TANTANGAN PENGAJARAN BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH PELOSOK DESA
(oleh: Luluk Nur R.)
[Setiap pelajaran menggunakan pengantar Bahasa Indonesia. Karena itu pelajaran
Bahasa Indonesia dapat dikatakan sebagai ibu dari segala pelajaran di sekolah.
Jika siswa tidak memahami Bahasa Indonesia dengan baik, maka siswa juga tidak
akan memahami apa yang disampaikan oleh guru atau buku yang dibacanya. Sehingga
siswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya seharusnya membiasakan diri
untuk berbahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari.]
Bahasa Indonesia adalah bahasa kesatuan Negara Republik Indonesia. Bahasa yang dipergunakan
untuk memahami suatu maksud dalam berkomunikasi oleh seluruh penduduk. Penduduk
yang terwakili atas nama suku bangsa. Dari berbagai suku itulah diwujudkan satu
kesatuan pemahaman, yaitu pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
komunikasi. Sehingga seluruh rakyat Indonesia pun wajib memahami dan
menggunakan Bahasa Indonsia dengan baik dan benar.
Untuk bisa menguasai Bahasa Indonesia, di sekolah-sekolah diberikan
pelajaran Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia merupakan pelajaran induk
dari segala pelajaran. Yang dimaksud pelajaran induk ialah pelajaran tentang
bagaimana bisa memahami maksud yang
disampaikan oleh buku-buku pelajaran ataupun pengantar yang disampaikan oleh
guru tentang isi materi pada setiap pelajaran. Mulai pelajaran matematika,
Bahasa Inggris, kesenian, olah raga, agama, dan lain-lain. Semua menggunakan pengantar
Bahasa Indonesia. Di sinilah letak sumber pemahaman siswa dalam menangkap
maksud ilmu yang dipelajarinya.
Bukan hal yang sulit untuk sekolah-sekolah di kota atau pinggiran untuk
berbahasa Indonesia. Faktor sosial dalam pergaulan maupun perkembangan
pengetahuan dan teknologi sangat menunjang untuk memperlancar penggunaan bahasa
Indonesia.
Sedangkan di desa, meskipun mereka sudah bisa menikmati televisi, kenyataannya
masih banyak penduduk yang buta bahasa Indonesia. Penduduk desa kurang
terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.
Para orang tua tidak bisa memberikan contoh
kepada anak-anaknya. Sehingga sejak TK sampai SD banyak juga guru yang
menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa daerah. Hal ini
dilakukan oleh guru karena mengambil cara yang praktis dan efisien dengan
alasan agar siswa cepat paham terhadap apa yang disampaikan. Jika guru selalu
menggunakan bahasa resmi, yaitu bahasa Indonesia, maka siswa sulit untuk
memahami keterangan guru.
Permasalahan tersebut terbawa sampai siswa duduk di SLTP. Siswa terbiasa
menggunakan bahasa daerah dalam berkomunikasi dengan guru ataupun
teman-temannya. Di dalam kelas, guru nonbahasa Indonesia tidak perlu
mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia. Banyak yang menganggap bahwa
penggunaan bahasa Indonesia di dalam kelas tidak ada hubungannya dengan
pelajaran yang disampaikan. “Yang penting siswa paham”, alasan klise itulah
yang akhirnya terus-menerus dilakukan oleh para guru di sekolah-sekolah desa.
Inilah tugas berat bagi guru Bahasa Indonesia.
Tugas berat sebagai warga dan guru yang harus bisa membawa siswanya
untuk lebih bisa menghargai bahasa
nasionalnya. Akan tetapi selama ini pelajaran bahasa Indonesia selalu
diremehkan. Masyarakat hanya memandang sebelah mata terhadap pelajaran Bahasa
Indonesia, karena dianggap tidak perlu banyak menguras pikiran. Hasil akhir
bisa dilihat sewaktu siswa mengerjakan soal-soal Ujian Nasional, bahkan para
peserta ujian Calon Pegawai Negeri Sipil. Banyak peserta yang mengeluh tentang
soal ujian Bahasa Indonesia yang terlalu panjang, banyak bacaan panjang,
pilihan jawaban yang hampir sama, dan sebagainya. Akhirnya baru menyadari bahwa
pelajaran Bahasa Indonesia ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan.
Perlu ketelitian, kecermatan, dan pemahaman soal. Untuk bisa memahami,
perlu konsentrasi yang tinggi, sehingga dalam membaca bacaan yang panjang perlu
kejelian. Kalau perlu membaca dua kali bahkan tiga kali bagi yang
konsentrasinya mudah terganggu. Sehingga menentukan jawaban yang paling benar
akan segera tertemukan.
Memang soal-soal pelajaran Bahasa Indonesia bukanlah soal yang bisa
dijawab secara pasti seperti halnya pelajaran matematika, IPA, IPS atau yang
lainnya. Jawaban masih harus meraba-raba mencari mana yang paling betul dari
pilihan jawaban yang mendekati betul. Hal inilah yang dirasa sulit oleh siswa.
Tantangan bagi guru Bahasa Indonesia untuk melatih sebanyak mungkin soal dalam
mencari ide pokok paragraf, menentukan kalimat utama, membuat kesimpulan,
membuat rangkuman, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar