Selasa, 18 Maret 2014

Panggung Kampanye Kalahkan Kelucuan YKS (Yuk Keep Smile)



Nonton televise? Rasanya masyarakat sudah mulai jenuh dengan tontonan televisi. Setiap buka chanel TV, yang mengisi acara kelompok itu-itu saja. Mulai dari Deni Cagur, Wendi, Soimah, Rafi Ahmad, Olga beserta adiknya (Billi), Caesar, Oki Lukman, Parto CS dengan Opera van Javanya, Tukul Arwana dan kelompoknya, dll. Dari stasiun TV satu ke stasiun TV yang lain. Mulai pagi sampai malam, hanya kelompok pelawak yang sedang naik daun saja yang selalu eksis.

Mereka tidak salah. Karena mereka bekerja secara profesional. Bahkan tim kreatif pun tak berhenti berpikir untuk memberikan hiburan yang tidak monoton. Dengan harapan masyarakat tidak akan bosan dengan acara yang disuguhkan.

Namun sayang, setiap stasiun TV hanya melirik personil yang sedang laris. Mungkin ini termasuk aji mumpung juga. Karena siapa yang sedang laris berarti sedang digemari masyarakat. Tinggal menambah bintang tamu sebagai pemanis acara.

Di tengah-tengah hiburan televisi yang beraneka ragam, sekarang mulai marak sebuah acara “hiburan” baru. Yakni kampanye. Berbagai tokoh, baik wajah lama maupun baru banyak beraksi. Mulai dari dedengkot partai sampai tokoh-tokoh kelas “ndeso”. Berbagai upaya menarik perhatian masyarakat untuk memilihnya.
Selain nampang di televisi, mereka juga tiba-tiba saja menjadi pahlawan. Sebelumnya tidak pernah berkomunikasi dengan rakyat kecil, tiba-tiba blusukan di tengah-tengah masyarakat. Dengan tebar pesonanya, mereka memberikan janji-janji yang meyakinkan. 

Yang lebih parah lagi, oknum-oknum calon utusan rakyat ini memberikan bantuan kepada para korban bencana alam dengan embel-embel partai. Atau bisa jadi dengan embel-embel harapan untuk memilih alias mencoblos oknum tersebut. 

Tidak hanya dewan pusat, yang daerah pun ketularan yang demikian. Tiba-tiba banyak yang blusukan di pasar-pasar, di sawah-sawah, pengajian-pengajian, workshop-workshop, dan banyak acara yang ditunggangi agenda kampanye. 

Kenapa tidak sejak lama mereka berbuat demikian? Kenapa harus jelang pemilu saja mereka mengambil simpati masyarakat? Sehingga masyarakat mengenal dan tahu sepak terjang para calon dewan tersebut.

Kalau sudah begini, masyarakat hanya bisa tersenyum. Ini adalah hiburan yang tak kalah lucunya dari pada pelawak-pelawak profesional di atas. Hiburan yang segar, bisa ditonton di televisi maupun melihat langsung kunjungan-kunjungan mereka ke daerah.

Lalu bagaimana dengan pilihan? Manakah yang cocok untuk dipilih? Padahal masyarakat belum tahu kinerja mereka yang sesungguhnya. Hal yang sangat memusingkan. Harus memilih dari sekian banyak yang mencalonkan diri sebagai dewan.

Ah, dari pada pusing memikirkan pilihan, lebih baik nonton kampanye di televisi. Melihat kelucuan-kelucuan yang dilontarkan mereka. 

“SELAMAT NONTON HIBURAN BARU”
                                                                                                18 Maret 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...