KEDUNG
DARMA ROMANSHA
Lahir di Indramayu 1984. Alumnus
Sastra Indonesia, FPBS UNY. Bergiat di Sanggar Suto, Rumah Poetika, dan
Saturday Acting Club (SAC). Karya-karyanya termuat di beberapa media massa dan
antologi bersama. Novel pertamanya “Slindet” akan terbit dalam bentuk digital.
(Jawa Pos, Minggu: 11 Desember 2011)
Tentang
Kamar dan Hal-Hal Lain yang Mengantarkanku ke Rumahmu
hampir dua kali lipat listrik
membengkak bulan ini
kantongku bolong dan belum sempat
menjahitnya
untung aku tak punya tv
meskipun kadang berita lebih
dramatis
dari sinetron atau film
hollywood.
Inilah dunia layar kaca
setiap orang raja
sebab kebenaran adalah asap rokok
yang mengendap jadi nikotin di
jantung
menjadi dahak yang setiap pagi
diludahkan.
peringatan-peringatan seperti
dakwaan korupsi
lebih ringan dari maling ayam
yang babak- belur dihakimi massa
beruntung aku bukan penggemar
ayam
aku lebih suka ikan asin
dan sambal terasi bikinan emak
rasanya dunia cukup ada di rumah
sendiri
tanpa akting dan basa-basi
Jogja 2011
Bukan
Ibrahim
tuhan-tuhan merambat
saling bunuh dan berebut tempat
di kepalaku.
orang-orang sibuk bergosip sambil
mencari kutu
saling menuding borok di
kepalanya yang botak.
aku mulai sangsi
pada diri sendiri
ketika aku gagal
membunuh tuhan-tuhan di kepalaku
yang cerewet dan suka memukul
itu.
sebaiknya aku
tidak berlama-lama
di depan kaca.
dan ada baiknya
menjadi pelupa.
Jogja, 2011
Tak
Ada yang Kebetulan
selalu ada yang datang dalam
sunyi
tentang arloji
dan lapar yang mengamuk di
perutku
yang sewaktu-waktu menipu
dan mengucapkan sesuatu
yang belum kucatat
tentang alamat
dan nama jalan
atau seseorang yang aku lupa
namanya.
lalu kuhapus segala yang buruk
tentang rasa takut
yang membuatku terbangun dari
tidur.
berjanji pada diri sendiri
kembali mencatat nama-nama jalan
alamat-alamat yang pernah
kulupakan
dan sesuatu yang tak kutahu
namanya.
Jogja, 2011
Kenanglah
terkadang kita bimbang
bahwa hari ini hujan
atau bau kemarau yang kering
di dada kita.
maka kenanglah perjumpaan ini
sebagai perjumpaan lain
ketika jalan-jalan mulai ramai.
di hatimu-hatiku
yang tenggelam di sungai waktu.
Sanggar Suto, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar