Jumat, 18 Januari 2013

Gosong



BAU SEDAP DI BULAN PUASA
            Seperti biasa, setiap ada waktu luang aku selalu menyempatkan untuk menjenguk tetanaman di sekitar rumahku. Namanya juga hobi, aku paling suka memandang hijaunya dedaunan dan bunga-bunga meskipun bunga tersebut belum mekar.
Asik merawat tanaman, hidungku mencium bau yang sangat sedap. Kala itu bulan Ramadlan. Otomatis orang-orang di sekitarku berpuasa. Namun bau harum dan sedap sangat mengganggu penciumanku. Perasaan hari raya masih agak jauh, kok sudah ada yang membuat kue ya? Adalah pertanyaan oratoris. Tak perlu orang lain menjawabnya.
“Mungkin tetangga sebelah yang terpaut satu rumah yang membuat kue. Apakah dia berjualan kue lebaran ya? Atau tetangga depan rumah yang membuat madu mangsa (jajanan tradisional)?”, masih banyak pertanyaan dalam hati dan tak ada yang tahu pikiranku karena aku memang sendirian di sebelah rumah.
“Ah, biarlah…,” aku mulai cuek dan kulanjutkan dengan kegiatan bercocok tanam bunga-bungaan. Hingga akhirnya adikku datang menjemput anaknya yang bermain dengan bungsuku. Masuk pintu pagar, adikku sudah berkomentar, “Hemm sedap sekali, Mbak. Lagi masak ya?”, tanyanya.
‘Enggak, paling tetangga sebelah membuat kue lebaran. Atau warung yang di sana ada banyak pesanan kue”, sambutku padanya sambil menunjuk arah warung makan yang kumaksud. Aku berbincang-bincang dengan adikku dengan asik. Mulai dari berdiri sampai capai dilanjutkan  duduk di teras belakang. Lumayan lama ngobrol. Hingga aku pun nyeletuk lagi.
“Bau sedapnya mulai gosong nih, Te…”, aku mencoba menerka masakan yang tadinya berbau sedap menjadi seperti karamel gula (gula yang dimasak sampai gosong). Dan adikku mengiyakan perkataanku tadi sambil tetap ngobrol. Berhubung adikku memerlukan sesuatu yang harus mengambil di dalam rumah, kami pun masuk melalui pintu belakang.
Masya Allah… seisi rumah penuh dengan asap. Bungsuku yang lagi bermain dengan sepupunya (anak adikku tadi) segera melaporkan tindakannya bersama adik sepupunya.
“Bu, tadi Dedek nyalakan kipas anginnya, masakan ibu gosong. Tapi dedek nggak berani mematikan kompornya”, katanya.
“Ya Allah, Dedek…, kenapa nggak bilang sama ibu?”, tanyaku
“Dedek takut dimarahi ibu kalau matikan kompor”, katanya takut. Haduh… aku pun tertawa bersama adikku.
“Dedek nggak salah, yang salah ibu. Kenapa manasi sayur kok malah ditinggal keluar rumah,” jawabku menghibur.
Cukup lama asap keluar dari dalam rumah. Kami pun tertawa tiada habis. Aku mengutuk diriku sendiri yang begitu ceroboh. Dan tentunya aku sangat bersyukur bahwa tidak sampai kebakaran. Karena sayur oporku telah kering dan lengket di panci.
Ternyata bau harum dan sedap yang kukira masakan tetangga adalah bau santan opor yang semakin mengental. Sedangkan bau gosong, jelas baunya opor yang telah lengket di panci. Untung bukan sayur yang baru, menu buka puasa pada hari itu. Sayur opor tersebut adalah sisa sayur yang kemarin.
Sungguh pengalaman yang membuatku merasa bodoh. Hal inilah peringatan. Bahwa jika memasak, terutama memanasi sayur yang tinggal sedikit jangan sampai ditinggal kemana-mana. Penyakit lupa akan sering mengganggu karena terlena dengan kesibukan baru.
                                                                                    19 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...