Senin, 30 September 2013

Antologi Puisi Jawa Pos 4 (KEDUNG DARMA ROMANSHA)



KEDUNG DARMA ROMANSHA
Lahir di Indramayu 1984. Alumnus Sastra Indonesia, FPBS UNY. Bergiat di Sanggar Suto, Rumah Poetika, dan Saturday Acting Club (SAC). Karya-karyanya termuat di beberapa media massa dan antologi bersama. Novel pertamanya “Slindet” akan terbit dalam bentuk digital.
                                                                                (Jawa Pos, Minggu: 11 Desember 2011)



Tentang Kamar dan Hal-Hal Lain yang Mengantarkanku ke Rumahmu
 hampir dua kali lipat listrik membengkak bulan ini
kantongku bolong dan belum sempat menjahitnya
untung aku tak punya tv
meskipun kadang berita lebih dramatis
dari sinetron atau film hollywood.
Inilah dunia layar kaca
setiap orang raja
sebab kebenaran adalah asap rokok
yang mengendap jadi nikotin di jantung
menjadi dahak yang setiap pagi diludahkan.
peringatan-peringatan seperti dakwaan korupsi
lebih ringan dari maling ayam yang babak- belur dihakimi massa
beruntung aku bukan penggemar ayam
aku lebih suka ikan asin
dan sambal terasi bikinan emak
rasanya dunia cukup ada di rumah sendiri
tanpa akting dan basa-basi
                                    Jogja 2011


Bukan Ibrahim
 tuhan-tuhan merambat
saling bunuh dan berebut tempat
di kepalaku.

orang-orang sibuk bergosip sambil mencari kutu
saling menuding borok di kepalanya yang botak.

aku mulai sangsi
pada diri sendiri
ketika aku gagal
membunuh tuhan-tuhan di kepalaku
yang cerewet dan suka memukul itu.

sebaiknya aku
tidak berlama-lama
di depan kaca.
dan ada baiknya
menjadi pelupa.
                        Jogja, 2011


Tak Ada yang Kebetulan
 selalu ada yang datang dalam sunyi
tentang arloji
dan lapar yang mengamuk di perutku
yang sewaktu-waktu menipu
dan mengucapkan sesuatu
yang belum kucatat
tentang alamat
dan nama jalan
atau seseorang yang aku lupa namanya.

lalu kuhapus segala yang buruk
tentang rasa takut
yang membuatku terbangun dari tidur.
berjanji pada diri sendiri
kembali mencatat nama-nama jalan
alamat-alamat yang pernah kulupakan
dan sesuatu yang tak kutahu namanya.
                        Jogja, 2011

Kenanglah
 terkadang kita bimbang
bahwa hari ini hujan
atau bau kemarau yang kering
di dada kita.

maka kenanglah perjumpaan ini
sebagai perjumpaan lain
ketika jalan-jalan mulai ramai.
di hatimu-hatiku
yang tenggelam di sungai waktu.
                        Sanggar Suto, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...