Rabu, 30 Januari 2013

Jangan Membuat Forum di dalam Forum



            Tergelitik oleh ungkapan siswa yang jadi moderator diskusi. Sebuah materi untuk kelas IX semester II yang melibatkan semua siswa untuk membuat forum diskusi. Diskusi kelas yang membahas tentang “Dampak Perkembangan Industri terhadap Lingkungan.”
            Setiap kelompok diskusi yang presentasi ke depan memang lumayan tegang. Maklum, tahap belajar memang perlu pembiasaan. Pertanyaan demi pertanyaan maupun tanggapan silih berganti. Hingga akhirnya menimbulkan perdebatan. Perdebatan sehat dengan  mengutamakan alasan logis.
Namun debat hebat pun tidak dapat dihindari. Hingga perdebatan meluas sampai pada ego kelompok peserta. Kelompok-kelompok peserta akhirnya berdiskusi sendiri-sendiri untuk mempertahankan pendapat kelompoknya. Karena kesal nyeletuklah sang moderator, “Jangan membuat forum di dalam forum”
Sebagai guru dan pengamat diskusi, saya pun tersenyum dan pikiran jadi tergelitik oleh ungkapan tersebut. Betul juga katanya. Anak-anak ribut dengan forum-forum kecil dalam kelompoknya sendiri demi mempertahankan pendapat. Masih bagus siswa yang polos tersebut berdebat aktif dalam forum. Dari pada mereka tidur, yang berarti tidak mau tahu dengan apa yang sedang dibahas atau sedang terjadi pada diskusi.
Seperti hal tidurnya para wakil rakyat yang sedang rapat di forum. Beliau-beliau tidak lagi peduli dengan apa yang dibicarakan oleh pimpinan atau anggota lain. Apalagi menyampaikan aspirasi rakyat, jelas-jelas tidak akan tersampaikan pada kalangan atas. Padahal beliau-beliau dipercaya rakyat untuk mengemban keinginan atau sebagai mediator masyarakat bawah dengan kalangan atas.
Maka kalimat “Jangan membuat forum di dalam forum” pun tidak akan terjadi “di sana”, moderator atau pimpinan tidak perlu lagi menggedor meja untuk menyetop perdebatan. Sebaliknya, seharusnya pimpinan menggedor meja untuk membangunkan para beliau dari mimpi indahnya.
Mimpi denotatif yang bermakna betul-betul mimpi karena tidur pulas. Mimpi konotatif yang bermakna tentang kenikmatan demi kenikmatan yang telah banyak para beliau reguk selama menjabat sebagai wakil rakyat. Para beliau yang telah berhasil menikmati segala fasilitas yang ada. Sedangkan pendukung yang mengusungnya hingga sampai duduk di kursi pemerintahan, belum banyak menikmati apa yang diinginkan. Untuk itu mereka perlu “dibangunkan” atau disadarkan dari tidurnya.
                                                                                                            30 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...