Lahir
di Jakarta, 16 Januari 1982. Menyelesaikan studi di FE Unila jurusan Manajemen.
Beberapa karyanya termuat dalam antologi Ini
Sirkus Senyum… (Bumi MAnusia, 2002), Gerimis Pagi (KSI, 2002), Grafiti Imaji (YMS, 2002), Puisi Tak Pernah Pergi (Kompas, 2003), Muli (DKI, 2003), Dari Zefir Sampai Puncak Fujiyama (CWI, depdiknas, 2004), La Runduma (CWI & Menpora RI, 2005),
5,9 Skala Richter (KSI & Bentang
Pustaka, 2006), Negeri Cincin Api (Lesbumi
NU, 2011), Akulah Musi (PPN V,
Palembang 2011).
Jawa Pos, 22 April 2012
Amnesia
karena
engkau, aku tak lagi lupa. bahkan pada kata yang padat mengeras itu. meski
telah lama kususun setiap sintaksis kalimat, menyemai sekarat yang berkarat.
dan aku akan beranjak, mungkin ke sebuah tempat yang dulu pernah kita kunjungi
lalu singgah agak lama di sana. karena engkau, amnesiaku tak lagi kambuh. kau
semacam penawar bagi ingatanku. mengumpulkan segala remah kenangan yang pernah
kularung di laut. dan kau memungutinya, satu per satu. seperti kaususun diriku
dengan ratusan ciuman—yang selalu kuingat setiap pagi.
karena
engkau, amnesia itu sirna. kata-kata mengampiri sepanjang pagi. masuk ke dalam
selimut, bergelayut di pelukanmu.
2012
Kabar Gerimis
sebab
gerimis telah mengirim kabar di suatu sore
maka
aku tak terlalu cengeng untuk kisah sedih itu
ketika
kantor dibakar, atau mayat diarak telanjang
kerumun
orang meludah di tanah basah
di
suatu sore
gerimis
seperti cepat mengirim rasa amis
dari
amarah purbamu
yang
tak pernah selesai
dan
meraung bagai sirine
memekik
pecah di angkasa
di
suatu sore
gerimis
mengikis
2012
Di Pagi Hari
memang
ia cuma ingin berjalan
tapi
tidak di dalam sajak sapardi
yang
bimbang dan penuh isak
sebelum
pagi sirna
ia
ingin bertemu matahari
yang
menguliti kulit daun
dan
mengakrabi dirinya sendiri
2012
Waktu Memanjang
waktu
memanjang
serupa
benang
tak
bisa kauputuskan
di
setiap nadi
lalu
kautulis lagi puisi
tentang
kesedihan
banyak
orang yang jadi korban
di
negeri ini
waktu
memanjang
berkelir
di badan
setiap
kausapu tangis
yang
makin tipis
2012
Puisi Malam Minggu
lalu
lalang tubuh
jalan-jalan
sesak
antri
belanja
pijar
cahaya
para
remaja
berbisik
cinta
merampas
ciuman
yang
cuma sesaat
lalu
lalang fragmen
menjadi
bundar di matamu
gelap
mala mini
terasa
bakal penuh
mendekap
di sekitar tubuh
menghidupi
layar kota
berwarna
kelabu
yang
kunjung dewasa
Tangerang, 2012
Aku dan Anak
aku
dan anak
tamasya
ke tempat bermain
tawa
yang berderai
di
sisi gelembung bola atau boneka
ah,
terasa ramai kini
telah
kuusir sunyi
yang
tak usai kupanggul
aku
dan anak
berlari
terasa
membekas
hingga
ia lelap di pangkuan
2012
Di ujung Malam
di
ujung malam
di
tepi jalan
batas
kota yang ramai
aku
terkenang padamu
seperti
gerimis
daun-daun
sekejap
dipermainkan angin
masih
hinggap pangkal lidahmu
yang
mengulumku semalam
di
ujung malam
aku
sekejap mengingatmu
yang
telah jadi istri dan ibu
setia
menunggu
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar