Selasa, 26 Maret 2013

Jadi… Kelas Unggulan Itu ….



Hari pertama, siswa mendaftar. Hari ke dua, siswa tes tulis. Hari ke tiga, orang tua siswa wawancara. Hari ke empat pengumuman kelulusan untuk diterima di sekolah tersebut atau tidak. Kronologi pendaftaran siswa baru di sebuah SLTA ini dilakukan ketika siswa SLTP masih menjalani try out dan ujian akhir sekolah di sekolahnya masing-masing. Mereka melakukannya karena mengambil jalur kelas unggulan.

Wawancara wali murid dengan pihak sekolah berlangsung untuk mengorek  kepastian bahwa orang tua telah mendukung keputusan siswa untuk mengambil jalur unggukan ini atau tidak. Termasuk wawancara masalah pekerjaan orang tua yang otomatis akan kelihatan seberapa banyak penghasilan orang tua siswa. 

Jika orang tua mendukung, tentu akan menanggung segala resiko dan pembiayaan yang diharapkan oleh sekolah. Ketika wali murid lain tidak ada yang bertanya tentang biaya, maka hati saya tergelitik untuk ingin tahu. Saya pikir wajarlah, karena untuk kelanjutan sekolah anak tentu akan mempersiapkan rupiah untuk segala keperluannya.

Saya tanyakan perbedaan kelas unggulan dan kelas reguler. Kelas reguler adalah kelas biasa yang pendaftarannya dimulai bulan Juni mendatang. Siswa bisa santai menjalani Ujian Nasional lebih dahulu. Sehingga biayanya pun reguler atau standar. Sedangkan kelas unggulan adalah kelas yang dibuat serba lebih unggul dari pada kelas reguler. 

Siswanya adalah siswa pilihan. Kelas lebih unggul dengan segala fasilitasnya, yaitu ruang ber AC, berkarpet, computer dan LCD, buku-buku yang lebih unggul, jam pelajaran yang lebih banyak. Juga guru-guru terbaik menurut sekolah tersebut. Sehingga SPP nya pun lebih unggul.

Namun untuk fasilitasnya, ternyata wali murid yang mengadakannya. Sekolah tinggal menyediakan kelasnya saja. Sedangkan segala fasilitas tersebut ditanggung bersama oleh calon wali murid dalam satu kelas itu. Masalah pengadaan, wali murid bisa patungan dengan jumlah rupiahnya kemudian dibelikan sekolah. Atau perkumpulan wali murid membeli sendiri. Yang penting fasilitas bisa dipakai siswa saat tahun ajaran baru. Belum cukup di situ, ternyata masalah pembiayaan perawatan juga menjadi tanggungan perkumpulan wali murid.

O… saya pun jadi ternganga. Saya pikir, sekolah telah menyiapkan segalanya. Siswa tinggal masuk sekolah setelah lolos tes tulis. Sedangkan wali murid tinggal membayar SPPnya. Berarti kelas unggulan itu sebuah penawaran kepada wali murid. 

Beginilah kira-kira kalau saya simpulkan dalam bentuk percakapan; “Maukah anak Bapak/Ibu saya ajar dengan sistem yang begini? Yang serba baik begini? Tapi faslitasnya, Bapak/Ibu yang menyediakan ya…Sekolah hanya menyediakan kelas dan gurunya saja” Inilah keterangan yang saya tangkap setelah diwawancarai oleh petugas.

Bagaimana reaksi siswa? Anak atau siswa tidak mau tahu, yang penting dia lolos tes tulis, orang tua oke, dan tinggal lanjut. Aman dan tenteram karena telah mendapatkan sekolah. Tinggal memikirkan Ujian nasional yang seakan menjadi “hantu” menakutkan bagi semua siswa, orang tua, dan guru.

25 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...