Rabu, 17 Desember 2014

Antologi PuJa XXXIV --- ULFATIN C.H. ---



Lahir di Pati, 31 Oktober 1966. Karya puisinya menyebar di berbagai media. Juga dibukukan dalam antologi tunggal. Kini tinggal di Jogjakarta. Email: ulfatin_ch@yahoo.com
                                                                                                Jawa Pos, 11 November 2012
 Jangkar dan Kapal
Seperti jangkar dan kapal
aku tak pernah lepas bertautan
hanya keadaanlah membawaku
menunggu
menunggu muatan
dan berlayar
Entah, berapa lama. Ketika engkau pergi dan
aku menanti
                        2011

Kepada N
Di sungai ini, aku ingin mengalir dengan sajakmu
dan berakhir di muara waktu
Di sungai ini, aku ingin menjadi batu yang tenggelam
di dasar hatimu, tumbuh menjadi mawar jiwamu
Aku ingin bersemayam tanpa surat-surat
tanpa alamat di lubuk cintamu
                        2012

Jarak Menunggu
Dan kubawa engkau ke tepi sajak
kupikir bulan akan lunak
Tapi malam-malam yang kauinginkan tak sekedar jarak
tak sebatas arak

Di batas Kota
di jalan yang dulu kita lewati bersama
bunga telah mati
entah di mana pemakamannya
Sedang kita selalu menanti jejak
menunggu jarak itu kembali
2012

Menanam Rindu
Di sini tempat kita
menanam rindu
Di tepi sungai dengan batu kecil dan arusnya kecil
pohon-pohon melambai menyimpan jejak
Jalan setapak berliku menanjak
jangan ditinggalkan
Jauh dari pemandangan
sebelum perjalanan mengalun gamelan lama
Tapak-tapak mungil perlahan meniti jarak
meniti harap
sampailah rindu pada kenangan
2012

Yang Rindu Itu Waktu
Yang rindu itu waktu
berjalan tak henti menempuh hari
Dari detik ke menit merayap seperti ular
turun dari barak menyusur sungai kecil
arus kecil, jalan kecil di samping rumah
jalan menyelinap paling mudah
untuk berdusta saat remaja dulu
ketika kita akan pergi tanpa restu
Kau tahu, ibu masih menunggu
menunggu waktu menunggu jam itu
memutar detiknya hingga angka Satu
                        2012

Hujan Menetes
Hujan seperti apa yang kaukatakan rindu
sedang tetesnya selalu hilang
entah. Ia tak mengalir ke sungai-sungai
yang mengantar alamat dan surat-surat
Hujan hanya menetes di musimnya
dan berganti di musim lainnya
                        2012

Akhir Berjalan
Begini saja, biarkan rajawali tegak berdiri
sementara kau terus berjaga
siang dan malam
Begini saja, hidup berjalan, angin berjalan
musim berjalan, kalender berjalan, hari berjalan
toh sampai juga akhirnya
tujuan
                        2012

Jalan Fana
Kita sudah tersesat di jalan ini
marilah pulang anakku
sepanjang malam gelisah
Kita tersekat dalam rumah kosong
yang sunyi
tak ada kalender
dan lilin untuk menyalakan api

Kita sudah tersesat
di hamparan padang sabana
yang cuma fatamorgana
Kita yang selalu menginginkan yang retak
dan fana itu abadi
2012

Kata Hujan
Tes tes tes
kata hujan mencintai kamu
Di bibir payung yang terbuka, di atas aspal yang dingin
ia mencoba memungut rindu
yang terlanjur beku
2012

Kata Angin
Siuuut,
kata angin mencintai kamu
Di udara dalam sekapan layang-layang, di bawah daun
ketika akan turun
sedetik sebelum ia jatuh dan menembus malam
ah!
2012

Pada Alamat
Kita sering lupa menutup pintu
ketika pintu lain sudah terbuka
Kita sering lupa mengeja nama-nama bunga
yang setiap hari kita siram agar ia terus berbunga
Kita sering lupa teman-teman lama
baju-baju yang lama sepatu yang lama
bahkan pada ibu kita
Kita sering lupa mencatat alamat
yang mungkin suatu saat kita bertempat
tanpa menggoreskan luka
2012

Sajak 1
kubaca juga surat-surat itu
kubaca jejak yang berserak dalam sajak
Alamat yang kautulis dalam bahasa baqa
hilang ditelan lahar
begitu juga kehadiran yang menepi
di ujung temali
Sedang kau pergi tak kembali
2012

Sajak 2
Telah kaupetik bunga yang tumbuh
sampai tak bersisa
Di jalan setapak di sungai yang riuh
selalu kudengar gema rindu menggelepar
tak tertampung air mata
tak tertampung muara
2012

Sajak 3
Kutunggu kau di tepi sajak
di bait pertama saat rindu menggema

Hujan tak kan lama pergi
deras aromanya masih tercium di sini

Dan beribu-ribu kata tersekat
tak tersampai jarak
mengelana rimba dukana
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...