Rabu, 13 November 2019

Cerpen "Misteri Lemari Lula"


Misteri Lemari Lula
Azaira
            Pulang sekolah lemari Lula dalam keadaan berantakan. Tumpukan baju yang selalu ditata rapi kali ini keluar dari tempatnya.
            “Ulah siapa ini? Pasti adik yang suka cari sesuatu di lemariku. Kemarin aku dapat hadiah ulang tahun bros dari Nania. Pasti adik mencarinya dan ingin memakainya. Huh! Biarkan aja deh. Toh bros cantik ini masih ada padaku,” pikir Lula.
            Lula mengadu pada mama, “Ma… lemari Lula diacak-acak adik. Dia suka cari sesuatu, Ma. Tapi nggak mau mberesi lagi. Lihat, Ma… berantakan kan?
            “Masa, sih. Adik kan nggak pernah berbuat begitu. Dia memang selalu ingin tahu tentang apa yang kakak punya. Tapi selama ini kan belum pernah melakukan seperti apa yang kau tuduhkan,” bela Mama. Okelah, sekarang kita tata kembali baju-bajumu yang morat-marit ini. Sambil berpikir mama membantu Lula menata kembali pakaiannya ke dalam lemari.
            Diam-diam mama bertanya kepada adik tentang lemari kakaknya. Ternyata adik tidak tahu-menahu. Mama menyimpan dalam hati peristiwa itu. Juga tidak berusaha bertanya pada Emak yang setiap pagi ada di rumah. Karena pagi hari adalah hari yang sepi. Papa dan mama bekerja. Lula dan adik sekolah. Tinggal si Emak yang beres-beres rumah sambil memasak.
            Hari kedua sepulang sekolah, Lula dikejutkan oleh peristiwa seperti kemarin. Lemari Lula berantakan lagi. Pakaian yang kemarin dirapikan bersama mama kali ini keluar lagi dari tempatnya. “Hemm ulah siapa ya?”, Lula tak segera membereskan pakaiannya yang berantakan keluar. Lula mulai curiga dan melihat sisa-sisa uang sakunya yang berada di meja belajar. Barangkali ada yang berniat mencuri di kamarnya. “Loh,  uangku masih ada pada tempatnya. Masih utuh lagi. Cincin mama yang biasa aku pakai juga masih, huhh … apa sih maksudnya?”, Lula mulai kesal.
            Jenuh Lula menunggu mamanya pulang. Meskipun menonton acara TV kesukaannya, Lula tidak konsentrasi melihatnya. Ia masih jengkel dengan ulah seseorang yang telah mengacak-ngacak lemarinya. Ia tidak habis pikir, kenapa harus lemarinya saja. Bukan lemari adik atau rak mama yang di samping TV. Atau meja kerja papa yang di situ banyak barang berharganya.
            Baru saja mendengar suara motor mama, Lula berlari menjemput mama ke depan. Belum lagi mama melepas tas kerja, Lula segera menggandeng dengan paksa tangan mama. Dibawanya mama ke kamarnya. “Lihat, Ma…ulah siapa sih? Apa maunya dia ngacak-ngacak lemariku,” emosi Lula memuncak.
            “Haduuh…! Oke-oke, tenang, Lula… biarkan mama duduk dulu ya, Sayang… mama kan masih capai. Nanti akan mama pikirkan. Mama mau minum dulu,” mama menjelaskan demikian karena memang mama harus ganti pakaian dan istirahat sejenak untuk melepas lelahnya sepulang kerja.
            “Iya, Ma…,” jawab Lula dengan tak bersemangat.
            “Sebaiknya sedikit demi sedikit Lula membereskan pakaian ya… nanti kalau capai, biar mama bantu. Oke?”, mama menganjurkan pada Lula.
            “Baik, Ma…,” jawab Lula semakin ogah-ogahan.
            Sepulang kerja, papa mengajak bicara mama, Lula, dan adik. Mereka mengajak berhati-hati dalam menaruh apa pun yang berharga. Selama ini belum pernah mereka kehilangan apa pun. Si Emak yang sudah menjadi bagian dari keluarga Lula juga kelihatan aman-aman saja. Dia belum pernah melakukan perbuatan yang merugikan di keluarga ini. Sehingga mereka terbiasa sembarangan dalam meletakkan apa pun di rumah. Si Emak juga terbiasa untuk merawat dan menyimpan sesuatu berharga yang tidak pada tempatnya.
            Papa berharap keluarga inti tidak membuka kesempatan kepada orang lain untuk melakukan hal yang tidak diinginkan. Termasuk si Emak yang selama ini jujur juga jangan sampai menjadi gelap mata jika ada keperluan mendesak. Maka mulai hari esok, semua harus menyimpan sesuatu yang berharga dan menguncinya di dalam kamar. Termasuk arloji, laptop, perhiasan, uang, dan lain-lain. Namun papa tidak menghendaki perubahan peraturan ini sampai menyinggung si Emak.
            Rutinitas pagi, papa dan mama kerja. Lula dan adik ke sekolah. Mama meninggalkan uang belanja dan meminta si Emak hati-hati jaga rumah. Dan mengawasi jika ada orang lain masuk rumah. Si Emak hanya mengiyakan saja.
            Ketika pulang sekolah, Lula tidak mendapati si Emak yang biasanya selalu di depan TV sambil istirahat. Ia langsung masuk kamar dan… kaget bukan main. Betapa tidak? Isi lemari Lula bukan lagi acak-acakan tapi justru kosong.
            “Mak….!,” teriak Lula sambil mencari ke sana kemari si Emak. Lula menemukan Emak berselonjor di samping tempat seterika dengan wajah capai. Di sampingnya ada kardus air mineral gelasan. “Kenapa, Mak?,” tanya Lula.
            “Lula, ternyata jendelamu tidak kau tutup kan?”, tanya Emak.
            “Iya, memang kanapa Mak?”, tanya Lula penasaran.
            “Dialah yang mengacak-ngacak lemarimu (sambil menunjuk pada kardus). Selama dua hari kemarin, ternyata dia mencari-cari …,” belum selesai Emak menjelaskan, Lula sudah memotong pembicaraan.
            “Mencari apa, Mak? Dan apa itu yang di kardus?”, Lula semakin penasaran dan takut.
            “Ini anak-anak kucing. Selama dua hari kemarin, induknya ternyata mencari tempat untuk melahirkan. Emak juga nggak tahu dari mana dia masuk. Ternyata, tadi waktu Emak mau nyapu kamar Lula. Lemari Lula sudah berantakan lagi, Emak dengar suara kucing ternyata induk kucing keluar dari lemari yang sedikit terbuka dan keluar kamar melalui jendela. Nah, Emak cuci semua pakaianmu yang kena darah kucing. Dan anak-anaknya Emak letakkan di kardus ini.” Emak menjelaskan.
            “Masya Allah… Kucing! Aduh…aku kira orang asing masuk rumah lo, Mak! Makanya tidak ada barang yang hilang. Cuma ngacak-ngacak pakaian saja. Kurang kerjaan kali..pikirku, Mak… Mak…,” Lula mulai gembira dengan penemuan misteri lemarinya. 
Setelah mijit-mijit pundak Emak yang capai ngurusi kucing dan cucian yang banyak. Lula menceritakannya kepada mama yang baru pulang kerja. Juga adik yang baru pulang les di sekolah. Mereka mendapatkan mainan baru, yaitu 3 ekor anak kucing berwarna kuning. Sedangkan induknya masih takut untuk mendekat karena memang kucing pendatang.
Akhirnya misteri lemari telah dipecahkan oleh Emak yang kemarin sempat kena korban kecurigaan. “Maaf, Mak…,” kata Lula dalam hati. Seisi rumah pun menyadari kekeliruan dan berprinsip untuk tidak menuduh sembarangan kepada orang lain. Karena sesuatu yang di luar dugaan ternyata bisa saja terjadi.
                                                                                                Minggiran, 27 Januari 2013

1 komentar:

  1. The easiest way to make money in crypto casino games to make
    Learn how to make money in crypto casino 1xbet korean games งานออนไลน์ to make 바카라 money and play with crypto casino casino games to winnings.

    BalasHapus

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...