Keluar dari
mengambil uang di kamar, pak Yanto menemui kembali kurir rekanan kerjanya di
ruang tamu. Tapi pak Yanto mendapati sang kurir tadi dalam keadaan pucat dan
terbengong-bengong. Setelah ditanya ternyata uang yang dibawa kurang dua ratus
ribu rupiah. Dia tampak takut sekali. Takut dengan pak Yanto dan takut
bagaimana nanti dia harus bercerita dengan bosnya.
Melihat
keluguannya, pak Yanto merasa kasihan dan menenangkannya. Pak Yanto memintanya
untuk tidak bercerita pada bosnya. Pak Yanto memaklumi dan menganggap uang itu sudah pas, bahkan
memberinya saku. Kurir itu merasa ragu-ragu dengan keikhlasan pak Yanto. Namun ia ucapkan rasa terimakasihnya dan pulang.
Sekitar sejam
kemudian, kurir itu kembali lagi dengan wajah ceria. Dia bercerita bahwa
uangnya sudah ketemu. Sewaktu dia diminta bosnya untuk mengirim uang ke pak Yanto
untuk membeli suku cadang komputer, dia menyatukan uang dari 2 amplop yang
masing-masing berisi satu juta. Ternyata waktu menyobek tepi amplop,
masing-masing tertinggal seratus ribu karena lengket. Amplop itu sudah
diremas-remas dan dibuang. Tetapi sepulang dari rumah pak Yanto, dia mencoba
untuk membuka kembali amplop yang sudah dibuang tadi, dan alhamdulillah uang
itu masih ada di amplop tersebut.
Subhanallah,
padahal pak Yanto sudah mengikhlaskan uang itu. Waktu itu keluarga pak Yanto
memang memerlukan uang untuk kepentingan harian dan persiapan lebaran.
Kebetulan akhir-akhir ini Allah lagi menguji kesabaran keluarga pak Yanto. Akan
tetapi mereka masih bersyukur karena mereka sekeluarga diberi kesehatan,
sehingga mereka tetap bisa beraktivitas dan menjalankan kegiatan bulan Romadlon
dengan lancar.
Tak lama
kemudian isteri dan anak-anak pak Yanto pulang dari tarwih dan tadarus di
masjid terdekat. Pak Yanto tidak bisa ikut tarwih di masjid karena pulang kerja
sudah menjelang Isya’, sehingga tarwih sendiri di rumah. Pak Yanto menceritakan
keajaiban itu dengan terharu. Rupanya Allah masih tetap menyayangi dan menjaga mereka.
Sejak Romadlon
malam ke- 23 itu, mereka merasa Allah telah mengabulkan doa-doa mereka. Allah
membuka kembali jalan mereka untuk menerima tetes demi tetes rizki Allah.
Alhamdulillah mereka bisa mencukupi keperluan mereka lebih dari yang mereka
minta kepada Allah. Terutama zakat mereka terpenuhi, karena selama bulan puasa mereka
bingung bagaimana harus berzakat mal. Allah Maha Besar, segalanya milik Allah.
Allah Maha Kaya, mereka minta sedikit milik Allah dengan penuh khusnudzon.
Allah akan
mengabulkan permintaan semua hambaNya jika bersungguh-sungguh. Shodaqoh
meskipun sedikit tetap akan diperhitungkan oleh Allah. Dan tetap berusaha dengan
giat untuk mencari nafkah keluarga disertai keikhlasan. Insyaallah, pintu rizki
akan terbuka untuk semua yang mau berusaha.
Mgr, 03
September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar