Tergelitik oleh ungkapan siswa yang jadi moderator
diskusi. Sebuah materi untuk kelas IX semester II yang melibatkan semua siswa
untuk membuat forum diskusi. Diskusi kelas yang membahas tentang “Dampak
Perkembangan Industri terhadap Lingkungan.”
Setiap kelompok diskusi yang presentasi ke depan memang
lumayan tegang. Maklum, tahap belajar memang perlu pembiasaan. Pertanyaan demi
pertanyaan maupun tanggapan silih berganti. Hingga akhirnya menimbulkan
perdebatan. Perdebatan sehat dengan mengutamakan
alasan logis.
Namun
debat hebat pun tidak dapat dihindari. Hingga perdebatan meluas sampai pada ego
kelompok peserta. Kelompok-kelompok peserta akhirnya berdiskusi sendiri-sendiri
untuk mempertahankan pendapat kelompoknya. Karena kesal nyeletuklah sang
moderator, “Jangan membuat forum di dalam forum”
Sebagai
guru dan pengamat diskusi, saya pun tersenyum dan pikiran jadi tergelitik oleh
ungkapan tersebut. Betul juga katanya. Anak-anak ribut dengan forum-forum kecil
dalam kelompoknya sendiri demi mempertahankan pendapat. Masih bagus siswa yang
polos tersebut berdebat aktif dalam forum. Dari pada mereka tidur, yang berarti
tidak mau tahu dengan apa yang sedang dibahas atau sedang terjadi pada diskusi.
Seperti
hal tidurnya para wakil rakyat yang sedang rapat di forum. Beliau-beliau tidak
lagi peduli dengan apa yang dibicarakan oleh pimpinan atau anggota lain.
Apalagi menyampaikan aspirasi rakyat, jelas-jelas tidak akan tersampaikan pada
kalangan atas. Padahal beliau-beliau dipercaya rakyat untuk mengemban keinginan
atau sebagai mediator masyarakat bawah dengan kalangan atas.
Maka
kalimat “Jangan membuat forum di dalam forum” pun tidak akan terjadi “di sana”,
moderator atau pimpinan tidak perlu lagi menggedor meja untuk menyetop perdebatan.
Sebaliknya, seharusnya pimpinan menggedor meja untuk membangunkan para beliau
dari mimpi indahnya.
Mimpi
denotatif yang bermakna betul-betul mimpi karena tidur pulas. Mimpi konotatif
yang bermakna tentang kenikmatan demi kenikmatan yang telah banyak para beliau
reguk selama menjabat sebagai wakil rakyat. Para beliau yang telah berhasil menikmati
segala fasilitas yang ada. Sedangkan pendukung yang mengusungnya hingga sampai
duduk di kursi pemerintahan, belum banyak menikmati apa yang diinginkan. Untuk
itu mereka perlu “dibangunkan” atau disadarkan dari tidurnya.
30 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar