Sabtu, 16 Februari 2013

Pembahasan Soal-Soal UNAS secara Terbuka



(Sebuah Harapan)
Jelang UNAS 2013 Kemendiknas Kabupaten Kediri mengadakan program bedah SKL yang bertempat di SMKN I Ngasem. Dihadiri oleh perwakilan masing-masing guru bidang studi yang diunaskan. Peserta adalah guru kelas XII SMAN dan SMKN, serta beberapa SMA dan SMK swasta sekabupaten Kediri.
Oleh dosen pemandu dari Malang, peserta digiring untuk membedah standar kelulusan tahun 2013. Pembahasan soal-soal prediksi UNAS yang dikupas satu per satu, mulai dari pernyataan sampai pada pilihan jawaban. Adanya diskusi yang bertujuan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan soal dan jawaban pun cukup menyita waktu.
Khususnya pada bidang studi Bahasa Indonesia, selalu mendapatkan permasalahan tentang alternatif jawaban yang mirip. Permasalahan utamanya adalah ada jawaban benar dan jawaban paling benar. Yang terakhir inilah yang dicari pemecahannya. Padahal patokan jawaban soal Bahasa Indonesia tidak dapat dipastikan. Jawaban mengandung perasaan dan logika yang dianggap paling benar. “Dianggap benar” inilah yang membuat kesulitan para peserta ujian. Jangankan siswa, kadang di kalangan antarguru sendiri terjadi perbedaan penafsiran dalam menjawab soal-soal.
Kesulitan untuk kebahasaan bisa pada materi tentang mencari ide pokok, membuat rangkuman, membuat simpulan, menentukan kalimat utama, poster, slogan, dan lain-lain. Sedangkan kesusasteraan bisa meliputi penafsiran puisi, amanat, melanjutkan isi puisi ataupun pantun, dan lain-lain. Yang kesemuanya tadi memerlukan kecermatan tersendiri untuk menjawabnya.
Selama ini memang belum pernah ada kunci jawaban UNAS dan analisis butir soalnya yang disampaikan terbuka ke masyarakat. Bagi siswa tidak ada masalah, selesai UNAS mereka tidak mungkin membahas soal-soal  yang telah mereka jawab. Beban mereka seakan telah usai setelah UNAS, karena mereka menganggap UNAS sebagai penentu hidup.  Sedangkan guru, masih akan melanjutkan pembahasan demi pembahasan mata pelajaran yang diujikan kepada siswa-siswa berikutnya.
Sehingga kunci jawaban yang pasti dari tim penilai sangat diperlukan oleh guru untuk memberikan jawaban yang pasti juga. Memang pelajaran Bahasa Indonesia tidak sama dengan mata pelajaran lain yang jawabannya sudah pasti, seperti: Matematika, IPA, dan IPS.  Jawaban sudah tersedia, sudah ada rumus sehingga tidak ada jawaban lain selain sebuah jawaban.
Sedangkan pelajaran Bahasa Indonesia harus menggabungkan perasaan, pikiran, dan logika. Beberapa alternatif pilihan jawaban sengaja dibuat mirip tetapi bisa dilogika. Nah mencari jawaban yang paling benar inilah yang bisa dikatakan sulit. Karena itu jarang sekali ada nilai sempurna untuk UNAS Bahasa Indonesia. Sedangkan pelajaran Matematika, IPA dan IPS telah biasa dengan nilai sempurna (10).
Karena itu ada suatu harapan bahwa persatuan guru mata pelajaran menginginkan ada pembahasan lebih lanjut tentang soal-soal UNAS oleh tim penilai nasional. Sehingga para guru mata pelajaran punya patokan jawaban yang dikehendaki oleh tim penilai. Lebih diharapkan lagi apabila ada analisis butir soal yang juga dibahas secara terbuka melalui media apapun. Bisa internet ataupun melalui sekolah-sekolah.
Dengan demikian diharapkan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap remeh ini bisa mendapatkan pembahasan dan hasil yang maksimal. Siswa mendapat nilai sempurna dan guru pun puas dengan  hasil jerih payahnya.
                                                                                             
Kediri, 16 Februari 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...