Selasa, 20 Mei 2014

Antologi PuJa -- AMANG MAWARDI --



Lahir dan tinggal di Surabaya; pernah menjadi koordinator grup diskusi sastra “Sanggar 6 Januari 73”, anggota pleno Dewan Kesenian Surabaya. Puisi-puisinya termuat dalam antologi bersama “Doa Tangan Tangan” (Bengkel Muda Surabaya, 2007), anggota tim kerja majalah Alur Dewan Kesenian Surabaya.
                                                                                                Jawa Pos, 27 Mei 2012
Banyu Urip
Banyu Urip adalah cerita para urban
yang mengais nasib di kota para pejuang dan pengkhianat
yang terus bergulat untuk menjadi pemenang atau pecundang

Banyu Urip adalah kawasan atas dan bawah
yang dibelah sepasang kekasih:Kali Banyu Urip dan Jalan Banyu Urip
yang mengalirkan air keruhnya ke arah Tandes, Kandangan, Benowo
yang menampung lalu-lintas padat di bagian barat kota

Banyu Urip adalah buk abang penanda ke rumah penyair “Wartini Ledek Pasar Turi”
Banyu Urip adalah pohon trembesi pinggir tanggul pengingat ke kontrakan dramawan “Blakothang”
Banyu Urip adalah rumah mungil di sudut gang kecil pembuka laci memori senandung bianglala masa muda
Banyu Urip adalah cowek sambel welut penggoyang lidah pengenyang perut

Adakah catatan-catatan ini akan terus tersimpan rapi di kotak kenangan ataukah berserakan diinjak-injak zaman?

Buk abang  kini telah lenyap
Pohon trembesi sekarang cuma noktah ingatan
Semoga gang kecil dan warung belut goreng masih bertahan
di tengah gemuruh dinamika kota
Banyu Urip, di tlatahmu orang-orang nunut urip …
                                    Surabaya, Mei 2011

Rungkut
ketika Mc Donald’s dan retsoran pizza
berdiri gagah di sudut jalan-jalan itu
kamu tak gelisah
sebab, katamu, soto Pak Jayus dan bebek goreng Palupi
masih dijubeli pembeli

tatkala Giant dan Super Indo
merangsek sigap di dekat perempatan itu
kamu tak gundah
sebab, katamu, pasar Pahing dan Soponyono tetap diluberi ibu-ibu

tapi, sejak duet minimarket
mengisi titik-titik itu
aku resah, sebab, rak-rak mracanganku
makin berkurang barangnya

hidup kok tambah susah
padahal anakku pingin kuliah
aku bingung cari siasat
semoga tak terjebak sesat
                                    Surabaya, April 2012

Tunjungan
Tempat sejarah dicatat
sesudah orang-orang marah
merobek bendera tiga warna
di hotel menginap tuan penjajah

tempat kenangan diingat
dalam lirik dan notasi yang
didendangkan Mus Mulyadi
(Rek ayo Rek mlaku-mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek mlaku-mlaku bebarengan …)

Sejarah Tunjungan adalah
keringat dan darah para pejuang
Kenangan Tunjungan adalah
jalan kebersamaan para penyayang

Kemarin aku susuri jalan ini
toko-toko berubah monumen sunyi

Tapi, sejarah dan kenangan itu
membuatku bertahan di kota ini
                                    Surabaya, April 2012

Jembatan Merah
jembatan itu masih seperti yang dulu
tapi dekat pertokoan dan plasa itu
tak ada lagi bunyi desing peluru
hanya lalu-lalang kendaraan menderu

jembatan itu masih berwarna merah
tapi sungainya tak lagi mengalirkan
darah para pemanggul senjata
cuma airmata pengais remah-remah kota

akulah bocah kecil saksi pertempuran itu
akulah manusia pelaku kehidupan yang kelu
Jembatan Merah,
di ujung barat pagar besimu
aku berdiri penat dan pasrah
                                    Surabaya, April 2012

Wonokromo
KEBUN BINATANG. Tempat ayah menunjukkan pelaku dongeng, gajah yang besar kancil yang kecil. (Kelak aku tahu makna lain dongeng itu: jangan dikira wong cilik tidak cerdik!)

POLSEK WONOKROMO. Tiga dekade lalu, seorang reporter pemula melihat ibu muda menggendong balita berkunjung di kantor polisi itu. Di ruang tunggu, balita berteriak: “Bapak!”, saat melihat laki-laki berdiri di balik pintu jeruji.
Reporter pemula terhenyak, lantas wajahnya meredup, airmata pun mengembang. (Hati-hati meniti hidup, banyak lubang dan jurang!)

RSI. Di sini anak-anakku dilahirkan, kugemakan di telinganya Allah Maha Besar. (Semoga senantiasa berada di jalur-Nya!)

TERMINAL JOYOBOYO. Datang, masuk angkot, pergi. (Seperti kehidupan: lahir, masuki jalan hidup, mati!)

Selebihnya lalu-lintas padat seputar pintu air Jagir, stasiun kereta api, gedung ludruk, pegadaian, jalan layang, traffick light, tikungan dekat patung tentara berkuda, Jalan SMEA, Bendul Merisi, Jetis. (Semakin menebalkan polusi, bikin sibuk polisi, jadi objek politisi!)
                                    Surabaya, April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...