Pagi-pagi bangun dengan mematikan alarm agar istri
tidak terbangun. Sering dilakukannya bila sempat mengerjakan kegiatan yang
diinginkan di pagi hari. Yakni dengan membuatkan istri dan anak-anaknya sarapan.
Lalu salahkah bila suami memanjakan keluarganya dengan memasak kesukaan istri
dan anak-anaknya?
Tidak sedikit laki-laki yang menjadi chef. Meskipun
bukan seorang chef, juga banyak suami yang berhobi memasak. Sehingga meskipun
di rumah ada asisten rumah tangga, seorang suami yang hobi masak juga tetap
akan melakukannya di saat senggang. Ini adalah surga dunia bagi istri atau
keluarga suami tersebut.
Akan tetapi bukan berarti istri harus santai-santai
membiarkan suami sendirian di dapur. Tegakah kita sebagai istri membiarkan
suami sendirian di dapur? Minimal bila tidak ada kegiatan yang harus dilakukan,
istri bisa menemani untuk sekedar ngobrol sambil menunggu masakan matang.
Meskipun sebenarnya istri juga bisa memasak.
Sajian makanan dari suami habis dimakan istri dan
anak-anak merupakan kepuasan tersendiri bagi suami. Akankah istri merasa
bersalah jika ternyata masakan suami lebih enak dari pada istri? Seharusnya
memang istri harus malu dengan suami kenapa suami harus lebih terampil memasak.
Tapi hal tersebut tidak menjadi dasar bahwa istri harus memasak lebih enak dari
pada suami. Namanya juga hobi, tidak perlu risau dengan siapa yang lebih jago
memasak. Yang penting keikhlasan untuk melakukannya.
Perkembangan zaman memang mengubah segalanya. Dulu bisa dikatakan tabu bila suami
terjun ke dapur. Karena tugas suami sebagai kepala rumah tangga dan mencari
nafkah. Sehingga urusan domestik rumah tangga menjadi tanggung jawab seorang
istri. Mulai memasak, melayani suami (dan anak-anak), mematut diri untuk suami,
sampai berbenah tentang rapi dan tidaknya keadaan sekitar rumah.
Emansipasi yang diperjuangkan oleh R.A. Kartini
memang telah terwujud. Saat ini istri bisa ikut membantu suami mencari nafkah
sepanjang tidak kebablasan dan tetap bertanggung jawab atas tugasnya sebagai seorang
ibu. Termasuk lelaki yang bisa memasak merupakan perkembangan kesadarannya untuk
bisa juga terjun pada urusan domestik rumah tangga, yaitu salah satunya memasak.
Bahkan profesi masak-memasak saat ini makin
digandrungi oleh kalangan laki-laki. Entahlah, apakah semakin ke depan profesi ini memang cukup menggiurkan bagi
masyarakat. Atau apakah memang chef laki-laki memang jauh lebih menarik dari
pada chef wanita. Karena saat ini juga tidak sedikit wanita yang tidak bisa
memasak. Nah, sudah mulai terbalikkah dunia ini?
Hal ini bisa dilihat siapa penjual makanan, mulai
yang di emperan sampai restoran tingkat elit. Tentu laki-laki lebih banyak
mendominasinya, sebagai tukang masak (untuk emperan) dan chef (untuk restoran atau hotel). Sedangkan istri
lebih banyak sebagai asisten. Yakni membantu dalam hal menyiapkan segalanya
hingga mencuci piring.
Apakah karena dilatarbelakangi faktor lapangan
pekerjaan yang semakin sempit? Sehingga laki-laki merambah dunia wanita dan
menjajah pekerjaan yang seharusnya untuk wanita. Memang antara wanita dan pria
saat ini seakan tak ada penghalang untuk meraih profesi yang diinginkan.
Sepanjang mampu melakukannya.
3 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar