Minggu, 11 Mei 2014

Antologi PuJa XXII --ALEX R. NAINGGOLAN--



Lahir di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen. Beberapa karyanya termuat dalam antologi Ini Sirkus Senyum… (Bumi MAnusia, 2002),  Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafiti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi (Kompas, 2003), Muli (DKI, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI, depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005), 5,9 Skala Richter (KSI & Bentang Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi NU, 2011), Akulah Musi (PPN V, Palembang 2011).
          Jawa Pos, 22 April 2012                                                                                                                                                                                                                    
Amnesia
karena engkau, aku tak lagi lupa. bahkan pada kata yang padat mengeras itu. meski telah lama kususun setiap sintaksis kalimat, menyemai sekarat yang berkarat. dan aku akan beranjak, mungkin ke sebuah tempat yang dulu pernah kita kunjungi lalu singgah agak lama di sana. karena engkau, amnesiaku tak lagi kambuh. kau semacam penawar bagi ingatanku. mengumpulkan segala remah kenangan yang pernah kularung di laut. dan kau memungutinya, satu per satu. seperti kaususun diriku dengan ratusan ciuman—yang selalu kuingat setiap pagi.

karena engkau, amnesia itu sirna. kata-kata mengampiri sepanjang pagi. masuk ke dalam selimut, bergelayut di pelukanmu.
                                                2012

 Kabar Gerimis
sebab gerimis telah mengirim kabar di suatu sore
maka aku tak terlalu cengeng untuk kisah sedih itu
ketika kantor dibakar, atau mayat diarak telanjang
kerumun orang meludah di tanah basah

di suatu sore
gerimis seperti cepat mengirim rasa amis
dari amarah purbamu
yang tak pernah selesai
dan meraung bagai sirine
memekik pecah di angkasa

di suatu sore
gerimis mengikis
                        2012

Di Pagi Hari
memang ia cuma ingin berjalan
tapi tidak di dalam sajak sapardi
yang bimbang dan penuh isak
sebelum pagi sirna
ia ingin bertemu matahari
yang menguliti kulit daun
dan mengakrabi dirinya sendiri
                        2012

Waktu Memanjang
waktu memanjang
serupa benang
tak bisa kauputuskan
di setiap nadi

lalu kautulis lagi puisi
tentang kesedihan
banyak orang yang jadi korban
di negeri ini

waktu memanjang
berkelir di badan
setiap kausapu tangis
yang makin tipis
                        2012

Puisi Malam Minggu
lalu lalang tubuh
jalan-jalan sesak
antri belanja
pijar cahaya
para remaja
berbisik cinta
merampas ciuman
yang cuma sesaat

lalu lalang fragmen
menjadi bundar di matamu
gelap mala mini
terasa bakal penuh
mendekap di sekitar tubuh
menghidupi layar kota
berwarna kelabu
yang kunjung dewasa
            Tangerang, 2012

Aku dan Anak
aku dan anak
tamasya ke tempat bermain
tawa yang berderai
di sisi gelembung bola atau boneka
ah, terasa ramai kini
telah kuusir sunyi
yang tak usai kupanggul

aku dan anak
berlari
terasa membekas
hingga ia lelap di pangkuan
                        2012

Di ujung Malam
di ujung malam
di tepi jalan
batas kota yang ramai
aku terkenang padamu
seperti gerimis
daun-daun
sekejap dipermainkan angin
masih hinggap pangkal lidahmu
yang mengulumku semalam

di ujung malam
aku sekejap mengingatmu
yang telah jadi istri dan ibu
setia menunggu
                        2012































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...