Selasa, 15 April 2014

Antologi PuJa XV --- YOGA DIHARJO ---



Lahir di Surakarta pada Januari 1988. Kini tinggal di Kota Cirebon dan bekerja sebagai analis. Menulis puisi sejak 2010.
                                                                                                Jawa Pos, 11 Maret 2012

PUISI ANEH
Maka bacalah dari bawah
Karena tak pernah kutulis dari atas
Agar kau mengerti
Tentang kedunguan seorang aku
Karena angin pun takkan pernah mengerti
Berembus hanya sedetik
Napasku tak pernah panjang berjuang
Dari lahir hingga datang kematian
Yang terinjak tetaplah keadilan
Harapanku takkan pernah sama
Meski atas dan bawah terangkai sejalan
Inilah seorang aku
                        Cirebon, Januari 2012

JIKA NANTI
Jika nanti aku besar dan menjadi pegawai negeri
Aku juga ingin korupsi
Seperti tingkah mereka di televisi
Bukankah anak kecil memang selalu begini?
-meniru orang dewasa-
                        Jembatan Layang, Januari 2012

OPERA SENI KORUPSI
Lihatlah opera sekelompok hantu lucu
Lebih lucu dari ketoprak humor tempo dulu
Yang berdasi berperan sebagai pencuri
Yang bertopi aktor pengaman situasi

Aku dan kamu penonton sejati
Sesekali bersorak air mata saat mereka beraksi
Aku dan kamu hanya pasrah dituntun alur cerita
Skenario adalah hak veto sutradara

Inilah panggung sandiwara
Punggung dari segala rencana
Yang kritis kasih beberapa suap
Saat rakyat menangis pura-pura nguap

Hampir semua penonton berucap
Tapi, apa karena hati mereka pengap?
Atau mungkin
Mereka juga ingin disuapin

Lalu seperti apa nasib warga miskin?
Kata para pemain, “emang gue pikirin”
Jika gambar rupiah Soekarno-Hatta bisa berkedip
Mereka takkan sudi dimiliki secara gaib

Dari dana bantuan tunai yang raib
Bahkan lewat amplop santai yang terselip
Dua tokoh proklamator yang tersohor
Menjadi saksi bisu teror transaksi kotor.
                        Cirebon, Maret 2011

ISTRI BESI
Aku bosan dengan motorku
Tiap hari kutunggangi
Tak juga ada tanda-tanda kehamilan
                        Ciwaringin, September 2011

AKU, PINGGIRAN CILIWUNG
Aku dan bulan bertukar kecemasan
Lalu dia bersembunyi di balik awan
Sesuatu terjatuh dari langit
Ada puluhan ekor tikus got keluar dari sarangnya
Malam beringsut takut
Orang-orang harus dibangunkan
Kentongan harus dititir
Karena sebentar lagi pasti banjir
                        Jakarta, Januari 2012

JANJI LORONG KOTA
Aku tak memiliki sehelai angin pun
Untuk kutiupkan pada rahim kemiskinan
Namun jika lapar telah terkapar
Perih tetap lahir di lorong-lorong kota

Seperti aku yang tak menulis selarik puisi pun
Untuk menggugah hati par ape-dasi
Namun jika untuk sekedar janji
Mereka berlomba membacakannya

Namun sehelai angin bukan sebaris puisi
Dan kemiskinan tak pernah berdasi
Hingga janji itu terkapar
Tak ada yang membaca lorong lorong kota
                        Cirebon, Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...