Senin, 14 April 2014

Antologi PuJa XIV "Yayan Triyansyah"



Lahir di Palembang, Jawa Tengah, 21 April 1989. Beberapa puisinya dibukukan dalam Antologi Pendapa 8, Secangkir Kopi dan Puisi (TBJT, 2009); Antologi Penyair Nusantara, Musibah Gempa Padang Kuala Lumpur, 2009), Antologi Solidaritas 25 Sastrawan 3 Negara (Indonesia, Singapura, Malaysia), Padang 7,6 SR (Singapura, 2009). Pernah bergiat di Komunitas Mata Aksara (KomMA) dan Komunitas Planet Senen (KoPS) Jakarta. Buku puisi tunggal pertamanya berjudul Halaman Rumah.
                                                                                                Jawa Pos, 2 maret 2012


di sebuah pematang,
gadis yang belum matang betul
 sedang lupa cara pulang

pacarnya yang tampan
lebih memikat dari sekedar nasihat
dan cara hidup sehat
              gadis malang,
belum juga ia matang
tapi ….
rasa enggan sudah dikenalnya
pada sebuah pematang
yang membikinnya lupa
bagaimana cara ia pulang
                        rembang, 2010

tusuk sate
aku tusukkan sate di sela kancing bajumu yang terbuka, takut kalau-kalau ada sesuatu yang tiba-tiba menyambar isi di dalamnya ketika kau beranjak menemui pacarmu yang baru saja kau kenal lewat sms. tenang, pacar barumu akan paham, tak ada peniti lebih penanda dari tusuk sate dengan sisa daging tertinggal mirip hatiku.
                        2010

dalam botol bir
tuhan terkantuk-kantuk
menunggu bibir lembut
membekaskan sisa zikir
terakhir
                        2010

 sajak kacamata
aku mencintaimu seperti kacamata yang kau pakai
;yang tak pernah kau lihat tapi ada lebih dekat
dari segala macam benda-benda di depanmu
;serta menata ihwal pandangmu tentang yang jauh dan dekat

aku menyayangimu seperti kacamata yang kau pakai
;yang menampakkan jelas semua kesamaran,
namun menyamar dengan rapi di depan matamu

membuatmu tampak lebih manis diperhatikan

aku menemanimu seperti kacamata yang setia,
yang hanya bisa hilang bila kau lupa menaruhnya
atau jatuh di jalan dan tak kau temukan kembali

aku telah mencintaimu seperti semua kacamata
yang hanya dapat kau lihat jelas saat kau lepas
untuk sekedar dibersihkan atau ditinggalkan
demi kacamata baru
                        2011

Aku Ingin Mengajakmu
aku ingin mengajakmu memetik sebuah sajak
dari ranting-ranting tubuh seorang pertapa tua
yang tak begitu tinggi, jadi kita perlu
memakai galah dan khawatir kalau-kalau
sebuah sajak itu akan kotor sebab jatuh ke tanah.
                        2011

bunyi kematian,
bunyi kematian
: saut sitompul

sajak-sajak terus berbunyi
tang, tang, tang … tanggung jawab pada hutang

sepanjang jalan tertulis jenjang tangis
bau mata air mata lebih amis dan miris dari
kepergian sebuah kepulangan

klakson berbunyi di depan
bir bertumpahan
aku kirim surat kehilangan kepada sajak
jakarta saudara-saudara, berbunyi
tang …
tang …
tang …
hutang tak terbilang

kukirim surat kepada ibu,
berkabar rindu duduk duka
derita negeri begitu ngeri dan
kematian cuma pejalan kaki
di tapak langkahnya berjarak
sedang sajak menjadi jejak
berdentang denting
berbunga bunyi
bertanya sunyi
bersapa sepi
                        2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...