Selasa, 15 Januari 2013

ANTOLOGI PUISI JAWA POS 1


Kukumpulkan puisi setiap Minggu dari Jawa Pos sejak tanggal 28 Agustus 2011. Semoga ada manfaatnya bagi aku sendiri maupun yang memerlukannya.

 I. NURYANA ASMAUDI
Lahir di Jepara, Jawa Tengah, 10 Maret 1965. Bermukim di Bali, mengelola Rumah Sastra Intensbeh (bersama Umbu Landu Paranggi) dan Studio Seni Serayuza Denpasar, sambil bekerja sebagai wartawan/redaktur koran lokal. Puisinya tersebar di koran lokal dan nasional, juga dalam buku kumpulan bersama.
                                                                                               (Jawa Pos, Minggu: 28 Agustus  2011)




Pengembara Jiwa

“dua etape lagi kita sampai!”
pengembara jiwa memacu kuda
lauwama di padang cinta

sepanjang jalan lauwama meringkik lapar
“sabar jaran, belum saatnya makan!”

malam istirah di lading perjamuan:
“makan dan minumlah jaran
tapi jangan terlalu kenyang
esok kita lanjut perjalanan!”
                  Denpasar, Ramadhan 1432 H


Sisa Perjalanan
mari tuntaskan sisa perjalanan
sembahyangkan hati-pikiran
menebar kasih dan perdamaian

hampir sebulan dijamu lapar
sebagai imbalan tersebar kikir
kita tak hirau pada para fakir
terlalu loba menumpuk laba
di tengah derita orang-orang papa

mari selesaikan merenda lapar
nikmati kefakiran di jalan penderitaan
“akan Kurekahkan bunga laparmu
bunga madu buat kumbang-kupu kalbu
mewangi jiwa di taman Cinta!”

tak ada yang patut dikeluhkan
semalam telah kita sapu hidangan
hingga lambung sesak nafas tersengal
hari ini kita belajar puasa lagi
menapabratakan nafsu mezikirkan kalbu
hingga bersua hari pesta setelah
bunga lapar mekar, menjadi buah
kemenangan atas derita manusia
                  Denpasar, Ramadhan 1432 H


Sahabat Datang
1
sahabat datang menebar keselamatan
“Langit titip salam buat kekasih di bumi!”
bumi bergetar di sisa goncangan perang
orang-orang bertasbih istighfar di atas
sajadah yang membentang dari ufuk fajar hingga ambang petang

2
sahabat datang membawa malam 1000 bulan
orang-orang menadahkan tangan
berharap dapat bagian

3
sahabat datang mengabarkan kemenangan
banyak khalayak berpestapora kegirangan
berkunjung-kunjungan, berpeluk-salaman
mengira dirinya menang
                  Denpasar, Ramadhan 1432 H


Pengantin Malam 1000 Bulan
… kami nikahkan sampeyan dengan
malam 1000 bulan….
:saya terima nikah dengan
mahar Alhamdulillah!”

ijab-kabul termaklumat pengantin
kelambu jiwa tersingkap, malam 1000 bulan
membuka kebaya kasih di mihrab cinta
langit memancarkan kalam cahaya:
… becintalah atas nama Tuhanmu…
“segala puji bagi Yang Maha Terpuji
karena cinta-Nya kami khusuk bercinta!”

malam kemuliaan malam 1000 bulan
disingkapkan tabir rahasia-Nya
diberkati hamba yang dipilih-Nya
                  Denpasar, Ramadhan 1432 H


Doa Malam Ramadhan
andai  terberkati malam 1000 bulan
ajaran kami membaca, Tuhan
agar tak bebal hati-pikiran

andai ada kemuliaan untuk hamba
anugerahi berkah cinta agar tak sia-sia
tirakat hamba sepanjang usia

jika tiba saat kembali
jemput kami dengan kereta surgawi
pada detak detik sunyi hati yang suci
                  Denpasar, Ramadhan 1432 H


Bunga Lapar
rekah sudah bunga laparku
diziarahi kumbang dan kupu-kupu
besok lusa mungkin sudah layu
dibantai terik dirontok angin
sebelum jadi buah idaman
tamanku kembali gersang
kering kerontang
                              Denpasar, 2011


Hari Lebaran
tak ada yang lebih indah dari lebaran
cinta berkah di hati insan, tiada permusuhan
lenyap kesumat, padam api dendam
bersalaman menebar keselamatan
merentang cinta dan kasih sayang
bermaafaan melebur kesalahan
membuang duka resah pikiran
lupakan persoalan dunia yang mencekam
                              Denpasar, 2011


Mestinya
mestinya saben hari selalu lebaran
setiap orang menziarahi hati-pikiran
mendawamkan cinta dan perdamaian
bermaafaan menebus kesalahan buang
dendam dan permusuhan sebab yang
orang lain rasakan juga kita rasakan

kita terfitrah jadi manusia senantiasa
wajib puasa dari bujuk rayu angkara
murka dan tipu daya nafsu dunia
kejahatan dan sengketa

mestinya setiap hari, hari kemenangan
jangan ada duka-derita tertahan
jangan ada yang kelaparan
fakir-miskin terentaskan

yang mengentaskan dapat ganjaran
mestinya setiap hari, hari mensucikan
membersihkan jiwa seputih kafan
seperti bayi baru dilahirkan
                              Denpasar, 2011


Sungkem Doa
Mak, kamboja di atas makammu mungkin
sudah setinggi penggalah matahari
rekahnya mengharum istirahmu
seperti doaku untukmu

hari ini lebaran ke tujuh
aku tak sempat ziarah ke makammu
sebab jauh merentang waktu
tapi kita pernah berjarak, Mak
karena cinta yang dalam

semoga doaku jadi ruang lapang
cahaya terang bagi mihrabmu
di haribaan kalbu
maafkan anakmu!
                              Denpasar, 2011


Kasidah Cinta
dalam perjamuan malam kureguk cinta
seperti mabuk oleng dalam kefanaan
seraya terbang diayun fikiran

oleng dimabuk cinta yang wenang
dibuai irama keheningan
sepanjang malam sembahyang
                              Denpasar, 2011


Buai
di punggung gunung kugelar sajadah waktu
di pucuk ombak kularung rindu-kangenku
asam di lidah gelombang garam di kaki bukit
semenanjung pulau gunung-lautan
melupakan jalan pulang
                              Denpasar, 2011


Sembahyang Malam
laili, beghitulah kita sembahyang berkiblat hati
dari kelopak mawar bestari sampai ranting pucuk duri
dari senja hari sampai kukuruyuk bekisar pagi
dari telaga pemandian bidadari sampai cakrawala mimpi
dari pantai perahu masa lalu sampai labuhan hati

dari mihrab masjid sampai pura dewa-dewi
dari pematang sawah sampai menjelma nasi
dari pancuran gunung sampai muara lautan hati
dari sejuk air sumur sampai panas-manis wedang kopi
dari hiruk pikuk desir emosi sampai hening nurani
dan mari berlayar dengan perahu dzikir-sabar ke bandar labuhan hati yang mawar


Pohon di Tepi Kolam
sekali daunmu jatuh kujadikan perahu
mimpi berlayar ke bandar hati

seekor anggang meminta sunyi
mengukur jeram luka hati
rasa yang sayang
beri sekadar angin pulang
waktu tak bermimpi menawarkan
sengketa adam dan hawa
di tanah luka, hutan khuldi

pohon menanggalkan daun
letih melindungi anaknya


Sembahyang Layang-Layang
satu ulur benang lagi layang-layangku
sampai langit awang-Mu

betapa indah saat jumpa, berbagi rasa cinta
kau cumbu layanganku dengan angin rindu
begitu syahdu dalam getar benang kalbu

dan aku tak menyesal andai layangan putus
sebelum sampai langit hati sebab aku masih
punya layangan yang akan kuterbangkan ke langit awang-Mu

Mahabbah 40
terpilih atau terkutuk jadi kekasihku
jangan-jangan tuhan cemburu
kau disembunyikan
aku dibuang ke pengasingan

tetapkan kesabaran, kekasih
hingga waktu membuka hijab
jangan menyerah pada takdir
sebab takdir bisa ditawar
… akan datang cinta…
di tengah derita manusia…

jadi, mari sembahyangkan diri
dengan kesetiaan dan pengabdian
agar langit memberkati hening hati
      sepanjang nafas hari

(BERSAMBUNG)
                                                                                           15 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...