Sabtu, 08 November 2014

Pidato "Tangkal Modernitas dengan Budaya Islami"



Modernitas dianggap sebagai puncak perkembangan masyarakat manapun yang lantas dijadikan sebagai pedoman untuk bergaya hidup serba lebih “wah” dan baru agar tidak dikatakan ketinggalan zaman.
Hal seperti ini tentu saja banyak manfaatnya. Tetapi di luar manfaat pasti juga ada mudlaratnya. Berbagai contoh budaya luar yang bertentangan dengan ajaran Islam bisa kita lihat, misalnya melalui televisi, majalah, maupun internet. Hal yang tampaknya baru inilah yang akan menarik bagi masyarakat, terutama para remaja.
Remaja semakin kebingungan mencari trenseter. Bingung memilih mana dan siapa yang patut dijadikan panutan dalam bermode dan bergaul tanpa peduli bahwa apa yang diikuti itu pantas atau tidak. Di jalur agama atau tidak. Mereka lupa, bahwa kita hidup di Indonesia yang punya kebudayaan sendiri. Kebudayaan yang sesuai dengan jiwa keindonesiaan yang santun, yaitu kebudayaan yang dilandasi dengan agama.
Di tengah-tengah hingar-bingarnya modernitas, kita sebagai remaja muslim wajib mempertahankan bahkan mengembangkan budaya Islami. Budaya islami yang bisa dijadikan tameng dalam memfilter budaya-budaya asing yang dirasa negatif dan kurang cocok dianut. Karena pada dasarnya telah disebutkan dalam Qur’an surat Ar-Ra’du: 11

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah pada dirinya.
Saat ini, alhamdulillah kita bisa melihat perkembangan lagu-lagu islami pada aliran pop  maupun rock. Seperti yang dibawakan oleh band Ungu, Gigi, Dewa 19, dll. Belum lagi para penyanyi solo mulai Iwan Fals, Afgan, dan lain-lain. Perkembangan kesenian islami yang menggembirakan ini diikuti pula dengan perkembangan mode baju muslim yang semakin variatif. Sehingga umat Islam yang menutup auratnya kini tidak lagi malu hanya karena memakai baju panjang dan berkerudung yang dulu terkesan “ndesa”. Hal seperti ini justru menggali potensi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat untuk selalu berinovasi dan berkarya.
Semakin banyak orang yang pandai, semakin banyak yang mengembangkan ajaran Islam dengan perantara budaya yang islami pula. Dengan budaya Islam, berarti dakwah Islam bisa berjalan, yakni menitikberatkan pada gerakan moral, intelektual, dan ilmu pengetahuan, serta pembinaan kesadaran beragama yang merupakan landasan etika sekaligus hidup bermasyarakat. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Rosulullah beserta para sahabatnya yang mampu merubah sisi negatif perkembangan masyarakat pada masa itu menjadi lebih modern yang islami. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahzab : 21

Artinya : Sesungguhnya di dalam diri Rosulullah itu terdapat teladan yang baik bagimu
Dengan menjalankan kehidupan modern tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai islam, yakni mengembangkan kebudayaan ataupun kebiasaan yang berciri Islam, insyaallah kita sebagai remaja muslim, akan bisa menyelamatkan adik-adik kita di masa mendatang dari setan-setan kemodernan. Jika dalam melakukan segala sesuatu kita berpijak pada agama, kita yakin negara Indonesia di masa mendatang terselamatkan dari generasi yang tak berpendirian. 
Mgr, 8 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...