Banyak
keluhan pada sesama wanita yang berusia
di atas 40 tahun. Jangankan usia segitu, yang berusia sekitar 35 tahun pun tak
mau ketinggalan untuk mengeluh. Tak lain adalah penyakit umum berupa sakit
kepala.
Jika
mendengar orang mengeluh karena sakit kepala, ah… itu biasa. Hanya sakit ringan
saja. Tak usah dirasakan atau tak perlu
diperberat dengan banyak mengeluh. Toh nanti sebentar saja sudah membaik
kembali. Belum lagi tanggapan suami yang kadang tidak mau tahu dengan kondisi istri.
Sehingga tak ada upaya untuk mencari penyebab apa yang diderita oleh istrinya.
Jangan
remehkan hal ini. Apapun yang diderita oleh wanita wajib dicarikan solusinya. Bukan
berarti keluhan para suami harus dibiarkan lo!. Hal ini karena wanita lebih banyak
“punya tugas khusus” dari pada lelaki. Seperti menstruasi, hamil, melahirkan,
menyusui, dan lain-lain yang tak akan pernah dirasakan oleh lelaki. Sehingga wajar
jika sebagai dampaknya wanita harus menanggung akibat dari segala hal tersebut.
Belum lagi para ibu yang harus memakai kontrasepsi KB.
Sebagaimana
banyak orang rasakan ketika berusia tiga puluh tahun ke atas. Banyak wanita mulai
merasakan pusing dan sakit kepala, seperti orang mabuk. Kadang mau nubruk
dinding ketika berjalan. Mungkin bergejala seperti penderita vertigo. Tetapi banyak
wanita yang membiarkan saja. Biasanya menjelang usia 37 tahun, penyakit
tersebut semakin hebat. Bukan saja pusing, tetapi sakit kepala. Ini atas dasar
curahan hati (curhat) kawana-kawan yang kebetulan sama dengan yang saya alami.
Untuk
saya belum cukup sampai di situ, kepala bagian belakang terasa panas hingga
sekarang. Terutama jika dipakai untuk berpikir
keras, maka seakan seperti berpendar-pendar di sekitar kepala. Sehingga tidur
pun harus dengan posisi miring, karena bila terkena bantal akan terasa sakit. Mungkin
juga sebagai dampak pernah jatuh dengan kepala membentur aspal.
Saat
itu usia saya masih 36 tahun, saya berusaha dengan berbagai pengobatan. Atas saran
dokter harus melepaskan beberapa gigi yang berlobang. Mungkin gigi sebagai
penyebab sakit kepala. Sudah merelakan gigi berlobang, ternyata sakit kepala
belum hilang. Mencoba akupunktur sampai beberapa kali tak membuahkan hasil. Ronsen
tak membantu dokter untuk mengobati penyakit saya.
Entah
apa yang menuntun saya saat itu (lupa) akhirnya saya bersama suami pergi ke
dokter kandungan. Di situ banyak konsultasi tentang KB. Setelah introgasi,
sedikit bisa diambil kesimpulan bahwa mungkin saya terlalu lama memakai
kontrasepsi. Padahal seharusnya minimal tiga tahun ganti kontrasepsi. Nah di
sinilah, sang dokter menyarankan untuk menghentikan sementara kontrasepsi
tersebut. Dan masih ada kesempatan terakhahir bila menginginkan anak lagi.
Maka
kami menuruti perintah dokter. Alhasil dalam waktu tiga bulan pun saya berhasil
hamil untuk yang ketiga kalinya di usia menjelang 37 tahun. Usia yang riskan
sebenarnya. Tapi Alhamdulillah persalinan berjalan dengan lancar.
Dari
pengalaman tersebut membuat saya ingin berbagi. Karena saya mendapat cerita
keluhan yang sama dari teman-teman maupun keluarga. Bahwa sakit kepala yang luar
biasa ternyata bisa merupakan dampak dari pemakaian alat kontrasepsi. Apalagi jika
pemakaiannya terlalu lama, maka akan menimbulkan dampak berbagai penyakit.
Memang
keluhan setiap orang tidaklah sama. Bergantung pada kondisi dan kekuatan
seeseorang. Termasuk dampak dan segala keluhan yang berbeda. Namun kata dokter
memang selama ini belum ada alat kontrasepsi mana yang paling cocok untuk
wanita. Karena setiap alat kontrasepsi mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dan menimbulkan
dampak yang berbeda pula.
Nah,
para wanita dengan usia yang tidak muda lagi, sebaiknya tidak meremehkan
penyakit ini. Jika takut menggunakan alat kontrasepsi, lebih baik konsultasi
dengan dokter. Dokter pasti akan memberikan saran yang terbaik untuk pasiennya.
Kenapa
sih harus susah-susah begitu? Hinga membuat wanita menderita? Jawabnya adalah
karena wanita ditakdirkan untuk menjalani ini semua. Jika wanita mampu melalui
berbagai kesulitan “tentang wanita ini”, maka bias dikatakan sebagai wanita sempurna.
1 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar