Lahir
di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan Akademi Uang dan Bank
Yogyakarta. Buku kumpulan puisi tunggalnya Melancholia (1979), Soltaire (1981), Malam Pertama
(1996)
Jawa
Pos, 20 Mei 2012
Masjid Negara Kuala Lumpur
hari
pun hampir pagi
ketika
sujudku selesai
lalu
mendoa gemetar
ayat-ayat
quran berkabar
ada
seberkas sinar fajar
jatuh
di lantai dingin
ada
desir angin di luar
menggigil
gelisah berdebar iman
Kwatrin Fatamorgana
kulihat
kubah masjid di sayup kejauhan
dalam
teduh rumpun bambu berkesiuran
di
sampingnya ada perigi jernih tak berdusta
aku
berlari ke sana namun tak sampai jua
Di Baitil Makdis
di
baitil makdis pada malam putih,
saat
Muhammad pun menyempurnakan salat
menggema
salam arwah para nabi
assalamualaikum,
wahai para sahabat
di
baitil makdis pada malam putih
saat
Muhammad pun menyempurnakan doa
bukankah
subuh akan segera tiba?
bergegas
jibril menggamit rasul ke langit
Kepada Nurdien H Kistanto
senja
pun menguning keemasan
jatuh
di tepian sungai bodri
pada
air coklat kehitaman
kauhanyutkan
biduk kertas ini
sebentar
lagi magrib pun tiba
angin
ladang berembus bagai nyanyi
perjalanan
kita dimulai dari sini
sebelum
terusir dari surga
Dosa Pertama
adam
pun masuk ke hutan belantara
sunyi
sepi tanpa wanita
Tuhan
pun mematahkan tulang rusuknya
kun
fayakun, menjelma menjadi hawa
akankah
penciptaan ini sia-sia?
nikmat
buah larangan hanya dosa
adam-hawa
pun terhempas ke bumi
terus
mengembara dan luka diri
adam-hawa
pun tersaruk-saruk di dunia
surga
ternyata telah menjadi masa silam
kelak
menetes darah di padang Kerbela
hasan-husein
pun kehilangan cinta
Kebun Raya Bogor
gerimis
riwis di kebun raya bogor
daun-daun
pun basah. Kita kesasar
masih
menyebut nama-nama pohon
tergagap
mencoba bercinta. (Awas ada Tuhan)
Catatan Masa Kecil
kupunguti
kenangan masa kanak
pada
petak-petak sawah menghijau
kuterbangkan
layang-layang putih perak
pada
pematang tanah basah itu
kupunguti
serpihan-serpihan masa lalu
timbul
tenggelam hanyut di sungai
kukenang
suara azanmu mendayu
kampung
halaman permai surgawi
kupunguti
keping-keping episode itu
dari
timbunan tahun-tahun kelabu
kukenang
selalu suara emas kasidahmu
aku
tak bisa tidur mengenangmu
Huruf-huruf Kitab Suci
huruf-huruf
kitab suciMu
Tuhanku,
mengapakah mengabur
tak
terbaca, tak tereja
oleh
sang penzina, sang pendosa?
aku
tak tahu, aku tak tahu
makna
kisah nuh dan musa
ternyata
hanya sunyi dan samar
hanya
kabut serta sia-sia
huruf-huruf
kitab suciMu
Tuhanku,
mengapakah mengabur?
tak
terbaca, tak tereja
oleh
sang penyair, sang raja kata?
Subuh
aku
pun tafakur dalam hening subuh
aku
pun bersimpuh di lantai dingin surau
aku
pun bersujud dalam hening fajar –
subhanallah,
subhanallah
aku
pun tafakur dalam hening subuh
aku
pun membaca ayat-ayat quran
aku
pun membaca as-syura, al-humazah
membaca
at-taubat, Allah, at-taubat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar