Jumat, 13 Desember 2013

(Contoh drama) Seni dalam Pramuka



Seni dalam Pramuka, Pramuka dalam Seni
Di dalam pendidikan kepramukaan terdapat sentuhan nilai-nilai kesenian yang bersifat indah. Demikian juga dalam dunia seni, terdapat nilai-nilai pendidikan keterampilan yang bersifat kepramukaan.
Kerangka peristiwa:
1.      Sekelompok pemuda/pelajar tanpa aktivitas sedang berkumpul di warung. Mereka bosan dengan dunia sekolah dan bernisiatif jalan-jalan bersepeda motor.
2.      Di jalan melihat sekelompok anak Pramuka yang sedang berlatih.
3.      Kelompok pelajar negatif usil, mencari kayu untuk dilempar ke kelompok anak Pramuka.
4.      Kelompok Pramuka terkejut, mengejar kelompok negatif.
5.      Kelompok negatif lari, ngebut, jatuh menabrak polisi tidur.
6.      Kelompok Pramuka tak tega dan menolong pemuda negatif.
7.      Kelompok Pramuka dan kelompok pemuda negatif berdialog tentang kegiatan positif.
8.      Kelompok Pramuka dan kelompok pemuda negatif sepakat untuk berteman dan berlatih bersama dalam Pramuka.
Tokoh-tokoh:
1.      Protagonis:
a.       D         : pelajar SMK, aktivis Pramuka
b.      E          : pelajar SMK, aktivis Pramuka
c.       F          : pelajar SMK, aktivis Pramuka
d.      G         : pelajar SMK, aktivis Pramuka
e.       H         : pelajar SMK, aktivis Pramuka
2.      Antagonis:
a.       A         : pelajar SMK yang suka bolos dan mengambil milik orang lain
b.      B         : pelajar SMK yang suka bolos dan merokok
c.       C         : pelajar SMK yang suka bolos dan menghambur-hamburkan uang

BABAK 1
(Pukul 11.00, di suatu kedai terdapat 2 orang pelajar SMK usil yang sedang bercakap-cakap)
A         : (minum kopi) Mana ya?, C kok belum tampak batang hidungnya.
B         : Baru disuapi emaknya kale! (sambil membuang puntung rokok)
A         : Mana mungkin? Orang bolos sekolah, masak mampir ke rumah. Bisa direbus sama   
             emaknya  nanti!
(Terdengar suara motor dengan knalpot yang meraung-raung)
A+B    : Hai, Bos! Panjang umur kamu!
C         : Gimana lagi, mau bolos harus nunggu satpam lengah dulu. Terpaksa deh, aku panjat 
             pagar.
A         : Weee… Selamat! Selamat! (sambil berangkulan)
B         : Okelah kalau begitu! Sekarang kita mau apa? Boring gini-gini terus. Sekolah ogah, 
             pulang dimarahi memes. Ngopi, ngerokok, juga sudah.
C         : Ayooh, jalan-jalan aja! Boncengan bertiga.
A         : Kemana, Bos?
C         : Alaah jalan aja, mumupung masih jam segini. Paling-paling gak akan ketemu bapak ibu 
              guru. Ini kan masih jam pelajaran.
B         : Uke… uke… cucok!
A         : Oiya, Mak! Bayar besok ya, kopinya…

BABAK 2
(Pukul 14.00, masih putar-putar di jalan, ketiga pelajar negatif melewati base camp Pramuka. Melihat kelompok Pramuka beriap-siap berlatih, keluar ide usil mereka)
C         : Apaan tuh! Anak-anak kurang kerjaan he he he
A         : Ha ha ha hari gini, masiiih ada saja anak muda yang mau ikut Pramuka.
             Eh, berhenti yuk!, kita samperin mereka. (mengambil ranting-ranting kayu di dekatnya. 
              B ikut mengambil ranting)
B         : Yuk, jalan pelan-pelan. (B dan C melemparkan ranting-ranting kayu ke kelompok 
              Pramuka)
C         : Makan tuh! Buat bakar-bakar ya… ha ha ha
(Sementara kelompok Pramuka yang sedang berdiskusi terkejut mendapat perlakuan seperti itu)
D         : Astaghfirullahal adziiiim… Hei!! (marah, hendak berlari)
E          : Tenang! Tenang! Sabar! (mencegah D)
F          : Kita beri pelajaran mereka, mereka terlalu sering mengganggu kita.
G         : Yuk, kita tanya maunya apa…
(D, E, F, G,dan H berjalan ke arah pelajar negatif. Tetapi kelompok negatif malah menjalankan motornya. Kelompok Pramuka mengejar)
H         : Hai, tunggu! Kita bicara baik-baik…
(A, B, dan C justru menggeber gas. Belum sampai 100 meter, tiba-tiba… BRAAAAK. Mereka melanggar polisi tidur)
A         : Ach…
B         : Wadowww!
C         : Juangkrik!!!
(D, E, F, G, dan H menghampiri. Tapi melihat kondisi mereka, rasa marah telah hilang karena kasihan. Kelompok Pramuka berinisiatif membawa mereka ke base camp Pramuka)
D         : Ayo, aku tuntun kamu!
C         : Nggak! Aku nggak mau!
H         : Ayolah… kamu butuh pertolongan… (sambil menuntun ke base camp)
D         : Dia tidak bisa berjalan, kita bopong saja! (B dibopong karena kondisinya paling parah)
E          : Sementara A masih bisa berjalan, kita papah saja.
F          : Aku tuntun sepeda motornya. (sambil mengamati sepeda motor yang ambruk) Wah…  
             motornya gak bisa dijalankan, pelengnya melengkung.
(semuanya menuju ke base camp untuk memberikan pertolongan pertama pada pelajar negatif)

BABAK 3
D         : Rasakan tuh, ini pelajaran buat kalian yang usil.
(H menepuk pundak D, memberi isyarat untuk tidak emosional)
H         : Sabar D, dia dalam kondisi tersudut dan malu. (berbisik-bisik)
D         : Ya sudah, kamu aja yang urus. Aku tak tahan pingin nggigit mereka aja.
H         : Rebes…
(Sementara A, B, C yang sedang mendapat pertolongan pertama merenung dan berpandangan dengan kelompoknya, seolah ada isyarat untuk minta maaf)
A         : Sori, Bro! kami telah usil pada kalian.
B         : Iya, aku juga minta maaf.
C         : Kami tak akan mengulangi lagi.
H         : Kenapa sih, kalian selalu berbuat begitu? Bolos sekolah, ngganggu orang-orang di jalan. 
              Memangnya kamu nggak pingin pinter apa?
A + B  : Siapa sih… yang nggak pingin pinter. Tapi aku bosan dengan pelajaran. Setiap hari
              hanya ketemu dengan teman cowok-cowok semua.
F          : Kamu sih, kurang kreatif. Jika kamu mau, masih banyak kok hal yang seharusnya kita 
             lakukan.
B         : Aku gak bisa apa-apa.
E          : Belajar dong. Kami saja, kekurangan waktu untuk mempelajari segala hal di Pramuka 
             ini. Kalau kalian mau, bisa saja gabung dengan kami.
C         : Memangnya boleh, kami gabung kalian? Bukankah kami sudah dicap oleh masyarakat 
             sebagai pemuda yang negatif.
G         : Loh, kenapa tidak? Pramuka tidak pandang bulu untuk mendidik mental dan fisik setiap 
             anggotanya. Banyak hal di sini yang sangat positif. Kamu bisa mengekspresikan bakat-
             bakat terpendam kalian di sini.
A         : Tapi kalau aku melihat kegiatan kalian, seperti militer saja. Rasanya baru melihat sudah 
              cape.
D         : Yang penting niatnya dulu…
F          : Kalian boleh mengamati dulu apa yang kami lakukan. Tidak hanya baris-berbaris saja kok. Kami juga ada kegiatan olah raga, kesenian, keterampilan, dan insya Allah segala kegiatan kami usahakan bisa.
(Akhirnya kelompok pelajar negatif tertarik untuk melihat kelompok Pramuka berlatih, dan ketiganya memutuskan untuk mencoba bergabung)
BABAK 4
(Keesokan harinya,usai sekolah kedelapan anak menuju base camp Pramuka untuk berlatih sesuai yang direncanakan kemarin)
H         : Semua sudah bawa sarung kan? Hari ini kita berlatih tari Saman. Biarpun kita cowok, gak boleh kalah lo sama cewek-cewek. Di sinilah, nilai seni akan mewarnai jiwa-jiwa Pramuka tegas namun berhati lembut.
A         : Dulu aku kira Pramuka itu kaku. Harus dengan kekerasan.
E          : Gini lo, berlatih Pramuka itu tidak harus dengan ketegangan. Ada sentuhan nilai seni yang bagus. Misalnya, berbaris saja kita bisa menggunakan berbagai formasi, sehingga baris itu menjadi indah.
D         : Kita juga bisa melakukan olah raga atau senam dengan berbagai musik. Membuat kita senang melakukannya.
F          : Kamu punya bakat apa, C?
C         : Aku bisa musik…
G         : Nah, bagus tuh. Nanti kita bermusik ria untuk acara apapun.
B         : Kalau aku sih, jelek-jelek begini juga pernah juara pidato pada waktu SD ha ha ha
D         : Gak masalah, suatu saat pasti akan terpakai. Jangan khawatir, Bro! semuanya pasti tidak akan ada yang nganggur.
H         : Oke, oke … semua bisa diatur. Yang penting dalam kegiatan apapun, baik itu yang bersifat fisik, mental, ataupun yang bernilai seni, tidak lepas dari kedisiplinan. Karena dalam wadah Pramuka ini, kita memang dicetak untuk menjadi generasi muda yang kuat, tangguh, cerdas, peka terhadap lingkungan, dan menyukai keindahan. Nah, sekarang kita mulai latihan tari Saman. (mereka asik berlatih tari Saman)
(Akhirnya kedua kelompok pelajar yang tadinya berseberangan menjadi satu kelompok, yaitu kelompok Pramuka. Mereka rajin berlatih, mulai baris-berbaris, semaphore, tali-temali, membuat mading, menari, menyanyi, dsb hingga setiap ada perlombaan kelompok Pramuka ini selalu tampil dengan kompaknya)


Minggiran, 29 Agustus 2012
Luluk Nur Rohmawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...