Belum
wisuda! Tepatnya “belum selesai” dengan segala urusan. Karena ujian akhir baru
diselesaikan. Berikut revisi-revisi sampai pada penjilidan tugas akhirnya.
Namun anakku, Aza atau Hamzah Nur Ali Nurdin telah mendapat
panggilan kerja kemarin. Dengan menjalani tes kerja sampai beberapa tahap.
Padahal kata anakku wisuda baru dilaksanakan tanggal 19 September 2015.
Dengan
banyak menyita waktu mulai pagi hingga malam, anakku menempuh program D3,
Jurusan Perbaikan Mesin di Poltek Kediri. Dia berjuang keras menjalaninya.
Kebetulan dia aktifvis, sampai-sampai aku tak bisa memanfaatkan tenaganya untuk
urusan rumah. Tak apalah .
Tidak
jarang teman-temannya berkumpul di rumah hingga harus menginap beberapa hari.
Tak sekedar 5 atau tujuh orang, namun banyak… Mereka mengerjakan tugas pribadi
maupun tugas “himpunan”
Jika
berkumpul, kadang tak ada suara sama sekali, ini menandakan bahwa mereka sedang
serius dengan tugas masing-masing atau sedang tidur. Namun jika telah santai
kelakar mereka sampai terdengar tetangga. Apalagi jika memutar lagu dengan
suara keras. Hingga orang-orang yang lewat depan rumah pasti heran. Banyak
motor anak-anak muda di halaman seperti sedang punya hajat.
Namun
hari ini rumahku kembali sepi. Anakku telah berangkat bekerja ke Pasuruan.
Tepatnya Hari Kamis, tanggal 27 Agustus 2015. Perusahaan yang memanggil adalah
Mayora. Dia seorang diri, karena 2 temannya yang lolos seleksi di Mayora belum
mendapat panggilan. Ini tidak lepas atas bimbingan dosennya, yaitu Pak Putut. Demikian
anakku selalu memanggil beliau. Tujuan utama juga rumah keluarga Pak Putut.
Padahal sebagai orang tua, aku belum pernah bertemu apalagi kenal dengan
beliau.
Inilah
yang membedakan dengan kuliahku pada zaman dahulu. Di IKIP Jogjakarta dulu aku
bisa santai dalam mengatur waktu. Namun anakku seakan kekurangan waktu. Karena
di Poltek memang banyak praktik. Inilah tujuan utamanya, yaitu mencetak lulusan
yang siap kerja. Bahkan hari Sabtu yang seharusnya libur pun dimanfaatkan untuk
berbagai kegiatan. Dan hukumnya WAJIB.
Peraturan
juga demikian ketat. Jika ada yang melanggar harus kena sanksi. Hal ini
mengingatkanku ketika beberapa kali ada
mahasiswa yang menginap di rumahku. Menurut keterangan anakku, ternyata
mahasiswa tersebut adalah “terhukum” karena melanggar sesuatu. Lucu juga
sih… rumahku sebagai tempat hukuman
mahasiswa. Karena anakku memang sebagai ketua himpunan jurusan. Sehingga ikut
membantu meringankan tugas dosennya.
Semua
sudah berlalu, anakku telah ada di kota lain. Masih adakah kemungkinan
teman-teman anakku berkumpul di rumahku lagi? Meski saat menulis ini, seorang
temannya (Alfian) datang untuk mengambil berkas-berkas anakku buat persiapan
wisuda.
Apapun
hasilnya, aku bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kemudahan anakku
menjalani kuliah hingga mendapat pekerjaan ini. Juga rasa terima kasihku pada
Poltek Kediri yang telah menggembleng anakku hingga mendapat pekerjaan. Semoga
dia menjadi anak sholeh yang bermanfaat untuk semua orang. Juga menjadi pekerja
yang baik di mana dia bekerja.
LNR, 27 Agustus 2015
Wahhh selamat yaa, semoga sukses di manapun :D
BalasHapusTerima kasih. sudah mampir...
BalasHapus