Jumat, 23 Mei 2014

Antologi PuJa XXVI -- SYAMSUDIN ADLAWI DARI EROPA ---



Lahir di Banyuwangi, 7 April 1970. Wartawan Jawa Pos. Pegiat sastra Watubuncul Banyuwangi. Buku puisinya Jaran Goyang (2009)dan Haiku Sunrise of Java (2011). Pintu silaturahim: udi@jawapos.co.id.
                                                                                    Jawa Pos, 10 Juni 2012


Kisah Purba
Gerimis berebut menyambutku
Datang pergi
berganti-ganti

Kaki ini terus mengayun tak mau
kompromi

Akhirnya hujan pergi juga
Tinggalkan sisa di
Balok-balok batu yang menata diri jadi
lantai

Di tengah lapangan mataku dikepung
Belgia purba

Amis darah haus kuasa
Memancar dari dinding-dinding sejarah
                        Brussel, 15(v)2012

Puisi Terkubur
Di jalanan Frankfrut sampai Dusserdolf

Puisiku terkubur
                        Jerman, 16(v)2012

Interlaken
Empat musim
Datang dan pergi
Mengukir relief
Di punggung gunung
Yang membujur kaku
Dari kaki sampai parasmu

Pucuk-pucuk pinus
Melambai sepanjang hari
Membimbingmu menari
Di atas danau Brienzersee
dan Thunersee

Hatiku pun jatuh
Dalam pelukan Interlaken
                        Interlaken, 18(v)2012

Membelah Amsterdam
Tak jenuh ia mengalir
Membelah kota Amsterdam

Ia terus mengallir
Manjakan mata rasa

Ia terus mengalir

Tak kenal cuaca
Tak kenal lelah ia
Membasuh daki
Tembok sejarah
                        Amsterdam, 13(v)2012

Sal Putih
Sulaman salju melingkari
Leher gunung cadas Engelberg

Seperti sal putih
Melindungi jenjang leher gadis-gadis
Luzern
Dari sapuan angin

Yang datang lebih pagi
Sebelum merekah matahari

Pucuk-pucuk pinus
Melambai dan bergoyang
Kibaskan sisa-sisa salju
Dari kujur Engelberg
                        Luzern, 17(v)2012

Aku Datang Tepat Waktu
Aku datang ketika musim salju baru saja pergi

Ketika daun-daun mulai semi

Ketika angin hembuskan sepoi

Ketika matahari melintas setengah hati

Venlo kembali bergairah
Menebar putiksari di kuncup-kuncup tulip

Aku pun bisa pulang dengan hati lapang
Membawa setangkup senyum terindah
Venio
                        Venio, 12(v)2012

Volendam
Kapal-kapal sandar
Meringkas layar

Tubuhnya bergoyang
Diayun gemercik ombak

Burung-pelikan burung belibis burung camar
Berebut dengan pengunjung mencium
bibir Volendam

Pengunjung datang pergi uapkan aneka
parfum
Amis pergi tinggalkan pantai

Ditemani segelas bir
Pengunjung bakar diri dalam bara sinar
matahari
                        Volendam, 13(v)2012

Sulaman Puisi Pantai Venezia
Kapal kayu menimangku
Menyusuri kebisuan semenanjung Venezia

Burung camar lalu-lalang
Di atas kapal yang hilir-mudikkan hasrat
Penumpang mengeja pahatan sejarah
kota tua
Di dinding-dinding rumah dan gereja
purba

Dalam gemericik ombak
Dari bibir pantai
Lamat-lamat kudengar
Pelacur jajakan birahi
Dalam sulaman puisi

Seekor camar tengger
Di pucuk tiang palka
Bacakan lembaran kisah yang
tertulis dengan merah darah pelacur
nestapa
                        Venezia, 20(v)2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...