(sumber
ilustrasi: smkn3malangseo.blogspot.com)
Karena lama tak bermotor ria, Minggu
sore itu aku ingin berjalan-jalan ke kota dengan suami naik sepeda motor.
Anak-anak tak perlu ikut karena mereka telah sibuk dengan urusan mereka
masing-masing. Ketiga anakku memang suka mengumpulkan teman-temannya di rumah.
Sehingga mereka , terutama si kecil tak terpengaruh untuk ikut. Alasan inilah
yang membuat kami memutuskan untuk pergi berdua saja. Maka kami pun
mempersiapkan perlengkapan bermotor, yakni jaket dan helm.
Kami memang tinggal di luar kota,
yaitu desa yang berada di tepi jalan raya antara Kota Kediri dengan Kota
Kertosono Jawa Timur. Jarak antara desaku dengan kota sekitar dua belas kilo
meter. Maka kami sengaja berencana melajukan motor dengan tidak terlalu
kencang.
Jaket dan helm telah kami kenakan.
Perjalanan bermotor pun kami mulai dengan memanjatkan doa keselamatan. Angin
semilir membawa kami melajukan motor dengan santai. Sore dengan cuaca yang
cerah membuat suasana manusia yang lalu-lalang menampakkan keceriaannya.
Sebagai tanda syukur bahwa saat itu masih diberi kesempatan olehNya untuk
menikmati indahnya dunia.
Beberapa waktu dalam perjalanan aku merasakan
kepalaku tergelitik oleh sesuatu. Kubiarkan saja sambil berbincang-bincang ke
sana-kemari dengan suami. Semakin jauh jarak dari rumah, kepalaku kembali
tergelitik. Kehendak hati aku ingin menggaruk kepala. Segera kulakukan,
ternyata oh… aku tertawa sendiri. Aku lupa kalau kepalaku masih memakai
pelindung helm. Akhirnya aku hanya memukul-mukul helm dengan tanganku. Nah, berhenti
sudah rasa geli di kepalaku.
Saat itu sempat kubayangkan kalau di
kepalaku ada binatang kecil-kecil yang membahayakan. Misalnya kalajengking,
kelabang, ataupun kecoak dan binatang kecil lainnya. Karena pernah juga sewaktu
aku terburu-buru mau rapat di kantor. Tanpa memeriksa, aku langsung mengambil
helm dan aku memakainya. Helm tersebut sedari sore kuletakkan di atas meja, di
dalam rumah.
Begitu motor mau berangkat, tiba-tiba mukaku
dipenuhi semut kecil berbau. Orang Jawa mengatakan semut “pudak”. Segera
kulepas dan kubanting helmku. Ternyata, entah berapa juta semut bersama
koloninya plus telurnya sekalian. Masya Allah… padahal baru kemarin sore helm
itu berada di dalam rumah. Begitu cepatnya semut-semut itu berkoordinasi dengan
sesamanya. Berhubung aku terburu-buru, maka semut-semut tersebut aku semprot
dengan pembasmi nyamuk. Terpaksa deh! banyak semut mati di sela-sela kain
pelapis helm. Haduuuh menghambat waktu saja para semut itu!
Kengerian demi kengerian muncul
begitu saja di dalam pikiran tentang seluk-beluk helm. Dan pikiran itu lenyap
dengan perbincangan-perbincangan bersama suami. Tak terasa sudah hampir separo
perjalanan. Tiba-tiba muncul lagi geli-geli di kepala. Kali ini terasa lebih
keras. Serasa ada yang berjalan-jalan di kepala. Namun berhubung tak ada rongga
lagi antara kepala dengan helm, sesuatu itu sangat terasa menempel di kepala.
Karena semakin geli dan penasaran,
aku minta suami untuk menepikan motornya. Suami juga heran kenapa aku berisik
terus selama dalam perjalanan. Maka segera ia menepikan motornya. Belum sampai
ke tepi aku sudah tak sabar ingin melepas helm.
Begitu helm terlepas, secara spontan
tanganku meraba ke kepala. Tanganku menyentuh benda lunak menggelikan. Hi… Kukibaskan
benda tersebut sambil menjerit. Jatuhlah sang benda ke tangan. Aku semakin
menjerit dan kukibaskan lagi hingga benda tersebut masuk kembali ke dalam helm
yang kupegangi dalam posisi menghadap ke atas. Sebelum si benda meloncat,
segera kulempar helm tersebut.
Waduuhh, ternyata binatang kadal!!! Begitu jatuh ke tanah, ekornya
putus. Kasihan sih sebenarnya. Tapi aku sungguh kaget bercampur geli, jijik
juga karena aku telah menyentuhnya tadi yang berasa lunak-lunak gesit. Hiii..
kalau ingat itu aku jadi geli sandiri. Suamiku pun tertawa saja melihat
tingkahku yang meloncat-loncat seperti anak kecil. Untung tidak ada orang yang
sedang lewat. Jadi tidak ada yang tahu dengan tingkahku yang seperti itu.
Nasib helmku juga tak kalah
menderita. Helm yang spontan kulempar ternyata menggelinding sampai ke parit.
Alhamdulillah paritnya dangkal dan tidak berair. Sehingga aku mudah untuk
mengambilnya. Juga mudah dibersihkan karena tidak terkena air. Untung helm
tersebut tidak sampai pecah.
Tapi kasihan si kadal, tak sengaja
aku membuatnya harus urbanisasi tanpa pamit dengan keluarganya. Apalagi dalam
keadaan buntung ekor. Wah, pasti keluarga kadal akan panik mencarinya.
Baru kusadari, bahwa garasi tempat
sepeda motor, sepeda, dan barang-barang yang belum terpakai kami letakkan di
luar. Apalagi dalam keadaan terbuka. Mungkin ini penyebab, begitu mudahnya
binatang-bintang masuk ke dalam helm.
Juga tempat sepatu yang berada di
luar rumah. Pernah aku berangkat mengajar tanpa mengontrol sepatu. Seperti
biasa aku mengelap sepatu terlebih dahulu sebelum kupakai. Setelah bersih langsung
aku pakai dengan aman. Sewaktu berangkat, aku mampir dulu ke rumah orang tua
yang kebetulan dekat dengan rumahku.
Sampai di rumah orang tuaku,
tiba-tiba dalam sepatuku terasa ada yang bergerak-gerak. Padahal sewaktu di
atas motor sepatuku terasa aman-aman saja. Tetapi kenapa begitu turun, ada yang
mengganjal dan bergerak? Di depan pintu rumah, aku keluarkan sedikit kakiku
sebelah kanan. Karena yang bermasalah tadi sepatu sebelah kanan.
Ternyata… waow! Katak nongol di
dalam sepatu. Aku kaget, langsung sepatu kulempar dengan kakiku. Seisi rumah
yang melihat tingkahku heran. Bapak, ibu, adik, dan keponakanku berdatangan
untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Kuceritakan kalau dalam sepatuku ada
seekor katak. Kontan mereka tertawa semua, padaha aku masih dalam keadaan kaget
dan jantungku berdebar-debar. Aku memang bermasalah dalam hal jantung. Jika
terkejut atau melihat sesuatu yang aneh, pasti jantung berdebar keras dan badan
menjadi lemah.
Inilah hasil jika semua diletakkan
di luar rumah. Memang gudang dan tempat penyimpanan barang-barang yang kurang
layak kami tempatkan di luar. Penempatan gudang tersebut dalam keadaan terbuka.
Jadi binatang apapun bebas masuk tanpa harus izin yang empunya. Akhirnya kena
batunya deh! Kadal, kecoa, katak, semut bisa masuk ke dalam helm maupun sepatu.
Sungguh terlalu!
21 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar