Selasa, 04 November 2014

Gendhuk Cantik



Dia memang cantik… bersih kulitnya, mancung hidungnya, bagus alisnya, hingga membuat gemas yang melihatnya. Sebut saja dia si Gendhuk.

Sore itu Gendhuk waktunya mandi. Tapi dia sulit sekali dibangunkan. Ditunggu-tunggu hingga hampir jam tiga sore dia belum bangun juga. Akhirnya dia diangkat oleh ibunya untuk mandi. Karena emak yang biasa bantu-bantu juga waktunya pulang.

Begitu diangkat, Gendhuk belum bisa membuka matanya,. Maka dalam keadaan mata terpejam, terpaksa si ibu memandikannya. Mengusapnya dengan air, menyabuninya, hingga memasukkannya dalam bak mandinya. Gendhuk masih saja terpejam. Aku begitu heran melihatnya. Tidak seperti biasanya, saat mandi dia pasti membuka matanya. Bahkan setiap diangkat dari bak mandinya, dia selalu menangis. Karena dia hobi mandi rupanya.

Karena terheran-heran dengan ketidakbiasaannya, kucoba memeriksa keadaannya. Kupegang perutnya yang tampak membesar dan keras. Tapi kuabaikan saja. Mungkin dia dalam keadaan kenyang, pikirku. Padahal sebenarnya aku juga berpikir tentang kemungkinan dia masuk angin. Betapa tidak, ibunya memasang kipas angin terus-menerus, belum lagi si Gendhuk tidur di dekat pintu jendela kamar yang tentu saja anginnya juga lumayan keras menerpa kepala si Gendhuk.

Baru berpikir tentang hal tersebut, tiba-tiba si ibu yang sedang memandikan Gendhuk tertawa lepas. Segera aku menengoknya. Ternyata Gendhuk buang angin di dalam air sambil mengeluarkan isinya. Belum selesai si ibu tertawa Gendhuk mengulang kembali aksinya. Jadi bak mandinya tercampur dengan kotorannya sendiri. Ini pun Gendhuk masih dalam keadaan tertidur. Suara tawa beberapa orang yang mengellilinginya tak membuat Gendhuk terbangun. Gendhuk diangkat dan dibalut dengan handuk karena air di bak harus diganti dengan yang baru. Begitu berbalut handuk, Gendhuk mengulanginya lagi. Alhasil handuknya juga jadi sasaran tempat kotorannya. Haduh, Gendhuk… Gendhuk… kami semua tak dapat menghentikan tertawa. Gendhuk tetap tertidur.

Ini yang membuatku semakin heran. Ada yang kukhawatirkan. Kenapa dia terpejam terus. Jangan-jangan ada yang tidak beres dengan kesehatannya, dengan matanya. Ah… perasaan yang tak baik segera kutepis. Begitu selesai mandi, segera dipakaikanlah baju Gendhuk. Saat proses berbaju itulah Gendhuk baru membuka mata lebar. Haduh, lega… ternyata Gendhuk taka pa-apa. Mungkin justru Gendhuk telah lega bisa buang angin dan kotorannya. Hingga perutnya terasa enteng.

Gendhuk… Gendhuk… dialah si bayi yang baru berumur dua minggu.

Mgr, 4 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...