Jumat, 17 Mei 2013

Kenapa Pelanggan PLN?



Bulan Mei adalah bulan kegalauan sebagian pelanggan listrik di Indonesia. Banyak hal yang diperbincangkan oleh warga.

Ana     : Kok tagihan listrikku naik banyak sekali ya…
Ani      : Aku juga, sekitar lima puluh ribu rupiah.
Joko     : Wah, aku malah sampai lima ratus ribu nih. Padaha biasanya hanya lima puluh ribu
   rupiah per bulan.
Budi    : Tagihanku hanya naik lima belas ribu rupiah. Maklumlah, kan TDL juga naik. Tapi
              kenapa ya, punya kalian naiknya begitu banyak?
Joko     : Nah, itu tuh! Yang jadi pertanyaanku. Padahal aku rajin membayar lo. Kalau gitu, ayo 
              ramai-ramai demo saja!
Ani      : Ya, jangan “grusa-grusu” gitu to, Pak Joko. Kan bisa ditanyakan ke PLN dulu.
Budi    : Betul, kita tanyakan dulu pada kantor PLN setempat.

Tak sedikit dialog semacam di atas terjadi di mana-mana. Banyak pelanggan listrik mengeluh, seperti halnya di sekitar daerah saya. Begitu tagihan (listrik) keluar, masyarakat terkejut dengan kenaikan tagihan yang menimpanya. Maka beragam ekspresi pun muncul seketika. Ada yang marah, ada pula yang kecewa. Yang jelas tidak ada yang bergembira.

Sebagian masyarakat akhirnya berbondong-bondong menanyakan tagihannya ke kantor PLN. Di situlah mereka mendapat jawaban yang tetap tidak mengenakkan hati masyarakat. Karena setelah dibukakan data pada komputer oleh petugas, ternyata kata petugas ada rekapan tagihan yang tertunda di bulan-bulan sebelumnya. Sehingga sewaktu diakumulasi menjadi membengkak.

Tapi kenapa harus ada tagihan yang belum terbayar. Bukankah setiap bulan pelanggan sudah ditagih? Di sinilah perlu adanya sosialisasi kenapa bisa terjadi demikian. Masyarakat Indonesia masih banyak yang buta teknologi, buta informasi, dan buta pengetahuan birokrasi. Meskipun pihak PLN telah menyosialisasikan melalui media televisi, toh tidak semua masyarakat melihat tayangannya. Sehinga masyarakat masih diliputi oleh rasa penasaran yang tak terhingga.

Ada juga yang putus asa karena tagihan yang baginya terlalu tinggi, tidak mau membayar dan meminta untuk memutuskan aliran listrik di rumahnya. Masyarakat awam belum bisa berpikir panjang tentang akibat keinginannya untuk memutus aliran listrik di rumahnya. Jika betul-betul diputus, apakah mau kembali menggunakan minyak tanah? Padahal harga minyak tanah begitu tinggi. Juga baterai, accu, maupun media lainnya yang sekiranya bisa dipakai sebagai pengganti penerangan pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit juga.

Penyebab belum terbayarnya sisa rekening bulan-bulan lalu, bisa saja terjadi karena:
1.      Petugas (pencatat) meteran teledor menulisnya.
2.      Kemungkinan masih ada juga masyarakat yang curang dengan mencuri aliran listrik.
3.      Atau mungkin masih ada alasan lain lagi yang berhubungan dengan tagihan listrik.

Untuk yang nomor dua, yaitu tentang kecurangan “mencuri” aliran listrik, saat belum terdeteksi masih aman-aman saja. Tetapi begitu ada penertiban, ternyata dari hasil yang belum tertagih bulan-bulan bahkan tahun-tahun lalu akan terlihat. Sehingga jika ditotal dalam waktu tertentu akan menjadi banyak sekali.  Hal ini tentu akan membebani oknum itu sendiri.

Karena itu pihak PLN perlu memberikan penyuluhan betapa pentingnya aliran listrik untuk kehidupan. Apapun kegiatan manusia tidak bisa meninggalkan listrik. Listrik telah menjadi kebutuhan primer.
Juga penyuluhan kepada masyarakat luas agar berlaku jujur. Karena dari sekian ratus juta manusia Indonesia masih ada saja yang melakukan pencurian aliran listrik. Mereka tidak sadar bahwa tindakannya sangat merugikan negara. Sedangkan bila perbuatannya ketahuan, bukannya jera dengan sanksi yang diberikan tetapi justru berupaya untuk mencari kompensasi lain. Misalnya dengan memrovokasi warga lain untuk berdemo.

Seadainya semua warga negara mempunyai kesadaran tinggi untuk taat peraturan, tentu tidak akan terjadi lagi yang namanya kecurangan, melanggar, korupsi, maupun perbuatan-perbuatan tercela lainnya.
Kapan ya?

18 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...