Kamis, 17 April 2014

Antologi PuJa XVI ---HERRY LAMONGAN---



Herry Lamongan menulis sajak dalam bahasa Indonesia
Dan Jawa. Karyanya pernah dimuat berbagai surat kabar dan terhimpun dalam sejumlah antologi bersama. Antologi tunggalnya Lambaian Muara, Latar Ngarep (Jawa), dan Surat Hening.
                                                                                    (Jawa Pos, 18 Maret 2012)

 PADA PINTU
: dr E
barangkali akan pernah kelak
kita jumpa
di jalan raya paling tepi

di wilayah paling hening
ketika lengan dan pikiran
lemah lembut kepada cuaca
ketika suara dan wajah kita
jauh dari deru mesin
dan kelepak palsu rambu-rambu

aku ingin kembali berbincang akrab
seakrab jernih embun pada daun dini hari

barangkali akan pernah kelak
kita punya sejenak hening
pada zaman yang tak hendak diam
                        Madedadi, 18/2/2012

SEKIAN DIAM
meski diam lenguh gelombang

seperti kau minta
kusut perbincangan mana akan surut,
desir angin, hampar pasir, dan
akhir delta pada muara
teramat asin bagi debur warna-warna
bagi kibar suara-suara

engkau telah tumpangkan siasat buih
ke relung-relung degup kami
kata-kata hampa
menggumpal putih
menggenangi beranda benak kami

tak akan reda deras ombak
oleh bait-bait rayumu
sebab lewat gaib air mata
pesona laut tanggal satu-satu
                        Madedadi, 21/2/2012

HANYA KEPADA-MU
nyaris sedih sebuah siang mengalir
hambur ke pelukan mengabarkan ranggas
jati
tiada yang rimbun di belantara
beberapa titik api beberapa bara jelaga
nyaris sedih membiar daun tersungkur
hilang dari mata air sajak-sajak-Mu

Kekasih, beri kami keramahan pohon
beri kami kerinduan menanam
pada tanah yang hampir tak henti sengketa ini

beri kami hangat suasana tanpa beringas
pada diri hampir punah oleh pisau perseteruan
sungguh kami cuma sepoi waktu, kekasih
yang pulang pergi hanya kepada-Mu
                        Madedadi, 25/2/2012

MEMBASUH RINDU
 menimba sumur di hati
engkau basuh rahasia hari
engkau basuh ujar-ujar dahaga
sejak kering bertengger kesepian
di ujung dahan

seratus ratap air
menempuh sejarah debu
dari arah pagi
dari rindu seutas lumut
di kuyup batu

aku dengar berulang kali
riuh makna basah
pada jiwa tanah
pada bumi yang gelisah
tanpa jeda
                        Madedadi, 18/2/2012

PULANG
Setiap kali linang penat memanggil habis
Hanya kepada-Mu aku pulang
Semacam sepi
Atau mungkin rindu
                        18/2/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...