Jumat, 29 Maret 2013

Menyiasati HARPITNAS

Sabtu Harpitnas. Sudah tidak asing lagi bagi para pegawai kantoran maupun pelajar. HARPITNAS adalah sebuah istilah dari singkatan lelucon yang dibuat oleh para pelajar. Yach, Hari Kejepit Nasional. Hari masuk kerja atau sekolah pada satu hari di antara hari-hari efektif. Umumnya pada hari Sabtu setelah hari Jumat libur nasional. 

Tidak masalah pagi para pegawai kantor yang memang libur di hari Sabtu dan Minggu. Sehingga sewaktu Jumat ada hari libur nasional, mereka seakan mempunyai anugerah bisa berlibur selama tiga hari berturut-turut. Kadang hal seperti ini dimanfaatkan untuk membuat momen keluarga. Jauh-jauh hari telah mengintip kalender dan membuat rencana khusus untuk keluarga di hari keberuntungan ini. Sampai-sampai mengorbankan anak-anak untuk bolos sekolah. Dengan berbagai alasan yang dibuat ke sekolah, anak akan merasa asik-asik saja. Karena akan berlibur bersama keluarga. Tentu hal yang sangat menyenangkan.

Tidak demikian dengan para pegawai yang tidak libur di hari Sabtu. Atau masuk enam hari kerja. Justru ada hari libur nasional di hari Jumat akan membuat malas berangkat kerja di keesokan harinya. Karena belum puas libur satu hari, kerja lagi, libur lagi, dan kerja lagi di hari Senin. Hal yang dirasakan oleh pegawai ini ternyata juga dirasakan oleh anak-anak sekolah.

Untuk menyiasati kekomplitan jumlah pegawai, ada perkantoran yang membuat kebijakan sendiri. Yaitu tetap masuk pada hari Jumat (untuk pegawai yang tidak merayakan hari besar agama tertentu) meskipun hari Jumat libur. Sehingga pada hari Sabtu bisa berlibur selama dua hari. Tujuannnya adalah:

1.      Bisa menyatukan hari libur dua hari yang seharusnya terpisah (Jumat dan Minggu) menjadi Sabtu dan Minggu. Sehingga bisa bepergian atau menikmati libur di rumah yang agak panjang.
2.      Menghindari bolos kerja. Karena rata-rata setelah hari Jumat libur, pada hari Sabtu akan malas masuk kerja lagi. Apalagi ada acara khusus, baik acara kantor maupun acara keluarga.

Hal seperti di atas tidak  hanya berlaku untuk para pegawai. Para pelajar pun bisa melakukan hal yang sama. Jika mengenang masa-masa sekolah, tentu kita akan merasakan betapa capainya bersekolah. Setiap enam hari dalam seminggu dipaksa untuk menerima sekian banyak menu pelajaran. Tak heran jika mereka merasakan capai otak, capai fisik yang membuat “penyakit bosan” akan selalu melanda para pelajar. Meskipun tidak semua pelajar mempunyai karakter yang sama, kebanyakan pelajar akan mencari celah-celah untuk lepas dari rutinitas sekolah. Maka bisa dimaklumi jika ada libur sekolah adalah surga dunia bagi para pelajar.

Sama dengan pegawai, maka pihak sekolah juga seharusnya mempunyai siasat. Misalnya, sekolah mengadakan ulangan bersama pada hari Sabtu (harpitnas). Sehingga para pelajar tidak bisa bolos sekolah pada hari tersebut. Pelajar akan takut tidak mempunyai nilai untuk pengisian rapor. Pelajar akan semangat masuk sekolah kembali meskipun dengan keadaan yang terpaksa.

Selamat harpitnas… bagi yang sengaja menjepitkan hari ini sebagai hari libur nasional ala pribadi.
:) :) :)

30 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...