Mengajar
kelas 7 memang memerlukan perhatian ekstra. Karena kelas 7 merupakan peralihan
dari sekolah dasar menuju kelas menengah. Karakter anak-anak masih terbawa
hingga di dalam kelas. Mungkin hal ini merupakan kebiasaan mereka saat duduk di
bangku sekolah dasar.
Karakter
yang mereka bawa di antaranya, adalah:
1. suka
berlari-lari di dalam kelas
2. keluar
dari bangku saat pelajaran
3. suka
mengadu
4. suka
berolok-olok
5. suka
berkomentar dengan gaya ceplas-ceplosnya
6. dll.
Dengan karakter-karakter
siswa yang hampir sama ini, membuat guru sering dibuat pusing. Meskipun ada
juga beberapa anak yang bersikap dewasa.
Perlu kesabaran yang luar
biasa untuk menghadapi mereka. Karena suara mereka juga suara peralihan dari
anak-anak menuju remaja. Suara mereka rata-rata melengking jika berbicara. Hal ini
membuat pikiran guru juga lumayan kacau dibuatnya. Dengan kata lain BISING. Saya
jadi tidak bisa membayangkan bagaimana sabarnya guru-guru PAUD, TK, dan SD.
Sebagai guru kelas 9
dan 8 di sebuah madrasah, saya mengajar juga di kelas 7. Kebetulan saya hanya
mengajar satu kelas, yaitu di kelas favorit. Siswanya pintar-pintar karena
memang tersaring dari sekian banyak siswa kelas 7. Hanya ada 25 siswa di sini.
Dengan kecerdasan yang
mereka miliki, mereka juga sama dengan siswa nonfavorit. Karakter yang usil,
suka bernyanyi keras, protes, berkeliaran, suka berolok-olok, dan lain-lain. Walaupun
begitu, mereka juga anak-anak yang lucu. Positifnya adalah adanya kekritisan
mereka dalam berpikir.
Beberapa tahun mengajar
di kelas 7 favorit, saya punya trik untuk menertibkan mereka. Peraturan yang
saya buat sejak lama adalah:
BARANG SIAPA KELUAR DARI
BANGKU TANPA IZIN, AKAN DIKENAI SANKSI.
Yang saya maksud keluar
dari bangku tersebut adalah saat proses belajar-mengajar berlangsung. Keluar bukan
karena alasan yang tepat, misalnya: hanya mondar-mandir ke bangku temannya
untuk keperluan yang tidak jelas.
Kecuali bila keluar karena:
mengumpulkan pekerjaan, kerja kelompok, mengerjakan tugas, dan lain-lain yang
memang memerlukan untuk keluar dari bangku.
Hukuman yang saya
berikan adalah MENULIS 1 SURAT PENDEK DARI AL-QURAN. Bagi siswa yang memang
terbiasa mondar-mandir pasti akan sering terkena sanksi tersebut.
Namun hari ini (Rabu,
19 Maret 2014) saya cukup geli dengan ulah salah satu siswi. Bel berbunyi tanda
jam mengajar saya di kelas tersebut habis. Saya harus berpindah ke kelas lain yang
letaknya di ujung timur lokasi madrasah. Sementara kelas 7 tersebut terletak di
ujung barat dan berada di lantai dua.
Sebagaimana biasa, saya
mengakhiri pelajaran dengan ungkapan rasa syukur dan salam. Siswa pun menjawab serempak
walaupun dilanjutkan dengan keramaian lagi. Saya pun turun menuju kelas delapan
di ujung timur. Tetapi sampai di bawah, tepatnya di bawah kelas 7 favorit, saya
mendengar siswa berteriak, “BU… SAYA IZIN!”. Saya jadi tertawa sendiri. Pasti si
pemilik suara ini kurang memperhatikan
waktu saya keluar kelas. Terbukti teman-temannya tertawa semua setelah dia
berkata begitu. Memang siswi satu ini tidak
bisa diam. Ada saja yang dilakukan. Kalau tidak ngobrol dengan teman sebangku,
dia juga usil dalam hal apapun.
Nah, kena batunya dia. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat guru juga rindu dengan mereka.
19 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar