Sopir
vs Wakil Bupati
(Beberapa sopir bis dan truk antri
solar di sebuah POM. Untuk menghilangkan kejenuhan, mereka bermain teka-teki
atau hanya sekedar ngobrol dengan sesama sopir. Mereka banyak memperbincangkan
kebijakan orang-orang atasan yang kadang dirasa merugikan mereka. Maka mereka
pun membuat dialog guyonan secara spontanitas)
ST 1 : Ayo kawan kita bermain drama saja dari pada bosan menunggu
solar yang katanya mau datang hari ini.
SB : Maksudmu bagaimana?
ST
1 : Gini, aku yang jadi orang pemerintahan,
kalian tetap jadi sopir saja ya… ha ha
ha
SB : Ah, kamu ini bisa aja. Ayo! Siapa
takut!
(Mereka pasang aksi dengan berdiri
di hadapan teman-teman sesama sopir angkutan apapun)
ST
2 : Ayo kawan-kawan kita demo!
SB : Demo apaan?
ST
2 : Ya… demo BBM dong!
SB : Kita nunggu ajalah… nanti juga turun.
ST
2 : Turun apaan? Berapa lama kita
nunggu di sini. Solar tak turun-turun.
SB
1 : Iya sih… cape deh! Baik ayo kita
menghadap ke pemerintahan.
SB
2 : Pemerintahan yang mana?
ST
2 : Kita ke Bupati saja lah…
SB
1 dan 2: Ayo! Siapa takut…
(Berpura-pura di halaman pendapa
Kabupaten ST 2 dan kawan-kawannya berdemo)
ST
2 : Cepat turunkan solar! Kami butuh
makan, kami butuh menghidupi anak isteri!
SB1 :
Solar jangan diminum sendiri! Beri kami penghidupan dengan mengeluarkan solar
yang ditimbun!
SB 2 : Pemerintahan jangan diam saja! Orang-orang atasan tanpa solar
sudah bisa makan, sedangkan kami rakyat jelata perlu makan melalui adanya
solar!
(ST 1yang berpura-pura menjadi
wakil bupati berdiri sambil berkacak pinggang)
WB : Ada apa ini?
ST
2 : Kami menuntut solar diturunkan.
Kami perlu bekerja dengan adanya solar!
WB : Kalau solar memang belum ada bagaimana?
ST
2 : Bapak kan orang atasan, Bapak kan
bisa mengusahakan keluarnya solar.
WB : Wah… ya nggak bisa toh. Itu kan urusan
orang atasan lagi.
ST
2 : Tapi Bapak harus bisa..
WB : Ya sudah… Kalian ingin solar cepat ada
kan?
ST
2 & SB 1, 2 : Ya pastilah,
Pak.
WB : Okelah kalau begitu. Solar bisa cepat
turun, tapi…
ST
2 : Tapi apa, Pak?
WB : Tapi harganya naik.
ST 2 & SB 1,2 : Halah… naik lagi! Naik lagi! Apa memang ini
trik pemerintah untuk menaikkan harga BBM?
WB :
Meneketehe… Kalian kan ingin solar cepat turun. Syaratnya ya itu, harganya
naik. Bagaimana…? ha ha ha
ST
2 : Haduh… ya sudahlah, Pak. Naik
nggak papa tapi jangan banyak-banyak lo!
WB :
Nah… gitu kan enak. Sebentar lagi solar pasti datang. Tapi sekarang kalian
tanda tangan dulu!
ST
2 : Kenapa harus tanda tangan?
WB :
La, iya toh. Jangan-jangan setelah solar betul-betul turun, kalian tidak mau
naik. Payah dong.
ST 2 : Masya Allah, Bapak ini ada-ada saja. Baiklah teman-teman,
kita tanda tangan saja. Bini dan anak-anak kita sudah menunggu di depan pintu
nih.
(Masih berpura-pura, Wakil
bupati menelepon entah siapa)
WB : Halo… yang ada di seberang sana…
Sekarang juga solar turunkan ke daerahku ya…
Telepon : ….
WB : Nggak masalah… mereka mau harga
dinaikkan kok. Kirim aja sekarang!
(Meskipun dengan wajah-wajah kecewa
mereka memperagakan adegan spontanitas tersebut dengan serius. Tak lupa mereka
juga geli sendiri dengan ulah usil mereka sambil menunggu antrian panjang yang
sampai entah kapan datangnya sang solar)
Keterangan:
ST : Sopir Truk
SB : Sopir Bus
WB : Wakil Bupati
20
April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar