Kamis, 28 Maret 2013

Bila Preman Dijadikan Profesi Elit



Mendengar istilahnya saja membuat orang takut. “Preman”, adalah sebutan untuk penjahat, misalnya: penodong, perampok, penjambret, pembunuh, dan lain-lain yang berbau kejahatan. Jelas kata preman adalah perbuatan yang tidak disukai atau membuat masyarakat minggir untuk menghindari.

Preman bisa berada di mana-mana. Preman juga bisa berlaku bagi siapa saja. Terutama orang-orang yang tidak punya pekerjaan (bukan berarti semua tunakarya menjadi preman). Karena jalan pintas yang diambil serasa lebih cepat untuk memperoleh penghasilan. Mereka tidak lagi memikirkan apa itu “dosa’. Yang penting bisa mencukupi kebutuhan perut hingga kenyang. Juga keperluan hidup lain yang masih dalam antrian panjangnya. Yach… cukup! 

Cukup untuk mengenyangkan perut, cukup membeli pakaian, cukup untuk membuat rumah, cukup menghidupi anak dan istri, bahkan cukup untuk membeli mobil, dan lain-lain. Untuk mencukupkan inilah mereka harus berbuat yang merugikan orang lain. Dengan merugikan secara materi saja membuat orang lain sangat tidak suka dengan keberadaannya. Apalagi dengan merugikan nyawa orang lain. Tentu hukuman berat yang diminta oleh para korbannya. 

Preman saat ini bisa dikatakan sebagai profesi elit. Profesi yang bisa disewa atau dikontrak oleh orang-orang berduit.  Bisa dibayangkan berapa bayaran para preman sewaan. Pasti tidak sedikit. Karena profesi mereka punya resiko yang tinggi. Mereka yang pemberani, bisa bertugas sebagai satpam atau body guard, tukang tagih hutang, tukang pukul, tukang keroyok, bahkan tukang bunuh.

Seperti yang baru-baru ini terjadi. Preman sewaan cukup punya nyali untuk melakukan pembunuhan terhadap seorang “angkatan”. Sepandai-pandai menyimpan barang busuk, akhirnya keempat preman pembunuh tertangkap dan dipenjara. Belum cukup sampai di sini, ternyata  rentetan panjang kejadian demi kejadian semakin menyulut api dendam. Entah siapa yang melakukan, akhirnya pelaku pembunuhan atau preman pemberani tadi dibunuh juga dalam penjara.

Inilah resiko. Preman bayaran akhirnya terbunuh. Tentu keluarganya juga sedih. Setiap orang pasti akan merasa kehilangan anggota keluarganya, meskipun sebejat atau seburuk apapun perilaku seseorang. Demikian juga keluarga para preman tersebut. Tentu saja mereka tahu profesi sebenarnya suami, anak, kakak, adik, atau ayah yang seorang preman. Mereka juga tahu resiko profesi tersebut. Di saat masih eksis, para preman berpenghasilan sangat cukup. Keluarganya juga cukup senang meskipun kesenangan mereka membuat orang lain menderita. Mereka bisa bahagia di atas penderitaan orang lain. Mereka bisa bahagia dengan merugikan orang lain. Sungguh penghasilan yang tidak halal. Namun mereka mengenyampingkan halal dan tidaknya rizki.

Bila para preman telah tertangkap apalagi tinggal jasadnya yang pulang, keluarganya tinggal menyesali nasibnya. Kenapa tidak dari awal mereka mengajak suami, anak, kakak, adik, atau ayah yang seorang preman kembali ke jalan yang benar. Yaitu mencari penghidupan dengan cara yang halal. Dengan demikian, bisakah keluarganya menuntut keadilan tentang pembunuhan yang terjadi pada para preman? Preman yang selama ini telah meresahkan masyarakat? Preman yang disewa oleh orang-orang yang banyak duit. Kemudian untuk apa orang-orang kaya menyewa preman? Tentu saja untuk hal-hal yang negatif.

29 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...