Jumat, 19 April 2013

DRAMA SOLAR



Sopir vs Wakil Bupati

(Beberapa sopir bis dan truk antri solar di sebuah POM. Untuk menghilangkan kejenuhan, mereka bermain teka-teki atau hanya sekedar ngobrol dengan sesama sopir. Mereka banyak memperbincangkan kebijakan orang-orang atasan yang kadang dirasa merugikan mereka. Maka mereka pun membuat dialog guyonan secara spontanitas)

ST 1       : Ayo kawan kita bermain drama saja dari pada bosan menunggu solar yang katanya mau datang hari ini.

SB       : Maksudmu bagaimana?

ST 1     : Gini, aku yang jadi orang pemerintahan, kalian tetap jadi  sopir saja ya… ha ha ha

SB       : Ah, kamu ini bisa aja. Ayo! Siapa takut!

(Mereka pasang aksi dengan berdiri di hadapan teman-teman sesama sopir angkutan apapun)

ST 2     : Ayo kawan-kawan kita demo!

SB       : Demo apaan?

ST 2     : Ya… demo BBM dong!

SB       : Kita nunggu ajalah… nanti juga turun.

ST 2     : Turun apaan? Berapa lama kita nunggu di sini. Solar tak turun-turun.

SB 1    : Iya sih… cape deh! Baik ayo kita menghadap ke pemerintahan.

SB 2    : Pemerintahan yang mana?

ST 2     : Kita ke Bupati saja lah…

SB 1 dan 2: Ayo! Siapa takut…

(Berpura-pura di halaman pendapa Kabupaten ST 2 dan kawan-kawannya berdemo)

ST 2     : Cepat turunkan solar! Kami butuh makan, kami butuh menghidupi anak isteri!

SB1     : Solar jangan diminum sendiri! Beri kami penghidupan dengan mengeluarkan solar yang ditimbun!

SB 2    : Pemerintahan jangan diam saja! Orang-orang atasan tanpa solar sudah bisa makan, sedangkan kami rakyat jelata perlu makan melalui adanya solar!

(ST 1yang berpura-pura menjadi wakil bupati berdiri sambil berkacak pinggang)

WB      : Ada apa ini?

ST 2     : Kami menuntut solar diturunkan. Kami perlu bekerja dengan adanya solar!

WB      : Kalau solar memang belum ada bagaimana?

ST 2     : Bapak kan orang atasan, Bapak kan bisa mengusahakan keluarnya solar.

WB      : Wah… ya nggak bisa toh. Itu kan urusan orang atasan lagi.

ST 2     : Tapi Bapak harus bisa..

WB      : Ya sudah… Kalian ingin solar cepat ada kan?

ST 2 & SB 1, 2            : Ya pastilah, Pak.

WB      : Okelah kalau begitu. Solar bisa cepat turun, tapi…

ST 2     : Tapi apa, Pak?

WB      : Tapi harganya naik.

ST 2 & SB 1,2   : Halah… naik lagi! Naik lagi! Apa memang ini trik pemerintah untuk menaikkan harga BBM?

WB        : Meneketehe… Kalian kan ingin solar cepat turun. Syaratnya ya itu, harganya naik. Bagaimana…? ha ha ha

ST 2     : Haduh… ya sudahlah, Pak. Naik nggak papa tapi jangan banyak-banyak lo!

WB        : Nah… gitu kan enak. Sebentar lagi solar pasti datang. Tapi sekarang kalian tanda tangan dulu!

ST 2     : Kenapa harus tanda tangan?

WB        : La, iya toh. Jangan-jangan setelah solar betul-betul turun, kalian tidak mau naik. Payah dong.

ST 2       : Masya Allah, Bapak ini ada-ada saja. Baiklah teman-teman, kita tanda tangan saja. Bini dan anak-anak kita sudah menunggu di depan pintu nih.

(Masih berpura-pura, Wakil bupati  menelepon entah siapa)

WB      : Halo… yang ada di seberang sana… Sekarang juga solar turunkan ke daerahku ya…

Telepon           : ….

WB      : Nggak masalah… mereka mau harga dinaikkan kok. Kirim aja sekarang!

(Meskipun dengan wajah-wajah kecewa mereka memperagakan adegan spontanitas tersebut dengan serius. Tak lupa mereka juga geli sendiri dengan ulah usil mereka sambil menunggu antrian panjang yang sampai entah kapan datangnya sang solar)

Keterangan:
ST        : Sopir Truk
SB       : Sopir Bus
WB      : Wakil Bupati

20 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...