Senin, 11 Maret 2013

Dasar! Tak punya Sopan Santun





Sekitar beberapa bulan dia tinggal di kamarku. Sejak masih kecil hingga sudah remaja. Pertama kali tidak ada masalah, karena suaranya masih lucu. Lama-kelamaan berisik juga, suaranya juga semakin besar dan nyaring. 

Tokek…! Tokek…! Tokek…!

Si tokek tinggal di bawah meja rias, kadang di samping kasur. Kadang juga di atas lemari. Bila kami lagi tidur, tentu kami terkagetkan oleh suaranya. Karena suaranya yang begitu tiba-tiba. Belum lagi kalau mengeluarkan kotoran, baunya sangat mengganggu penciuman. Kotorannya juga mirip kotoran cicak, tetapi lebih besar ukurannya dan baunya juga lebih menyengat. Pernah sewaktu lagi lelap, tiba-tiba tanganku basah. Dalam keadaan ngantuk aku masih sempat berpikir penyebabnya. Namun aku tertidur lagi dengan tangan tetap kuletakkan di atas kepala.

Begitu bangun di saat adzan Subuh, aku mencium bau yang sangat tidak enak. Segera aku ingat tanganku yang basah tadi malam. Kunyalakan lampu kamar, masya Allah ternyata kotoran tokek yang sangat bau. Kusabun tanganku dari kotoran, agak sulit juga karena sudah hampir mengering. Haduuh … dasar tokek tak berperikemanusiaan dan tak punya sopan santun. 

Bagaimana ya cara mengusirnya? Jika siang dia ke luar kamar, namun segera balik lagi ke kamar. Mau menjebak dan membunuh tak tega. Dia juga butuh hidup dan mencari penghidupan. Hanya karena bau kotorannya yang tidak enak, membuat kami tidak nyaman. Sebenarnya ada beberapa tokek yang ada di rumah. Tokek-tokek yang lain tak mengganggu karena jauh dari kehidupan sehari-hari. Namun yang satu ini, dia sangat dekat. Kadang di dekat bantal, hingga kami sering dibuat terkejut olehnya. Sangat mengganggu!

Nama tokek pernah booming. Kala itu sering aku dengar orang mencari tokek berukuran besar. Dengan besar dan berat tertentu akan dibeli dengan mahal. Namun aku tidak pernah terpengaruh dengan segala yang membooming. Seperti halnya boomingnya anturium pada saat itu. Sehingga aku membiarkan saja tokek-tokek berkembang biak di rumah.

Sebenarnya kami membiarkan mereka beranak-pinak, sepanjang tidak menggigit penghuni rumah. Kalau bisa dinegosiasi sih, “Hai, Tokek! Kamu boleh berkembang biak di rumahku, tapi jangan di kamar ya… dan sebaiknya kamu sekolah dulu biar tahu sopan santun.” he he he

Sayang dia hanya bisa menjawab, "Tok... Otok....Otok... Otok…Tokek!...."

Kediri, 12 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...