bagaimanapun usaha dilakukan para siswa, guru, dan orang tua untuk menyiapkan mental dan kemampuan berpikir siswa dalam menghadapi UNAS. UNAS seakan menjadi hantu yang ditakuti oleh semua orang dan terjadi setiap tahun. 

            Semua ikut tegang dalam menghadapi UNAS. Siswa takut tidak lulus. Orang tua akan sedih bila anaknya tidak lulus. Siapapun akan kena dampak malu bila saudaranya tidak lulus sekolah. Pun pihak sekolah akan mempunyai beban apabila siswanya ada yang tidak lulus. Bisa menjatuhkan image sekolah sehingga memudarkan “nama” sekolah dalam penerimaan siswa baru berikutnya.

            Karena itu pihak sekolah mengikuti alur kebijakan pemerintah. Di antaranya program try out. Baik Kemendiknas maupun Kemenag meluncurkan try out UN bersama. Mulai dari SD, MI, SMP, MTs., SMA, MA, dan SMK. Tidak lain karena ingin melatih siswa lebih terampil dan siap dalam mengerjakan soal-soal. Mulai bidang studi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan IPS.

            Dari hasil try out akan bisa dilihat, apakah siswa masuk dalam kategori lulus atau belum. Jika telah masuk kategori lulus, siswa tetap belajar hingga menjelang UNAS. Tetapi jika belum masuk kategori lulus, siswa bisa mengoreksi diri tentang apakah yang salah pada dirinya. Metode belajarnyakah atau memang kurang wawasan tentang keilmuannya. Jika ilmunya yang kurang maka masih ada kesempatan untuk belajar lebih giat melalui les-les yang ada.

            Dengan hebohnya persiapan UNAS yang terdiri atas 20 paket, pihak departemen pendidikan maupun agama pun menyiapkan try out per bidang studi. Sementara yang penulis alami adalah try out UN dari Kementerian Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs.) wilayah Jawa Timur. Khususnya bidang studi Bahasa Indonesia yang terdiri atas 10 paket.

            Selesai try out, ternyata pengoreksian diserahkan kepada guru Bahasa Indonesia masing-masing. Pusing juga karena tidak ada kunci jawaban yang menyertai. Minimal bila ada kunci jawaban, guru ada patokan jawaban dan tinggal mengecek kebenarannya. Karena tidak menutup kemungkinan huruf pada kunci jawaban tidak cocok hanya gara-gara salah ketik.

Memang idealnya guru lebih lihai dan lebih cepat menjawab dari pada siswa. Namun bisa dibayangkan membuat kunci jawaban pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 50 soal dikalikan 10 paket. Jadi ada  500 soal. Nilai disetor ke bagian Tata Usaha dalam waktu dua hari. Padahal soal Bahasa Indonesia terkenal dengan bacaan yang panjang. Meskipun guru Bahasa Indonesia, masih manusiawi bila “mual” melihat dan mengerjakan 500 soal untuk membuat kunci jawaban.

Satu per satu paket telah terjawab. Meskipun harus diselingi dengan kegiatan lain. Misalnya: menulis artikel, puisi, membuka akun Face Book, buka blogger, memasak, dan lain-lain. Tidak lain agar pikiran kembali fres dalam menghadapi soal-soal lagi.

Lima paket (250 soal) telah terselesaikan. Berikut, membuka paket ke enam. Melihat soal nomor 1 sampai beberapa, pernah terbaca pada paket sebelumnya. Buka-buka lagi. Ternyata pada paket enam tersebut mengulang dari paket satu sampai lima. Demikian juga paket 7, 8, 9, dan 10 sama dengan paket enam yang pola pengaturannya diacak per 10 nomor.

Lega rasanya. Karena kunci jawaban pun telah ada. Tinggal mencocokkan soal yang diatur sedemikian rupa. Hasil pekerjaan siswa variatif. Mulai salah lima sampai salah 25 pun ada. Intinya belum memuaskan. Akan tetapi masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan.

Sampai hari yang ditentukan mengumpulkan hasil nilai, penulis pun menyetorkan hasilnya. Dan berkatalah petugas Tata Usaha, “Bu, ini kunci Bahasa Indonesia dari Kanwil sudah dikirim melalui email. Baru saja!”

Hhhh, cape deh!
Tak apalah buat pembanding jawaban sendiri.

Kediri, 6 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...