Babak IV
(Sore hari di puncak Gunung Kelud, keluarga istana
bersama para pengawalnya menanti tantangan kepada Lembu dengan penuh percaya
diri. Karena secara logika tidak mungkin membuat sumur dalam waktu satu hari).
Lembu :
Saya mohon izin untuk mulai menggali, Baginda dan Permaisuri, juga Putri...
Raja :
Silakan...
Permaisuri :
Ingat ya, Lembu... besok pagi sumur ini harus selesai. Ini permintaan putriku.
Lembu :
Demi Putri saya akan melakukannya.
(Lembu Sura mulai menggali tanah berbatu dengan tanduknya.
Keluarga istana menyaksikan bersama para pengawalnya. Sementara Lembu semakin
cepat menggali. Semakin malam semakin cepat. Dari bibir sumur, raja memanggil
Lembu.)
Raja : Lembu.... apakah kau
mendengar suaraku?
Lembu : Ya, Baginda...
Raja : Baiklah, teruskan!
(Di luar perkiraan, cara kerja Lembu Sura sangat cepat.
Ketika tengah malam sumur itu telah benar-benar dalam. Putri panik dan menangis
di pelukan ibundanya.)
Putri :
Ayahanda, Ibunda... bagaimana ini? Dia berhasil melakukannya. Aku tidak mau
menikah dengannya.
Permaisuri :
Suamiku... Lakukanlah sesuatu!
Raja :
Maafkan ayah, putriku … ayah telah membuat keputusan yang salah. Baiklah, ayah tidak akan membuatmu kecewa.
Raja :
Pengawal! Tutup sumur itu dengan bebatuan.
Pengawal :
Tapi, Baginda... Lembu kan masih ada di dalamnya.
Putri :
Kamu jangan membantah perintah raja ya! Ayo segera ajak anak buahmu untuk
menutup sumur itu. Cepat cari batu-batu yang besar!
(Dengan terpaksa para pengawal kerajaan dan prajurit
menimbun sumur tersebut dengan batu-batu. Lembu Sura merasa dikhianati. Dia pun
marah sambil berkata-kata.)
Lembu : Hai, kenapa aku ditimbun?
Tolong... tolong... jangan timbun aku...
Putri : Lebih baik kau mati, Lembu!
Aku tidak ingin menikah denganmu!
(Pengawal terus memasukkan batu-batu besar. Hingga
sayup-sayup masih terdengar suara Lembu melontarkan sumpahnya.)
Lembu : Dasar kejam. Awas ya! Hai rakyat Kediri!
Berhati-hatilah dan tunggu pembalasanku yang berat. Kelak Kediri akan menjadi
sungai, Blitar jadi daratan, dan Tulung Agung menjadi danau.”
(Raja dan rakyatnya pun ketakutan. Bersama
dengan
rakyatnya, raja
membangun tanggul yang
kokoh (sekarang menjadi Gunung Pegat) dan menyelenggarakan larung sesaji dengan
harapan sumpah Lembu Sura tidak akan terjadi.
Namun kenyataannya,
beberapa kali
Gunung Kelud meletus. Hal ini dipercayai rakyat
bahwa itu sebagai amukan Lembu Sura.
Cerita ini memberikan isyarat bahwa
siapapun yang suka mengingkari janji, maka akan mendatangkan bencana bagi diri
sendiri bahkan kepada orang lain. Sifat yang tidak terpuji ini merupakan bagian
ciri orang yang munafik. Karena itu harus dihindari.)
Tokoh :
1. Narator
2. Raja Brawijaya
3. Permasisuri
4. Penasihat
5. Pengawal dan prajurit (4)
6. Lembu
Sura
7. Puteri
Dyah Ayu Pusparini
8. Inang
Properti:
Baju-baju tokoh, Topeng sapi +
tanduk, Batu-batu besar, Kursi 3, .......
LNR, 10
Agustus 2016
Kak ini full nya lihat dimana ya??
BalasHapus