Jalan
depan Rumahku
Lima tahun sudah aku bertempat tinggal di tepi jalan
ini. Untuk ukuran desa, jalan ini lumayan lebar loh…. Lumayan ramai juga untuk
lalu-lalang pengguna jalan dari barat Sungai Brantas menuju ke pasar ataupun
mencari bus menuju arah utara ke Surabaya atau ke arah selatan menuju Kota
Kediri, Tulung Agung dan kota-kota lain.
Memang depan jalan rumahku adalah salah satu jalur alternatif menuju ke
“tambangan”. Yaitu transportasi perahu untuk penyeberangan sungai yang menghubungkan antara Kabupaten Kediri
dan Nganjuk.
Dulu jalan depan rumahku berupa jalan tanah tak
beraspal. Jika musim kemarau, debu-debu beterbangan sesuka hati, menyelinap di
setiap sudut ataupun celah-celah rumah. Puncak debu di bulan Agustus dan
September, hhemm… menggemaskan! Yang namanya menyapu lantai, tidak cukup 2
sampai 3 kali. Harus berkali-kali menyapu, karena debu halus selalu hadir
setiap saat.
Apabila musim hujan, haduhhh jalan becek. Kadang di
ujung jalan raya juga banjir. Mirip sawah, tinggal menyebar bibit tanaman saja.
Seandainya dalam beberapa hari tidak ada orang lewat, insya Allah bisa tumbuh
deh! Sungguh memilukan, kasihan deh aku dan para tetangga.
Sekarang alhamdulillah… jalan depan rumahku sudah
lumayan bagus. Pengecoran dilakukan berkat bantuan dari bupati. Kini anak-anak lebih
bebas bermain karena tak takut oleh debu maupun becek. Jalan menjadi lebih rapi
dan enak dipandang. Namun tak ada salahnya bila di tikungan jalan itu harus
diberi polisi tidur. Karena anak-anak remaja yang bersepeda motor di jalan
tersebut suka ngebut. Kebetulan rumahku berada di tikungan jalan ini. Sehingga
tak jarang aku harus menahan nafas karena ngeri melihat dan mendengar motor
anak-anak SMP yang lewat di jalan depan rumahku ugal-ugalan.
Nah! yang waktu lalu malas bila mau berkunjung ke
rumahku, sekarang silakan mampir lo… kalau lewat. Rumahku ada di sebelah kanan tikungan
jalan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar