Jumat, 18 Januari 2013

Artikel "PEMBIASAAN BERDISKUSI"




            Berpikir kritis adalah pola pikir yang bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dengan maksud, berpikir secara tajam dalam menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Tahu alasan-alasan yang mendasari suatu permasalahan.
            Hal ini bisa dilatih melalui pembelajaran diskusi. Diskusi diajarkan di sekolah-sekolah. Dengan harapan semua bidang studi selalu menerapkan sistem  diskusi antarsiswa. Maka pelajaran akan menjadi lebih efektif. Semua siswa aktif berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan.
            Pun dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kompetensi dasar tentang “Berdiskusi” diberikan sejak awal. Pelajaran diskusi bisa menelorkan bagaimana menyampaikan pendapat, memberikan tanggapan atau mengomentari suatu masalah.
            Tidak asal dalam menyampaikan pendapat. Pendapat yang baik disertai alasan yang logis. Di sini diperlukan daya pikir kritis dan analistis. Apalagi dalam menghadapi perbedaan pendapat. Karena antara sanggahan, persetujuan, bahkan penolakan pendapat akan selalu terjadi.
            Sebagai warga Negara Indonesia yang berkarakter, guru bisa memberikan teladan kepada siswa untuk selalu berbicara dengan santun. Berdebat adalah hal biasa dalam suatu musyawarah atau diskusi. Namun apapun yang disampaikan melalui ucapan tetap diperlukan etika yang berlaku.
            Penyampaian tanggapan secara santun disertai dengan alasan logis akan membawa suasana perdamaian dan ketenangan dalam suatu ajang diskusi. Tidak sekedar perdebatan pokrol bambu. Pokrol bambu dimaksud adalah penyampaian pendapat yang tidak dilandasi alasan logis  atau pemikiran analistis.
            Pokrol bambu hanya mementingkan egoisme seseorang. Keinginan untuk menang sendiri. Keinginan untuk selalu diakui bahwa pendapatnya adalah yang paling benar. Hal seperti inilah yang bisa berdampak pada suasana diskusi menjadi panas karena bisa memicu emosi.
            Untuk itu perlu ditanamkan sejak dini tentang adanya perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar terjadi. Tuhan memberi karunia pada manusia untuk berbeda dalam pemikiran. Karena itu diharap setiap manusia bisa mengelola cara mengungkapkan perbedaan tersebut secara santun agar bisa menghindari ketersinggungan  mitra bicara.
Kepada para siswa perlu dibiasakan untuk berdiskusi. Diskusi dilakukan oleh beberapa kelompok dalam satu kelas. Satu kelompok diskusi dibagi atas moderator, penyaji atau pembahas masalah, dan notulis. Sedangkan kelompok lain merupakan peserta.
Dengan panduan guru, kelompok penyaji akan menyampaikan masalah (materi pada hari itu) beserta pembahasannya. Sedangkan tugas peserta memberikan tanggapan, sanggahan, persetujuan, maupun penolakan disertai alasannya. Pendapat kelompok lain tersebut ditanggapi kembali oleh kelompok penyaji.
Dengan sistem pengajaran demikian  siswa akan merasa senang. Rekreatif, itulah sistem pengajaran yang diharapkan siswa.  Karena siswa bisa langsung praktik belajar berbicara dalam menghadapi segala permasalahan yang dihadapi.
Dengan demikian guru akan mencapai sistem pengajaran yang praktis, efektif, dan rekreatif. Tidak hanya sekedar teoritis belaka.
                                                                                                17 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...