FADEL ILAHI EL-DIMISKI
Lahir
di Probolinggo, 4 Juni 1976. Novel perdananya, Ustadz Play Boy, terbit pada 2010. Kumpulan puisinya, Cinta Kentut Indonesia, menyusul pada
2011. Obsesinya terangkum dalam 1111: Menulis seribu judul puisi, seratus
cerpen, dan sebelas novel.
Jawa Pos, 12 Februari 2012
SUPER SENJANG
Mereka
haus
Mereka
lapar
Mereka
kepanasan dan kehujanan
Kita
rakus
Kita
bar-bar
Berebut
kedudukan dan kehormatan.
ELEGI UNTUK NEGERI
Aku
lihat masjid-masjid terapung di lautan
Adzan
menggema di langit
Orang-orang
salat di awan
Berdzikir
di kabut kelam.
Aku
dengar orang-orang berkhotbah
Di jok
belakang mobil sedan
Sambil
mengunyah buah durian
“Kita
harus hidup sederhana!”
Maka
aku lihat anak-anak belajar tawuran
Guru-guru
memberi contekan
Gadis-gadis
berdandan setengah telanjang
Sekolah-sekolah
dirias untuk menampung pengangguran
Buku-buku
tak masuk akal dijualbelikan.
Maka
aku dengar pejabat-pejabat sulit makan barang halal
Seragam-seragam
jumawa simbol kemewahan
Kemiskinan
dan kebodohan diproyekkan
Undang-undang
dipermainkan
Tangis
rakyat dinyanyikan.
Aku
lihat pengemis-pengemis main kasar
Aku
dengar penyelewengan dimaklumkan
Aku
lihat petani-petani diperbudakkan
Aku
dengar kebenaran diasingkan
Aku
lihat toko-toko mewah diresmikan
Aku
dengar jerit tangis orang-orang tak berpenghasilan.
Aku
lihat
Aku
dengar
Aku
benar!
ZAMAN BARU
I
Anjing
bernyanyi
Kita
menggonggong
Harimau
mendekap
Kita
menerkam
Buaya
berpikir
Kita
pandir
Kadal
berlari
Kita
melata
Sapi
mengeluh
Kita
melenguh!
II
Duri
dan beling
Menancap
di batok kepala
Saat
kita menapak beriring
Di atas
lempengan samudera
Hujan
renai-renai
Curah
ke tapak kaki
Langit
cokelat
Bumi
biru
Kita
sudah terbang
Padahal
masih berenang
Kita
sedang mengerang
Padahal
sudah meregang
Kita
menang
Lumpur
berkubang!
Jurang Dalam, 3 Januari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar