Dua hari yang paling
aku nantikan adalah hari Sabtu dan Minggu. Karena aku masih selalu menantikan
kehadiran Sandrina Azzahra di ajang Indonesia Mencari Bakat di sebuah stasiun
televisi. Dalam dua hari ini dia betul-betul luar biasa. Tidak monoton dengan
tarian Jawa Barat saja.
Jika minggu-minggu lalu
dia berkutat dengan tarian yang berbau Jaipongan, kesunda-sundaan, atau
kejawabaratan, maka kali ini dia membawakan tari Jawa Timuran. Dia bisa berubah
menjadi Gatot Kaca dan penari Reog Ponorogo. Sungguh angat apik. Jika direkam,
decak kagum penonton (seni tradisional) di Indonesia dan Malaysia pasti terdengar
serempak kala melihat penampilannya.
Yang paling membuat
merinding ialah karena usianya yang masih 12 tahun. Usia sekian sudah bisa
membawakan tarian yang variatif. Latihan dalam waktu yang sangat terbatas tapi
bisa tampil dengan maksimal. Dia sangat membanggakan karena ikut melestarikan
budaya bangsa. Budaya bangsa yang semakin tergerus oleh budaya barat. Yakni dengan
maraknya dance yang makin digandrungi kawula muda. Termasuk Gang Nam Style dan
Harlem Shake. Sandrina semakin memukau penonton dengan tradisi budaya bangsa
sendiri.
Tapi sayang malam ini
dia dalam posisi poling terendah. Sehingga minggu depan dia harus bertarung
dengan Ardi Dwiki, yang berada di posisi terendah pada minggu lalu. Sayang sekali
bakat anak-anak yang tergeser oleh bakat orang dewasa hanya karena kalah SMS.
Seharusnya memang
dipilah-pilah antara bakat anak-anak dengan keterampilan orang dewasa. Sehingga
memberikan kesempatan anak-anak untuk mengembangkan dirinya lebih luas. Sedangkan
orang dewasa bukan lagi berupa bakat, tapi merupakan keterampilan khusus
masing-masing peserta.
Tapi inilah, namanya
juga tontonan. Hiburan bagi orang-orang yang menyukainya. Karena tidak semua
orang suka tari. Yang suka menyanyi pasti akan mendukung Joshua yang suaranya
juga luar biasa. Menurutku yang seharusnya dikembangkan lebih lanjut adalah bakat
Joshua dan Sandrina.
Apapun hasilnya nanti,
Sandrina masih tetap menjadi “anak ajaib” yang bisa berubah total. Berubah dari
penampilan sehari-harinya yang sangat lugu menjadi “bidadari” di atas panggung.
Dengan ekspresi yang luar biasa. Seandainya aku punya anak seperti dia, betapa
bangganya aku dan Indonesia.
Ah, Sandrina… anak
Indonesia yang ajaib.
Kediri,
10 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar