Rabu, 17 April 2013

UNAS Sudah Selesai. Terus Mau Apa???



Euforia selepas melaksanakan UNAS tingkat SLTA terjadi di berbagai sekolah. Kecuali sebelas provinsi yang UNASnya sedang tertunda. Meskipun rasa senang tersebut belum lengkap sebelum mengetahui hasil kelulusan diumumkan. Paling tidak kelas XII telah merasa lega setelah sekian lama mempersiapkan segalanya demi menempuh ujian nasional.

Para siswa bolehlah sedikit merasa aman dari rasa ketegangan menghadapi soal-soal. Namun beberapa waktu ke depan siswa harus dihadapkan kembali pada “apa yang harus dilakukan” setelah lulus sekolah. Okelah, istirahat saja dulu.

Selanjutnya apakah akan meneruskan kuliah. Jika kuliah harus memilih di mana? Ambil jurusan apa? Bagaimana kesiapan orang tua terhadap pembiayaan kuliah? Dan sejumlah pertanyaan lain sehubungan dengan masa depan siswa.

Jika telah pesimis tidak bisa meneruskan kuliah, siswa harus menyiapkan diri untuk mencari pekerjaan. Masih lumayan mempunyai keterampilan bagi lulusan SMK. Mereka memang telah dicetak menjadi lulusan yang siap kerja. Sedangkan lulusan SMA memang harus membekali diri dengan tambahan kursus-kursus tertentu jika ingin mencari pekerjaan.

Belum sampai sejauh masalah di atas, usai melaksanakan ujian nasional setiap siswa pasti akan membayangkan enak-enakan libur di rumah. Hal tersebut belum dirasakan dampaknya. Mereka belum merasakan bahwa pada dasarnya mereka mengalami masa transisi antara sekolah dan tidak sekolah. Secara tidak sadar siswa berubah status menjadi “pengangguran” yang tidak terlihat. 

Baru sekitar dua minggu beristirahat tidak sekolah, siswa akan mengalami tekanan atau kebosanan. Masa istirahat siswa menjadikan kejenuhan tersendiri. Uang saku tidak lagi bisa diterima setiap hari. Sehingga tidak ada alasan yang tepat untuk keluar rumah. 

Siswa akan merindukan bertemu teman-teman maupun suasana lingkungan sekolahnya kembali. Jika ingin menjenguk sekoalah, apa yang harus dilakukannya nanti? Tidak ada lagi teman. Tidak ada lagi kelas tempat bercanda tawa. Yang ada hanya guru-guru dan adik-adik kelas. 

Untuk menghilangkan kejenuhan, siswa bisa menciptakan kesibukan sendiri yang bermanfaat. Misalnya:

1.      menambah wawasan dengan les-les menghadapi ujian masuk perguruan tinggi
2.      membuat kreasi kerajinan tangan yang bermanfaat dan punya nilai jual
3.      membantu belajar adik-adik dan teman-temannya
4.      membantu orang tua dalam pekerjaannya, apalagi yang wiraswasta
5.      dan lain-lain

Apabila siswa bisa mengisi kekosongan waktunya, maka tidak akan ada lagi stres. Justru siswa siap untuk melangkah ke jenjang berikutnya, yaitu menuju perkuliahan maupun dunia kerja. Kuliah tidak harus mencari perguruan tinggi yang favorit. Persiapan kuliah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Untuk mencari peluang lulus sebaiknya mencari jurusan yang sekiranya kurang peminatnya. Sehingga pesaing ujian atau tes juga sedikit. Dengan sedikitnya peminat maka besar kemungkinan akan lolos meskipun mempunyai nilai yang rendah. Demikian juga peluang kerja kelak juga akan sepi peminat. Sehingga untuk memasuki peluang kerja juga akan mempunyai rasa optimis lolos tes masuk kerja.

Pada dasarnya jika ada kemauan, apapun keinginan akan bisa terlaksana sepanjang siswa tersebut mau berusaha dengan sekuat tenaga. Misalnya ingin kuliah padahal tidak punya biaya. Calon mahasiswa bisa proaktif mencari informasi-informasi tentang beasiswa. Tidak mudah memang! Mencari beasiswa harus diimbangi dengan otak yang cerdas. Karena itu calon mahasiswa harus betul-betul belajar hingga mencapai indeks prestasi bagus.

Banyak contoh suksesnya perkuliahan seseorang yang diawali dengan pekerjaan yang “dianggap hina” oleh sebagian kecil masyarakat. Misalnya kisah pemulung yang telah menjadi sarjana merupakan inspirasi bagi banyak pemuda. Nyatanya dia bisa, karena dia tidak malu. Tak hanya laki-laki, yang wanita pun ada. Hanya dengan mencari sampah-sampah plastik, mereka mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk kelangsungan hidup dan kuliahnya.

Cita-cita tinggi tak hanya milik orang-orang berduit, namun milik semua orang yang mau berusaha.

Bagaimana dengan Anda? Sudah siapkah menyongsong kelangsungan hidup esok dan esok harinya lagi? Sudah tersiapkankah mental maupun finansial untuk kuliah anak/untuk diri sendiri? Jika tidak ada rencana kuliah, apakah sudah siap masuk dunia kerja/mempersiapkan putra-putrinya untuk bekerja?

Saat ini sudahkah terpikirkan apa keinginan putra-putri Anda setelah lulus SLTA? Atau mungkin Anda sendiri yang sedang dalam posisi kelas XII, sudahkah menyiapkan pemikiran “Setelah lulus aku mau apa?”
Nah, selamat berpikir! Dan semoga sukses selalu!


18 April 2013 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...