KADER
PEMIMPIN BANGSA YANG BERJIWA PANCASILA DAN PRAMUKA
Sedih rasanya jika melihat
berita-berita di televisi tentang maraknya demonstrasi, tawuran antarpelajar,
tawuran antarkampung, perselisihan antarsuku, maupun pemberontak yang tergabung
dalam aksi teroris. tidak dapat terhitung lagi berapa jumlah kerugian yang
diakibatkannya. Tidak hanya harta benda, bahkan nyawa pun seakan boneka yang
bisa dibeli. Mereka hanya berpikir sesaat, mereka tidak berpikir apa keuntungan
perbuatan brutal seperti itu.
Salah satu
penyebabnya adalah masih banyaknya rakyat Indonesia yang masih primitif dan
kurangnya toleransi terhadap unsur antarbudaya. Mereka lupa akan Bhineka Tungal
Ika yang menjadi ikatan penyatu antarbudaya tersebut. Hal lain adalah dampak
demokratisasi yang tidak terkendali dan tidak didasari dengan pemahaman
nilai-nilai Pancasila. Sehingga memunculkan sikap individualistis yang sangat
jauh berbeda dengan nilai-nilai Pancasila. Sikap yang tidak lagi mementingkan
keseimbangan, kerjasama, saling menghormati, kesamaan, dan kesederajatan dalam
hubungan manusia dengan manusia.
Untuk itu perlu
adanya pengaktualisasian Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar pedoman pemersatu
bangsa. Aktualisasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar tersebut bisa diartikan
bahwa kita sebagai warga Negara Indonesia wajib memakai dan menerapkan
Pancasila dan UUD sebagai sikap atau penentu dalam pengambilan segala
keputusan. Sedangkan perkembangan zaman tidaklah menjadi penghalang karena Pancasila memang
diciptakan sebagai ideologi terbuka yang menerima perkembangan zaman tersebut.
Kita sebagai
anggota Pramuka harus terlibat dalam upaya mengangkat kembali dan menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pertama kali kita harus
mempertahankan eksistensi Pramuka. Karena perkembangan Gerakan Pramuka
memang mengalami pasang surut. Para remaja kurang merasakan pentingnya gerakan
Pramuka. Padahal di dalam wadah Pramuka ditanamkan pendidikan yang bernilai
Pancasila. Anggota Pramuka adalah kader handal dalam pembentukan kepribadian
kaum muda, tentu saja berjiwa Pancasila.
Gerakan Pramuka merupakan bagian pendidikan nasional yang
bertujuan untuk membina kaum remaja. Bersama instansi terkait Pramuka bisa menjadi
pelopor untuk mengangkat kembali nilai-nilai Pancasila melalui simulasi
pengamalannya. Dengan memanfaatkan potensi-potensi spiritual, sosial,
intelektual, dan fisik yang tangguh, diharapkan bisa memberikan teladan kepada
masyarakat bahwa kita:
1.
Selalu ingat kepada Allah di manapun berada. Yakin
bahwa segala perbuatan ada yang melihat dan mengembalikan segala keputusan
terakhir ada di tangan Allah.
2.
Memperbaiki hubungan sosial kemasyarakatan. Kita tidak
bisa hidup sendiri, karena pada dasarnya kita hidup saling membutuhkan dengan
orang lain. Dan tidak membeda-bedakan pertemanan.
3.
Bersatu untuk menciptakan kekuatan. Dengan memegang
teguh semboyan Bhineka unggal Ika, insya Allah tidak akan mudah tergoyahkan
oleh kekuatan lain yang hendak membuat Indonesia bercerai-berai.
4.
Sadar bahwa kita hidup dalam kepemimpinan. Tidak bisa
saling mengatur, karena negara telah
memberikan undang-undang. Setiap Negara dipimpin oleh Kepala Negara dan
dibantu oleh perwakilan-perwakilan rakyat. Sehingga segala aspirasi bisa ditampung
melalui perwakilan rakyat tersebut.
5.
Yakin bahwa kita ada dalam suatu pemerintahan yang
menjunjung tinggi nilai peradilan. Tidak ada pengkotak-kotakan masyarakat
karena masyarakat mempunyai hak yang sama.
Dengan demikian apabila kita sebagai Pramuka bisa meresapi
dan terbiasa mengamalkan Dasa darma Pramuka dan Pancasila, maka insya Allah
akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa. Pemimpin yang tidak hanya memikirkan
diri sendiri, suka korupsi, maupun melakukan penyelewengan-penyelewengan yang
merugikan rakyatnya.
Semoga ke depannya kita bisa menjadi generasi bangsa yang
siap menjadi pemimpin berjiwa Pancasila.
---
Dibawakan oleh
Fajar Nur Hakim, kelasVIII C MTs. Arrahmah. (Juara 1, pada lomba SANGGRAPALAWA SMA 3
Blitar 26-27 Januari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar