Senin, 02 September 2013

Penipu Cari Celah di Pagi Hari



Penipu Cari Celah di Pagi Hari

Tak bosan-bosannya penipu berkedok program produk berhadiah meluncurkan aksinya. Modus yang telah berjalan lumayan lama ini tetap saja telaten mencari celah-celah keberhasilan melalui masyarakat yang kurang waspada. Modus ini saya ketahui sejak tahun 2011.

Demi meraup rizki tak halal yang datangnya dari para korban, para pelaku rela bermodalkan selebaran berhohologram. Tak tanggung-tanggung, mereka berani membawa nama-nama pejabat di kepolisian, notaris, direktur, dan orang-orang penting yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.

Saya telah mengoleksi selebaran palsu tersebut sejak dua tahun yang lalu. Suami saya yang selalu mendapatkan selebaran palsu tersebut setiap hendak berangkat kerja di tepi jalan. Sengaja saya kumpulkan sebagai koleksi untuk mengingatkan kepada teman atau saudara-saudara agar jangan sampai tertipu.

Pernah sekali suami saya mendapati seorang wanita yang seakan-akan mencari-cari sesuatu di rerumputan, di mana setiap pagi suami saya berada di situ. Sepeninggal wanita tersebut ternyata ada lagi selebaran palsu di situ sebagaimana pernah suami saya dapatkan. Kesimpulan kami bahwa kemungkinan wanita itulah yang menyebarkan selebaran tipuan tersebut.

Kondisi kertas selebaran dibuat dalam ukuran macam-macam. Ada yang kecil dan besar. Dilipat dengan berbungkuskan plastik, dan dipres. Kadang-kadang dimasukkan dalam kemasan produk. Bisa dalam kemasan sabun detergent, kemasan snack, kemasan kopi susu, dan lain-lain. Bisa juga dengan cara menyebar di tepi-tepi jalan.

Hal ini sangat merugikan produsen-produsen besar yang namanya mereka manfaatkan. Karena pada dasarnya produsen-produsen terkenal tersebut tidak sedang menjalankan program berhadiah. Pernah sekali saya mengonfirmasikan ke sebuah perusahaan karena “emak” saya bingung mendapatkan selebaran tersebut di dalam detergent. Padahal kemasan detergent tersebut masih utuh dan bersegel. Untuk membuktikan kebenarannya, saya menelepon ke perusahaan di hadapan si emak. Benar, memang tidak sedang mengadakan program berhadiah. Barulah si emak percaya.

Iming-iming mobil maupun hadiah-hadiah menarik lainnya rupanya masih menjadi perhatian masyarakat awam. Sehingga kalaupun ada yang berhasil tertipu, sungguh kasihan mereka. Hanya dengan beberapa kali telepon, melayanglah sekian juta rupiah yang ditransfer ke bank-bank yang ditunjuk oleh penipu.

Kebetulan pagi ini saya menyempatkan melemaskan kaki dengan keluar rumah bersama suami. Tak terduga ternyata selebaran tersebut masih saja diedarkan. Tidak hanya di tepi jalan, kali ini diletakkan tepat di depan pintu pagar rumah. Berjalan sampai di rumah tetangga, di depan pintu pagar tetangga pun saya dapati selebaran yang sama. 

Pikir saya modus tersebut sudah tidak ada lagi karena kemungkinan besar masyarakat luas telah mengenalnya. Sehingga harapan saya tidak ada orang yang mudah tertipu dengan cara tersebut. Ini membuktikan bahwa para penipu tetap gigih berjuang dalam bekerja dan mencari rizki. Sayang ibadahnya dalam mencari rizki harus membuat penderitaan orang lain. Semoga tidak akan ada korban yang terpedaya oleh berbagai cara penipu. Saya yakin masyarakat semakin pandai dan kritis dalam menghadapi segala masalah. Sehingga segala sesuatu bisa dipikir secara logis.

Kediri, 2 September 2013

2 komentar:

  1. sekarang cara-cara orb utk menipu semakin banyak dan suka bikin geram, ya. Semoga semakin byk yang waspada

    BalasHapus
  2. semakin terjepit ulah penipu, semakin banyak banyak kreasinya he he he

    BalasHapus

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...