Jumat, 25 Januari 2013

Untuk Guru Bahasa Indonesia



TANTANGAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH PELOSOK DESA
(oleh: Luluk Nur R.)

[Setiap pelajaran menggunakan pengantar Bahasa Indonesia. Karena itu pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai ibu dari segala pelajaran di sekolah. Jika siswa tidak memahami Bahasa Indonesia dengan baik, maka siswa juga tidak akan memahami apa yang disampaikan oleh guru atau buku yang dibacanya. Sehingga siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya seharusnya membiasakan diri untuk berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.]

Bahasa Indonesia adalah bahasa kesatuan Negara Republik Indonesia. Bahasa yang dipergunakan untuk memahami suatu maksud dalam berkomunikasi oleh seluruh penduduk. Penduduk yang terwakili atas nama suku bangsa. Dari berbagai suku itulah diwujudkan satu kesatuan pemahaman, yaitu pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar komunikasi. Sehingga seluruh rakyat Indonesia pun wajib memahami dan menggunakan Bahasa Indonsia dengan baik dan benar.
Untuk bisa menguasai Bahasa Indonesia, di sekolah-sekolah diberikan pelajaran Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia merupakan pelajaran induk dari segala pelajaran. Yang dimaksud pelajaran induk ialah pelajaran tentang bagaimana  bisa memahami maksud yang disampaikan oleh buku-buku pelajaran ataupun pengantar yang disampaikan oleh guru tentang isi materi pada setiap pelajaran. Mulai pelajaran matematika, Bahasa Inggris, kesenian, olah raga, agama, dan lain-lain. Semua menggunakan pengantar Bahasa Indonesia. Di sinilah letak sumber pemahaman siswa dalam menangkap maksud ilmu yang dipelajarinya.
Bukan hal yang sulit untuk sekolah-sekolah di kota atau pinggiran untuk berbahasa Indonesia. Faktor sosial dalam pergaulan maupun perkembangan pengetahuan dan teknologi sangat menunjang untuk memperlancar penggunaan bahasa Indonesia. Sedangkan di desa, meskipun mereka sudah bisa menikmati televisi, kenyataannya masih banyak penduduk yang buta bahasa Indonesia. Penduduk desa kurang terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. Para orang tua tidak bisa memberikan contoh kepada anak-anaknya. Sehingga sejak TK sampai SD banyak juga guru yang menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa daerah. Hal ini dilakukan oleh guru karena mengambil cara yang praktis dan efisien dengan alasan agar siswa cepat paham terhadap apa yang disampaikan. Jika guru selalu menggunakan bahasa resmi, yaitu bahasa Indonesia, maka siswa sulit untuk memahami keterangan guru.
Permasalahan tersebut terbawa sampai siswa duduk di SLTP. Siswa terbiasa menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan guru ataupun teman-temannya. Di dalam kelas, guru nonbahasa Indonesia tidak perlu mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia. Banyak yang menganggap bahwa penggunaan bahasa Indonesia di dalam kelas tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang disampaikan. “Yang penting siswa paham”, alasan klise itulah yang akhirnya terus-menerus dilakukan oleh para guru di sekolah-sekolah desa. Inilah tugas berat bagi guru Bahasa Indonesia.
Tugas berat sebagai warga dan guru yang harus bisa membawa siswanya untuk  lebih bisa menghargai bahasa nasionalnya. Akan tetapi selama ini pelajaran bahasa Indonesia selalu diremehkan. Masyarakat hanya memandang sebelah mata terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, karena dianggap tidak perlu banyak menguras pikiran. Hasil akhir bisa dilihat sewaktu siswa mengerjakan soal-soal Ujian Nasional, bahkan para peserta ujian Calon Pegawai Negeri Sipil. Banyak peserta yang mengeluh tentang soal ujian Bahasa Indonesia yang terlalu panjang, banyak bacaan panjang, pilihan jawaban yang hampir sama, dan sebagainya. Akhirnya baru menyadari bahwa pelajaran Bahasa Indonesia ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan.
Perlu ketelitian, kecermatan, dan pemahaman soal. Untuk bisa memahami, perlu konsentrasi yang tinggi, sehingga dalam membaca bacaan yang panjang perlu kejelian. Kalau perlu membaca dua kali bahkan tiga kali bagi yang konsentrasinya mudah terganggu. Sehingga menentukan jawaban yang paling benar akan segera tertemukan.
Memang soal-soal pelajaran Bahasa Indonesia bukanlah soal yang bisa dijawab secara pasti seperti halnya pelajaran matematika, IPA, IPS atau yang lainnya. Jawaban masih harus meraba-raba mencari mana yang paling betul dari pilihan jawaban yang mendekati betul. Hal inilah yang dirasa sulit oleh siswa. Tantangan bagi guru Bahasa Indonesia untuk melatih sebanyak mungkin soal dalam mencari ide pokok paragraf, menentukan kalimat utama, membuat kesimpulan, membuat rangkuman, dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...