WIDIANTIWIDIANTI
Lahir
di Malang pada 1985. Hobi traveling mengantarkannya menghabiskan waktu 2 tahun
di Jerman sebagai pekerja sosial dan sepuluh bulan di Austria sebagai nanny.
Bergiat di Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis Universitas Negeri Malang (UKMP UM)
dan di Teater Pelangi Universitas Negeri Malang. Beberapa kali menerbitkan
kumpulan puisi secara indie bersama UKMP UM.
Jawa Pos, 26 Februari 2012
kusebut namanya dalam tasbihku
bukannya
aku ini berselingkuh
menduakan
tuhan
tapi
sungguh aku tak pernah tahu
dzikirku
masih saja namanya
bukan
nama-Nya
bukannya
aku ini berniat
menjadi seorang
pendosa
tapi kutak kuasa
berpaling
karena dia adalah
pemenuh cintaku
tapi tak bisa
kupungkiri
Dia pasti sangat
mengasihiku
meski aku sering
berpaling
pada dia yang lain
subuh ini pun,
dzikirku masih seperti
sebelumnya
astaghfirullah…
subhanallahku terganti namanya.
November
2002
SETIP
………
aku menghapus
setiap jengkal memori
tentangmu
yang mengendap
lama
dalam dalamnya
harap.
aku menghapus
setiap aksara
yang mengukir
silhuet tubuhmu.
aku menghapus
segala nadimu
yang menjadi darahku.
aku menghapus
berserakannya
daundaun kala
musim gugur
dari pelataran
hidupmu.
aku menghapus
suaramu dari
setiap getaran
dalam dadaku….
aku menghapus…
aku menghapu…
aku menghap…
aku mengha…
aku mengh…
aku meng…
aku men…
aku me…
aku m…
……..
……..
……..
ah, kau curi
penghapusku!
Lohr am main, winter 07/08
KEPADA
HARI 2
… selendang yang
kutinggal padamu tempo hari itu,
bukan hanya jalan
menuju jiwa yang sunyi.
namun juga
petunjuk bahwa rumputku memang tumbuh di pelataran hidupmu,
sebagai ruh yang
tak menyamar.
kukira, engkau
paham,
mengapa selendang
itu kutinggal
menjelma puisi…
wetzlar,
13.06.09
KEPADA
HARI 3
beberapa hari ini
telah kujahitkan kemejamu yang koyak itu.
di sakunya
kutemukan seikat bunga abadi.
warnanya ikhlas.
namun kau tak jua
datang mengambil kemejamu dan mempertanyakan
apakah bunga itu
masih segar atau masih layu.
maka kugantungkan
saja kemejamu di teras,
biar bunganya kena
angin ……..
Frankfurt am main,
24.06.09
LELAKI
PEMUJA LANGIT
senja merah
beradu oranye
menanggung sukma
langit tak utuh
tercuri makna
dalamnya kalam dan
harap
langit mengadu
pada lelaki
pada kekaguman
yang bersari
lelaki dan hati
lelaki berhias
langit
ciamis, 26.09.09
LELAKI
PEMUJA LANGIT 2
langit mendung
tertahan kabut
jingga merahnya
kalut
tersudut kukut
ternyata dia bukan
jawaban
atas pinta langit
tempo hari
hati siasia
langitnya
beringsut
langit menagih
langit berkawan
lelaki
lelaki pemuja
langit …
panderman, 04.10.09
Halo Mbak, salam kenal. Tadi saya iseng2 gugling nama Pena saya (widiantiwidianti), dan mendarat di blog nya Mbak ini. terimakasih ya mbak sudha mengapresiasi sajak2 saya. :-)
BalasHapussalam,
widiantiwidianti