Saling
olok, saling cemooh, saling iri, dan saling-saling yang lain. Terjadi pada
saudara kandung yang usianya tidak banyak selisih. Kakak dan adik yang kurang
akur di saat-saat tertentu sampai suasana rumah menjadi bising. Tak jarang
teriakan-teriakan manja maupun teriakan jengkel sang adik karena kakak sengaja
menggoda. Hal inilah yang membuat banyak ibu merasa terganggu perasaannya.
Di
lain waktu, anak-anak merasa akur dan saling mencari maupun saling berbagi
apapun. Bisa berbagi makanan, cerita, maupun berbagi dalam hal kasih sayang. Apalagi
sepulang sekolah tidak melihat satu sama lain, mereka pasti akan saling mencari.
Minimal menanyakan keberadaan sang adik maupun sang kakak.
Ternyata
kakak dan adik yang selalu “berantem” di waktu-waktu tertentu juga akan saling
merindukan kehadirannya dalam kebersamannya. Walaupun dalam suasana rukun
mereka toh juga tetap ramai dengan obrolan-obrolan ataupun olok-olok nakal. Intinya,
dalam suasana apapun, baik sedang rukun maupun sedang tidak rukun mereka akan
selalu mewarnainya dengan penuh keramaian.
Pada
dasarnya setiap ibu (orang tua) pasti merasakan hal demikian. Namun perasaan
jengkel (terganggu) juga selalu menghiasi hari-hari bersama anak-anaknya. Apalagi
dalam suasana hati sedang galau, seorang ibu akan mudah tersulut emosinya
karena mendengar anak-anaknya berantem.
Akan
tetapi dengan bertambahnya usia dan mempunyai beberapa anak, seorang ibu akan
semakin hapal dengan tingkah laku anak. Terjadi beberapa tahapan dalam
pertumbuhan anak, misalnya:
1. masa
egois : dalam masa ini semua yang
ada di sekitarnya dianggap miliknya (sekitar
3 tahun)
2. masa
kembali menjadi tidak lancar berbicara meskipun sebenarnya sudah bisa bebicara
(pelo), terjadi
sekitar anak memasuki usia 4 tahun.
3. masa-masa
suka makan, terjadi pada waktu remaja (sekitar 10 tahun )
4. masa
menentang, tidak mau diarahkan terjadi juga dalam usia SLTP
5. dan
suatu saat akan timbul kesadaran untuk bersikap bijak, terjadi waktu anak mulai
memasuki usia SLTA.
Masa-masa
atau tahapan perkembangan anak ini mungkin juga tidak sama dengan perkembangan anak-anak
yang lain. Hanya saja saya merasakan terhadap tumbuh kembang anak-anak sendiri,
mengamati lingkungan sekitar, dan perkembangan siswa-siswa dalam yayasan
pendidikan tempat saya mengajar. Kebetulan di yayasan tempat saya mengajar,
yaitu di Yayasan Pendidikan Arrahmah Purwotengah - Papar- Kediri terdapat
lembaga mulai dari Play Group, TK, SD (MI), SMP (MTs.), SMA (MA), maupun SMK. Sehingga
dalam kurun waktu 19 tahun di situ saya bisa mengamati perkembangan anak didik
di yayasan tersebut.
Kembali
menjadi seorang ibu, melihat suasana ramai dalam hal senang maupun ramai
berantem kadang seorang ibu terpancing untuk memihak salah satu anaknya. Apabila
seorang ibu tidak bijak, seorang ibu tidak mau tahu siapa yang salah. Yang penting
seorang kakak pasti akan menjadi sasaran kemarahan. Apalagi jika sampai adik
menangis.
Padahal
belum tentu demikian. Kadang si adik juga jahil, inginnya kakak selalu dimarahi
orang tuanya. Terjadi juga pada anak pertama dan kedua saya waktu masih kecil. Kakak
yang cowok selalu selalu berantem dengan adik cewek. Usianya terpaut 4 tahun. Setelah
kakak memasuki usia SLTA tidak lagi menanggapi kejahilan sang adik.
Ternyata
hal kakak dan adik terjadi juga pada adik dan dedeknya. Anak kedua dan ketiga
yang sama-sama cewek ini terpaut 6 tahun. Mereka setiap saat berantem, entah
berebut televisi, berebut internet, maupun hal-hal kecil lain. Tetapi dalam
waktu sekejap juga mereka bisa akur dan saling membutuhkan. Sementara sang
kakak pertama hanya menengahi saja jika mereka berantem.
Memang
dunia anak, selalu dihiasi dengan segala ekspresi. Bisa ekspresi jengkel, iri,
humor, gurauan sampai kejar mengejar.
Biarkanlah
mereka tumbuh dengan alami. Melalui tahapan-tahapan yang harus dilaluinya. Memang
kadang jengkel juga, tetapi sebagai orang tua tetap harus memberikan keadilan
pada anak-anaknya. Dengan melihat permasalahan-permasalahan yang sedang mereka
hadapi.
22 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar