Senin, 03 Desember 2012

Saat Hujan


Les di Saat Hujan

Masih siang sebenarnya. Sekitar pukul dua siang. Aku masih menerangkan materi les atau pelajaran tambahan kelas 9. Kalau dirasakan sih… badan sudah capai karena mengajar dari pukul 06.45 sampai 13.00. Memang tidak sekuat waktu muda dulu, maklum digerogoti usia.
Berawal dari mendung yang menggelayut sampai akhirnya hujan turun juga. Semakin deras, kelas menjadi gelap meskipun diterangi dengan lampu neon. Suaraku mulai tenggelam dalam suara lebatnya hujan. Konsentrasi anak-anak pun mulai berkurang sehingga spidol yang kupegang kumanfaatkan untuk menulis apa yang aku terangkan kepada anak-anak.
Usai menulis, aku pun beranjak untuk melongok jendela depan kelas. Sesekali kutengok anak-anak yang sedang menulis. Kupandangi aliran air hujan yang lewat saluran air depan kelas. Dalam curah hujan yang cukup deras, aliran pun semakin deras juga. Satu demi satu sampah bekas jajan anak-anak yang tidak termuat di tempat sampah hanyut. Berderet-deret sambung-menyambung. Begitu aliran berbelok ke gorong-gorong kecil yang melewati kelas di bawahku, air mulai berpusar di situ.
Satu ranting mangga mulai melintang di mulut gorong-gorong menghalangi sampah yang hendak lewat. Sebuah plastik kemasan snack berhenti di situ. Ada sedotan yang mengikuti hanyut di belakangnya. Daun-daun mangga mulai menumpuk. Hingga akhirnya banyak sampah kecil yang berhenti di situ.
“Ini baru aliran dan saluran kecil”, pikirku. Kubayangkan sungai-sungai atau saluran air di kota-kota yang padat penduduk. Betapa banyak sampah yang menumpuk di sungai-sungai. Akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya. Masih banyak masyarakat yang membuang  sampah di sungai. Akibatnya banjir.
Ku teringat masa kecilku di Surabaya. Gara-gara air selokan yang sering mampet membuatku tidak kerasan tinggal di Surabaya. Saat itu aku jijik melihat selokan. Apabila hujan deras, asrama tempat tinggalku banjir. Karena itu aku sering terserang penyakit gatal-gatal di kaki. Haduuh masa kecilku!
“Sudah, Bu!”, suara anak-anak membuatku tersentak. Kembali lagi aku membahas tentang soal-soal UNAS Bahasa Indonesia. Berbicara dengan suara keras sampai tenggorokanku terasa sakit karena memang suaraku termasuk jenis suara yang tidak lantang. Untung anak-anak tidak seramai kalau tidak hujan. Akhirnya anak-anak terpaksa kupulangkan jam setengah tiga karena suasana yang tidak mendukung untuk belajar. Sedangkan jadwal sebenarnya jam tiga baru pulang.
Keluar kelas menerobos hujan menuju ke kantor. Di kantor  masih ada teman guru yang menunggu putrinya yang juga sekolah di madrasah ini. Kebetulan juga satu kelas dengan puteriku. Kami pun berkemas untuk pulang. Kebetulan hari itu aku diantar suami. Sedangkan anakku diantar kakaknya. Sehingga aku pun harus menunggu jemputan suami.
Hujan agak reda, keluar kantor disambut banjir. Aku enggan untuk nyebur ke air, dingin. Sikap usilku pun  keluar. Aku minta bonceng siswiku yang mau pulang sampai depan pintu gerbang. Nah, selamat dari genangan air. Berteduh di rumah si embah yang punya warung depan kantor madrasah. Aku menunggu suami sambil bercengkerama dengan beberapa siswi yang juga menuggu jemputan. Sedangkan puteriku telah dijemput kakaknya.
Dalam sisa-sisa rintik hujan, akhirnya jemputan datang juga. Beberapa siswa kulihat berjalan ke suatu tempat. Kutanya hendak kemana mereka, ternyata masih mau menambah les pelajaran lagi. Masya Allah, aku sudah capai begini. Ternyata anak-anak masih saja bersemangat menambah ilmu dari beberapa guru. Tidak perduli suasana masih belum mendukung. Tentu saja karena mereka ingin menyambut Ujian Nasional dengan penuh kesiapan.
Hujan telah menjadi saksi bahwa anak-anak  begitu bersemangat dalam belajar. Semoga anak-anakku diberi kemudahan dalam mengikuti Ujian Nasional di tahun 2013 nanti. Sehingga apa yang mereka harapkan akan terwujud.
                                                                                    Akhir November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...