Kamis, 14 Maret 2013

Penyesalan yang Tak Berujung



Jangan lepas anak balita bermain di luar pengawasan. Sangat membahayakan. Anak bisa melantur ke mana-mana hingga jauh dari rumah. Jauh dari pengawasan orang tuanya. Karena telah banyak kejadian yang membuat orang tua panik. Misalnya sewaktu di mall, balita terlepas dari gandengan orang tua. Bisa terlepas dari orang tua karena juga tidak sedikit orang tua yang lalai akan tugasnya untuk mengawasi anaknya. Seorang ibu bisa berpaling perhatian terhadap buah hati hanya karena diskon yang besar-besaran di swalayan. Sehingga sedikit demi sedikit anak juga tertarik dengan suasana ramai hingga terlepas dari tangan ibunya.

Seperti halnya kejadian di Jombang dua hari lalu. Dua anak balita yang mandi di tepi sungai bersama neneknya. Sang nenek sengaja mengajak cucunya mandi di sungai karena memang belum punya kamar mandi. Maka si nenek pun hanya menunggui cucunya di tepi sungai. Berkali-kali nenek memberi peringatan pada kedua cucunya untuk tidak semakin ke tengah karena dalam. Ternyata dua cucu tersebut malah mengejek neneknya.

Berasa aman, maka nenek meninggalkan kedua cucunya untuk meneruskan pekerjaan rumahnya. Karena lama tidak pulang-pulang, sang nenek berniat menjemput cucunya. Ternyata di sungai sepi, tidak ada siapa-siapa. Nenek mulai panik dan menanyakan kepada tetangga. Ternyata tetangga juga tidak ada yang tahu. Akhirnya warga menyusuri sungai. Maka ditemukanlah dua cucu tersebut menyangkut pada sebuah kayu  di sungai. Kondisi keduanya dalam keadaan tewas.

Ada juga pengalaman teman sesama wali murid pada waktu bungsuku masih duduk di bangku TK. Dia punya empat anak yang masih kecil-kecil. Menjelang sore, si ibu memasak di dapur. Ada yang aneh dengan anaknya yang nomor dua. Tiba-tiba si nomor 2 solat asyar dengan khusuknya. Dengan memakai sarung, komplit dengan kopyahnya dan menggelar sajadah. Usai sholat si nomor dua menciumi pipi ibunya di dapur. Kemudian pamit mau mandi dengan adiknya (anak ketiga). Tidak seperti biasanya. Si ibu heran melihat tingkah lakunya tetapi meneruskan pekerjaan dapur.

Lama tidak kelihatan, si ibu curiga dan tiba-tiba hatinya berdebar-debar. Segera si ibu pergi mencari anaknya. Anak pertama, kedua, dan ketiga. Sedang yang keempat masih dalam gendongan. Anak pertama berumur enam tahun, ke dua dengan umur lima tahun, dan ke tiga berumur tiga tahun. Tiba-tiba terdengar suara teriakan anak kedua memanggilnya. Si ibu mencari arah suara tapi tidak menemukan keberadaan sumber suara. 

Si ibu tanpa sadar langsung menuju sungai di dekat rumahnya, yaitu Sungai Brantas. Tidak ada tanda-tanda, si ibu terus berjalan tanpa tujuan. Hanya mengikuti kata hati. Sekitar empat ratus meter berjalan di tepi sungai, si ibu melihat sulungnya saja. Si sulung menangis sambil menunjuk ke tengah sungai. Ternyata di tengah sungai ada seorang yang menolong dan merangkul kedua anaknya. Sampai di tepi sungai ternyata anaknya sudah tidak bernyawa lagi.

Belum lagi masalah penculikan, kecelakaan, maupun hal-hal yang membahayakan lainnya. Akhirnya semua akibat keteledoran orang tua dalam mengawasi anak tinggal menyisakan penyesalan yang tak berujung.
Mari kita tingkatkan pengawasan terhadap buah hati. Jika memang karena situasi yang tidak memungkinkan untuk mengawasi, maka sebagai kewajiban orang tua adalah mencarikan tenaga kerja sebagai pengasuh. Pengasuh yang betul-betul siap menjaga anak sampai orang tua siap kembali  bersama anak-anaknya di rumah.

14 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...