Selasa, 05 Februari 2013

Waspada! Anak sebagai Korban atau Pelaku Bullying




            Anak adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dititipkan kepada pasangan suami-istri. Untuk itu orang tua tidak akan menyia-nyiakan kesempatan mendapat amanah dari Tuhan ini. Orang tua pasti akan menjaga dan melindungi buah hati dengan segala kemampuannya. Pun seputar pendidikannya akan menjadi tanggung jawab orang tua. Karena anak dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih. Bagaimana kebersihan jiwa dan raga setelah dewasa juga masih tetap menjadi tanggung jawab orang tua.
            Perlindungan anak selepas dari rumah masih harus terpantau. Baik di lingkungan masyarakat tetangga maupun lingkungan sekolah. Banyak kejadian yang tak diinginkan tiba-tiba saja menimpa pada anak-anak selama berada di luar rumah. Karena pergaulan di luar rumah sangat kompleks dengan berbagai latar belakang anak.
            Di luar rumah, banyak pembentukan kelompok-kelompok kecil sejak anak-anak usia TK. Mereka saling mendekat dengan kawan yang bisa memahami dan melayani apa maunya si anak. Sedangkan teman yang dianggap tak bisa memahaminya, akan dijauhi karena merasa tidak sehati. Di sini mulai terjadi kenakalan-kenakalan. Berebut, bertengkar, mencubit, menjambak, sampai menangis.
            Jika anak mempunyai keberanian, pasti akan melawan. Tetapi jika anak hanya bernyali kecil tentu akan merasa takut. Bahkan menangis pun kadang juga tidak ada keberanian. Pernah penulis melihat sendiri kejadian di TK tempat buah hati bersekolah. Seorang anak yang orang tuanya berprofesi sebagai seorang “Angkatan” berkata-kata pada lawannya bahwa dia punya pistol, kalau ada teman yang melawan dia pasti akan ditembak bapaknya. Hampir tiap hari pertengkaran demi pertengkaran anak tersebut dilakukan.
            Anak yang merasa punya power pasti akan senang melihat temannya lemah. Hal ini akan dimanfaatkan untuk menggoda, mengejek, sampai mengajaknya untuk berkelahi. Jika tidak ada pengarahan yang cukup pada anak yang “nakal”, hal ini akan dibawanya sampai remaja bahkan dewasa. Kenakalan yang terpupuk akan merembet pada teman-temannya hingga membentuk geng. Geng baru ini akan menjadi “hantu” bagi anak-anak yang bernyali kecil.
            Fakta bisa dilihat bahwa banyak terjadi pemalakan, penghinaan, kekerasan fisik, dan lain-lain di sekolah. Geng anak nakal akan merasa puas jika teman-temannya menjadi korban. Terutama mereka mencari sasaran anak orang kaya tetapi penakut. Mereka bisa bullying, menakut-nakuti untuk minta uang. Mereka mengancam jika korban melapor pada guru atau orang tua.
            Sebagai orang tua tentu tidak ada yang menginginkan anaknya menjadi korban bullying. Bullying adalah suatu gertakan yang dilakukan oleh orang lain. Sebagaimana ungkapan di atas bahwa beberapa anak yang terlibat dalam geng memang suka bullying atau menggertak dengan maksud memperoleh kepuasan. Anak yang bernyali kecil tentu akan didera rasa takut yang berlebihan.
Pada dasarnya berbagai masalah anak telah muncul secara langsung ataupun tidak langsung. Misalnya permasalahan semenjak anak bangun tidur telah terbawa masalah dengan pemaksaan bangun.  Dilanjutkan pemaksaan makan pagi bagi yang sulit makan. Berangkat sekolah ogah-ogahan karena punya teman yang suka mengancam (bullying). Belum lagi menghadapi guru yang mungkin galak karena bidang studi tertentu yang dirasa sulit. Sehingga perlakuan kasar guru juga memperburuk keadaan. Maka kecemasan anak akan menjadi-jadi.
Setidaknya para orang tua membekali diri pada setiap anak untuk bisa bertindak minimal melindungi diri sendiri. Membangun rasa percaya diri pada anak. Melatih berani untuk mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan nuraninya juga minimal menghindar dari hal-hal yang mmengancam keselamatannya.
Dukungan kepercayaan diri kepada anak yang bernyali kecil tersebut memang sangat penting. Apalagi jika anak hidup dalam berbagai lingkungan. Misalnya lingkungan tetangga, lingkungan sekolah, lingkungan les, maupun lingkungan keluarga.
Namun yang perlu orang tua pikirkan lagi adalah jika anak ternyata bukan korban bullying tetapi justru pelaku bullying. Hal ini tentu saja juga akan menjadi permasalahan yang juga menjadi prioritas. Anak yang berperilaku keras telah tampak bagaimana kesehariannya selama di rumah. Jika ada orang tua yang tidak mengetahui perkembangan anaknya selama di rumah berarti memang orang tua tersebut sangat sibuk. Dengan berbagai kesibukannya orang tua menyerahkan pengasuhan anak kepada asisten. Kejadian ini membuat setiap orang tua bisa introspeksi diri apakah tugas atau amanah yang diberikan Tuhan telah dilaksanakan dengan baik atau belum. Jika belum memang sebaiknya orang tua membuat perubahan pola hidup dengan berbagi antara suami dan istri untuk lebih mengintensifkan pengasuhan anak.
Dengan kedekatan hubungan anak dengan orang tua maka akan membentuk kepercayaan diri pada anak. Anak yang merasa selalu dalam pengawasan dan perlindungan orang tua. Anak yang selalu mendapat bimbingan dalam bertuhan. Karena dengan pendekatan diri pada Tuhan, akan membuat semua orang takut untuk menjalankan hal-hal yang buruk.
Dengan demikian, baik anak sebagai korban atau pelaku bullying orang tua tetap mempunyai kewajiban untuk segera mengatasinya. Sebelum hal tersebut berlarut-larut sampai anak menjadi dewasa.
                                                                                                            5 Februari 2013

4 komentar:

  1. tulisan yang bagus...........sangat bermanfaat........salam kenal......

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduhh lama baru buka kembali. Terima kasih atas atensinya. Salam kenal kembali, senang bisa komunikasi lewat blogger ini.

      Hapus
  2. :( aku sedih kalau ada anak yang kena bullying dan sebel sama yang suka ngebully.
    Tapi ya gak bisa dipungkiri yang ngebully itu juga produk manusia dewasa.

    Ma kasih sharignya Mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mak. Sama-sama, barangkali tulisan ini bisa menjadikan kewaspadaan untuk kita semua.

      Hapus

Ada Apa Hujan? (Contoh teks 100 kata)

Konten             : Teks Informasi Konteks           : Sosial   Ada Apa Hujan? Musim hujan telah tiba. Terkadang di suatu daerah hu...