Jangan
lepas anak balita bermain di luar pengawasan. Sangat membahayakan. Anak bisa
melantur ke mana-mana hingga jauh dari rumah. Jauh dari pengawasan orang
tuanya. Karena telah banyak kejadian yang membuat orang tua panik. Misalnya
sewaktu di mall, balita terlepas dari gandengan orang tua. Bisa terlepas dari
orang tua karena juga tidak sedikit orang tua yang lalai akan tugasnya untuk
mengawasi anaknya. Seorang ibu bisa berpaling perhatian terhadap buah hati
hanya karena diskon yang besar-besaran di swalayan. Sehingga sedikit demi
sedikit anak juga tertarik dengan suasana ramai hingga terlepas dari tangan
ibunya.
Seperti
halnya kejadian di Jombang dua hari lalu. Dua anak balita yang mandi di tepi
sungai bersama neneknya. Sang nenek sengaja mengajak cucunya mandi di sungai karena
memang belum punya kamar mandi. Maka si nenek pun hanya menunggui cucunya di
tepi sungai. Berkali-kali nenek memberi peringatan pada kedua cucunya untuk
tidak semakin ke tengah karena dalam. Ternyata dua cucu tersebut malah mengejek
neneknya.
Berasa
aman, maka nenek meninggalkan kedua cucunya untuk meneruskan pekerjaan
rumahnya. Karena lama tidak pulang-pulang, sang nenek berniat menjemput
cucunya. Ternyata di sungai sepi, tidak ada siapa-siapa. Nenek mulai panik dan
menanyakan kepada tetangga. Ternyata tetangga juga tidak ada yang tahu.
Akhirnya warga menyusuri sungai. Maka ditemukanlah dua cucu tersebut menyangkut
pada sebuah kayu di sungai. Kondisi
keduanya dalam keadaan tewas.
Ada
juga pengalaman teman sesama wali murid pada waktu bungsuku masih duduk di
bangku TK. Dia punya empat anak yang masih kecil-kecil. Menjelang sore, si ibu
memasak di dapur. Ada yang aneh dengan anaknya yang nomor dua. Tiba-tiba si
nomor 2 solat asyar dengan khusuknya. Dengan memakai sarung, komplit dengan
kopyahnya dan menggelar sajadah. Usai sholat si nomor dua menciumi pipi ibunya
di dapur. Kemudian pamit mau mandi dengan adiknya (anak ketiga). Tidak seperti
biasanya. Si ibu heran melihat tingkah lakunya tetapi meneruskan pekerjaan
dapur.
Lama
tidak kelihatan, si ibu curiga dan tiba-tiba hatinya berdebar-debar. Segera si
ibu pergi mencari anaknya. Anak pertama, kedua, dan ketiga. Sedang yang keempat
masih dalam gendongan. Anak pertama berumur enam tahun, ke dua dengan umur lima
tahun, dan ke tiga berumur tiga tahun. Tiba-tiba terdengar suara teriakan anak
kedua memanggilnya. Si ibu mencari arah suara tapi tidak menemukan keberadaan
sumber suara.
Si
ibu tanpa sadar langsung menuju sungai di dekat rumahnya, yaitu Sungai Brantas.
Tidak ada tanda-tanda, si ibu terus berjalan tanpa tujuan. Hanya mengikuti kata
hati. Sekitar empat ratus meter berjalan di tepi sungai, si ibu melihat
sulungnya saja. Si sulung menangis sambil menunjuk ke tengah sungai. Ternyata
di tengah sungai ada seorang yang menolong dan merangkul kedua anaknya. Sampai
di tepi sungai ternyata anaknya sudah tidak bernyawa lagi.
Belum
lagi masalah penculikan, kecelakaan, maupun hal-hal yang membahayakan lainnya.
Akhirnya semua akibat keteledoran orang tua dalam mengawasi anak tinggal
menyisakan penyesalan yang tak berujung.
Mari
kita tingkatkan pengawasan terhadap buah hati. Jika memang karena situasi yang
tidak memungkinkan untuk mengawasi, maka sebagai kewajiban orang tua adalah
mencarikan tenaga kerja sebagai pengasuh. Pengasuh yang betul-betul siap
menjaga anak sampai orang tua siap kembali
bersama anak-anaknya di rumah.
14 Maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar