Senin, 01 April 2013

Jangan Remehkan Sakit Kepala

Banyak keluhan pada  sesama wanita yang berusia di atas 40 tahun. Jangankan usia segitu, yang berusia sekitar 35 tahun pun tak mau ketinggalan untuk mengeluh. Tak lain adalah penyakit umum berupa sakit kepala.

Jika mendengar orang mengeluh karena sakit kepala, ah… itu biasa. Hanya sakit ringan saja. Tak usah dirasakan atau  tak perlu diperberat dengan banyak mengeluh. Toh nanti sebentar saja sudah membaik kembali. Belum lagi tanggapan suami yang kadang tidak mau tahu dengan kondisi istri. Sehingga tak ada upaya untuk mencari penyebab apa yang diderita oleh istrinya.

Jangan remehkan hal ini. Apapun yang diderita oleh wanita wajib dicarikan solusinya. Bukan berarti keluhan para suami harus dibiarkan lo!. Hal ini karena wanita lebih banyak “punya tugas khusus” dari pada lelaki. Seperti menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui, dan lain-lain yang tak akan pernah dirasakan oleh lelaki. Sehingga wajar jika sebagai dampaknya wanita harus menanggung akibat dari segala hal tersebut. Belum lagi para ibu yang harus memakai kontrasepsi KB. 

Sebagaimana banyak orang rasakan ketika berusia tiga puluh tahun ke atas. Banyak wanita mulai merasakan pusing dan sakit kepala, seperti orang mabuk. Kadang mau nubruk dinding ketika berjalan. Mungkin bergejala seperti penderita vertigo. Tetapi banyak wanita yang membiarkan saja. Biasanya menjelang usia 37 tahun, penyakit tersebut semakin hebat. Bukan saja pusing, tetapi sakit kepala. Ini atas dasar curahan hati (curhat) kawana-kawan yang kebetulan sama dengan yang saya alami.

Untuk saya belum cukup sampai di situ, kepala bagian belakang terasa panas hingga sekarang. Terutama jika dipakai untuk berpikir  keras, maka seakan seperti berpendar-pendar di sekitar kepala. Sehingga tidur pun harus dengan posisi miring, karena bila terkena bantal akan terasa sakit. Mungkin juga sebagai dampak pernah jatuh dengan kepala membentur aspal.

Saat itu usia saya masih 36 tahun, saya berusaha dengan berbagai pengobatan. Atas saran dokter harus melepaskan beberapa gigi yang berlobang. Mungkin gigi sebagai penyebab sakit kepala. Sudah merelakan gigi berlobang, ternyata sakit kepala belum hilang. Mencoba akupunktur sampai beberapa kali tak membuahkan hasil. Ronsen tak membantu dokter untuk mengobati penyakit saya.

Entah apa yang menuntun saya saat itu (lupa) akhirnya saya bersama suami pergi ke dokter kandungan. Di situ banyak konsultasi tentang KB. Setelah introgasi, sedikit bisa diambil kesimpulan bahwa mungkin saya terlalu lama memakai kontrasepsi. Padahal seharusnya minimal tiga tahun ganti kontrasepsi. Nah di sinilah, sang dokter menyarankan untuk menghentikan sementara kontrasepsi tersebut. Dan masih ada kesempatan terakhahir bila menginginkan anak lagi.

Maka kami menuruti perintah dokter. Alhasil dalam waktu tiga bulan pun saya berhasil hamil untuk yang ketiga kalinya di usia menjelang 37 tahun. Usia yang riskan sebenarnya. Tapi Alhamdulillah persalinan berjalan dengan lancar.

Dari pengalaman tersebut membuat saya ingin berbagi. Karena saya mendapat cerita keluhan yang sama dari teman-teman maupun keluarga. Bahwa sakit kepala yang luar biasa ternyata bisa merupakan dampak dari pemakaian alat kontrasepsi. Apalagi jika pemakaiannya terlalu lama, maka akan menimbulkan dampak berbagai penyakit.

Memang keluhan setiap orang tidaklah sama. Bergantung pada kondisi dan kekuatan seeseorang. Termasuk dampak dan segala keluhan yang berbeda. Namun kata dokter memang selama ini belum ada alat kontrasepsi mana yang paling cocok untuk wanita. Karena setiap alat kontrasepsi mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dan menimbulkan dampak yang berbeda pula.

Nah, para wanita dengan usia yang tidak muda lagi, sebaiknya tidak meremehkan penyakit ini. Jika takut menggunakan alat kontrasepsi, lebih baik konsultasi dengan dokter. Dokter pasti akan memberikan saran yang terbaik untuk pasiennya.

Kenapa sih harus susah-susah begitu? Hinga membuat wanita menderita? Jawabnya adalah karena wanita ditakdirkan untuk menjalani ini semua. Jika wanita mampu melalui berbagai kesulitan “tentang wanita ini”, maka bias dikatakan sebagai wanita sempurna.

1 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...