Sabtu, 17 Mei 2014

Peran Remaja Islam sebagai Pelopor Penangkal Budaya Negatif



رَشَدًا أَمْرِنَا مِنْ لَنَا وَهَيِّئْ رَحْمَةً لَدُنْكَ مِنْ آتِنَا رَبَّنَا فَقَالُوا الْكَهْفِ إِلَى الْفِتْيَةُ أَوَى إِذْ
 Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).”
Yang dimaksud para pemuda dalam surat tersebut adalah Ashabul kahfi. Yaitu  sebutan bagi sekelompok pemuda di zaman dahulu yang dengan tegas dan gagah berani dalam menentang kesewenang-wenangan penguasa terutama dalam penolakan mereka terhadap pemusrikan yang dilakukan oleh raja mereka. Hingga akhirnya mereka bersembunyi di gua, yaitu di kaki gunung Kahfi. Hal ini menunjukkan bagaimana tegarnya, bagaimana kuatnya iman sekelompok pemuda tersebut.
Problematika remaja saat ini sangatlah kompleks. Dalam kondisi sedang labil, remaja banyak mengikuti tren-tren impor. Remaja banyak mengidolakan tokoh-tokoh luar negeri. Demikian juga masalah pergaulan maupun bermode, lebih suka berkiblat pada aris-artis luar negeri. Misalnya Korea. Di situ banyak tumbuh artis berkulit putih, berbusana you can see, dengan rambut warna-warninya. Padahal kita sebenarnya tahu bahwa cara dan gaya mereka dalam berpenampilan adalah tidak patut ditiru. Sangat tidak islami. Tapi kenapa banyak remaja yang malu untuk menghindar dari budaya modern ini?
Kita adalah remaja muslim Indonesia. Yang punya kepribadian, yang punya keimanan, sebagaimana yang telah ditanamkan orang tua sejak kita masih kecil. Demikian juga masalah kemandirian, para pemuda sekarang cenderung manja. Kurang berani dalam menentang budaya-budaya luar yang penuh mudlarat. Sebagaimana yang Ashabul Kahfi lakukan. Jika Ashabul berani menolak kemusrikan, kenapa remaja saat ini justru malah mengikuti tren kemusrikan tersebut?
Untuk menghindari hal-hal yang bersifat negatif, sebenarnya kita telah punya penangkalnya. Yakni berpegang teguh pada agama. Kita banyak belajar dari guru maupun alim ulama, tentang berbagai ajaran yang benar. Sehingga kita bisa  menerapkan ajaran Islam tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Yang selalu menitikberatkan pada gerakan moral, intelektual, dan ilmu pengetahuan, serta pembinaan kesadaran beragama. Inilah landasan hidup beretika dalam bermasyarakat. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Rosulullah beserta para sahabatnya yang mampu merubah sisi negatif perkembangan masyarakat pada masa itu menjadi lebih modern yang islami. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahzab : 21.
كَثيراً اللهَ كَرَ ذَوَ الْآخِرَ الْيَوْمَ وَ اللهَ يَرْجُوا كانَ لِمَنْ حَسَنَةٌ أُسْوَةٌ اللهِ رَسُولِ في‏ لَكُمْ كانَ لَقَدْ
Artinya: Sesungguhnya di dalam diri Rosulullah itu terdapat teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Nabi Muhammad saw lah trenseter yang sebenarnya harus kita anut. Karena beliau telah membawa peradapan zaman jahiliah menjadi zaman kemodernan yang islami pada saat itu. Dengan mencontoh keberanian Ashabul Kahfi maupun rosulullah, maka kita sebagai remaja islam akan menjadi pelopor penangkal budaya negatif.
Dari apa yang telah teruraikan di atas, bisa ditarik suatu simpulan bahwa kita hidup di era modern yang tak lepas dari pengaruh-pengaruh budaya luar negeri. Untuk menangkal budaya-budaya yang tidak islami tersebut, kita banyak mendalami agama. Karena agama merupakan tameng dalam memfilter budaya asing. Terutama dalam keberanian menolak ajaran maupun budaya yang tidak islami. Sebagaimana yang rosulullah dan Ashabul Kahfi contohkan.
Kita semua tentu berharap bahwa sebagai generasi penerus bangsa, sebaiknya kita mempunyai prinsip layaknya yang dimiliki oleh Ashabul Kahfi. Yang berani mengatakan yang hak adalah hak dan yang batil adalah batil, tanpa melupakan etika dan tata krama di hadapan penguasa.  
 Apabila remaja muslim bisa menerapkan hal itu, maka insya Allah negara Indonesia kelak akan menjadi negara yang adil dan makmur. Tidak ada korupsi, tidak ada penyelewengan-penyelewengan kekuasaan, dan lain-lain.
 Karena itu marilah kita perbanyak dzikir dan ibadah lainnya sejak sekarang. Apalagi apabila kita sedang mendapat sebuah permasalahan yang tidak mendapatkan jalan keluar, sebab dengan berdzikir akan mendatangkan ketenangan jiwa kita. Insya Allah.


(Disampaikan oleh Sofi kelas VII MTs. Arrahmah, dalam rangka MSQ atau Musabaqoh Syarhil Qur’an, bersama qori’: Alvin, dan penerjemah: Ikrima Salisa. Mendapatkan juara 2)
17 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...